Roh memang penurut, tetapi DAGING LEMAH. Meme Firman Hari Ini (27 September 2022).
Setiap orang yang MENGETOK, baginya PINTU DIBUKAKAN. Meme Firman Hari Ini (26 September 2022).
HALELUYA! Meme Firman Hari Ini (25 September 2022).
Ia membuat segala sesuatu INDAH pada WAKTUNYA. Meme Firman Hari Ini (24 September 2022).
TUHAN Menjagai dengan DAMAI SEJAHTERA
Hampir semua orang merindukan sebuah kehidupan yang penuh damai sejahtera. Begitu pentingnya damai sejahtera sampai-sampai orang rela membayar dengan harga yang sangat mahal. Dengan harapan mendapatkan damai sejahtera, orang berkelana ke berbagai negara di dunia atau mengunjungi tempat-tempat wisata yang terkenal. Ada pula orang yang mengeluarkan uang miliaran rupiah demi membangun sebuah rumah super mewah, lengkap dengan fasilitasnya, dengan tujuan supaya hatinya merasakan damai sejahtera. Sahabat, sayangnya kalau kita amati kehidupan di sekeliling kita, semakin lama semakin banyak orang yang kehilangan damai sejahtera dalam hidupnya. Hidup yang berat dan keras menimbulkan tekanan bagi mereka. Ada banyak pula yang harus melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan panggilannya karena merasa tidak punya pilihan lain. Stres, depresi, berbagai kecemasan itu dengan cepat bisa merampas damai sejahtera dari hidup mereka. Hidup pun menjadi getir, senyuman hilang dari wajahnya, emosi cepat tersulut dan sebagainya. Seperti itukah yang Tuhan inginkan terjadi pada kita? Tidak. Tuhan ingin kita penuh dengan damai sejahtera yang membawa sukacita. Untuk itu, Tuhan menjagai dengan damai sejahtera bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Hari ini kita masih melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “TUHAN Menjagai dengan DAMAI SEJAHTERA”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 26:1-21 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, Tuhan akan selalu menjagai setiap orang yang teguh berpegang kepada-Nya, orang yang percaya kepada-Nya dengan damai sejahtera. Dalam beberapa pasal berikutnya, Yesaya kembali berkata “dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketenteraman.” (Yesaya 32:17). Ada korelasi antara kebenaran firman Tuhan dengan damai sejahtera, ketenangan dan ketentraman. Kita akan sulit hidup dengan perasaan stres, takut, atau cemas setiap saat. Tapi bagi orang percaya, bagi anak-anak-Nya yang selalu hidup dengan menggantungkan kepercayaan sepenuhnya di tangan Tuhan, ada damai sejahtera yang membawa ketenangan dan ketentraman. Ini adalah sesuatu yang tidak akan bisa kita beli dengan uang sebesar apapun, dan itu bukan berasal dari kondisi, melainkan dari Tuhan dan kebenaran Firman-Nya sendiri. Damai sejahtera sejati sesungguhnya hanya berasal dari Allah. Artinya, Tuhan sanggup mengaruniakan damai sejahtera dan ketenangan kepada siapapun yang teguh hatinya untuk bertumpu pada Tuhan. Itulah yang menjadi dasar untuk menerima damai sejahtera yang berasal dari Tuhan dan bukan tergantung dari keadaan yang kita alami saat ini di dunia (Yohanes 14:27 dan 2 Petrus 1:2). Pengenalan akan Allah dan Yesus akan membuat kita dilimpahi oleh kasih karunia dan damai sejahtera. Tuhan sudah menyediakan damai sejahtera dan ketenangan pikiran bagi kita, yang akan memampukan kita untuk menghadapi segala sesuatu tanpa kehilangan sukacita. Yang dibutuhkan adalah iman kita untuk percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati. Tidak ada janji Tuhan yang tidak Dia genapi. Memang akan selalu ada situasi sulit dalam hidup kita. Namun kita akan senantiasa tenang jika kita percaya pada Tuhan, karena Tuhan membekali kita dengan damai sejahtera yang memberi ketentraman dan ketenangan. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3 dan 12? Apa yang Sahabat pahami dari Yohanes 14:27 dan 2 Petrus 1:2? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tidak ada tempat bagi stres dan cemas karena Tuhan menjagai kita dengan damai sejahtera. (pg)
SERAKAH: Untukku dan Untukku
Sahabat, KESERAKAHAN adalah salah satu sifat yang bisa timbul dalam diri seseorang. Serakah bisa diartikan: Suatu hasrat yang berlebihan atau keinginan untuk memperoleh sebanyak-banyaknya. Serakah dapat nyata dalam cinta akan uang (materi). Karena serakah terhadap warisan seseorang bisa mengorbankan hubungan dengan saudara kandung sendiri. Keserakahan selalu menuntun seseorang kepada perilaku yang salah dan menyimpang dari kebenaran, yang semata-mata bertujuan untuk kepentingan diri sendiri. Keserakahan ibarat penyakit yang mewabah. Dengan gampang orang menjarah milik orang lain, dengan mudah teman makan teman. Manusia sulit mengontrol hasrat untuk memiliki apa yang bukan haknya. Keinginan manusia yang tidak terbatas, menjadikan sifat rakusnya tak terkendali. Akibat keserakahan, tidak sedikit orang yang harus berhadapan dengan penegak hukum dan menghuni hotel prodeo. Ingatlah, serakah orientasinya untukku dan untukku. Pada hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “SERAKAH: Untukku dan Untukku.” Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 23:1-16 dengan penekanan pada ayat 4-5. Sahabat, dalam Amsal 23 Salomo mulai dengan gambaran tentang perjamuan dan hubungan seseorang dengan lingkungan istana atau para petinggi negara. Seseorang harus takut dan berhati-hati sebab perjamuan dengan raja bukan sekadar jamuan makan kenyang dan makan enak, melainkan untuk bercakap-cakap dan berdiskusi. Sikap terhadap raja dan apa isi pembicaraan dalam perjamuan itu menjadi latar belakang peringatan-peringatan melawan ambisi dan ketamakan akan kekayaan, serta kekuasaan dan kemewahan (ayat 4-5). Maka hati-hati jangan terlalu fokus pada makanan yang lezat dan menggiurkan yang tersaji di hadapan kita. Dalam jamuan itu, seseorang begitu mudah masuk ke dalam pencobaan dan terancam jatuh dalam dosa ketamakan, kemewahan, hawa nafsu daging, serta makan minum secara berlebihan. Jika pandangan mata senantiasa terarah pada kekayaan, maka kekayaan akan terbang lenyap. Saat itu seperti Haman yang tidak memikirkan hal lain selain kehormatan diri (Ester 5:12) dan menyenangkan langit mulutnya, maka jerat pun terpasang di kepalanya. Sahabat, jika kita tidak mau terjerat, ada dua hal perlu diperhatikan. Pertama, memperhatikan apa yang ada di depan kita (ayat 1b). Artinya, perlu kehati-hatian dalam melihat, memilih, dan memutuskan sesuatu, agar hal itu tidak membahayakan diri sendiri (ayat 6-8). Kedua, siapakah yang ada di depan kita (ayat 1-a dan 9). Artinya, perlu hikmat dalam berkata-kata, tetapi lamban mengucapnya untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman atau pun pertengkaran. Jadi, saat ada hidangan lezat terbentang di depan kita, hendaknya menahan diri seolah-olah ada pedang di leher kita (ayat 2-3). Karena godaan dari kemewahan dan ketamakan terasa lebih kuat dan berbahaya bagi orang yang tidak terbiasa dengan jamuan besar. Hati-hati dalam jamuan besar terdapat unsur ketidaktulusan dari orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi. Sahabat, pada dasarnya Tuhan tidak melarang seseorang memiliki kekayaan, dan juga tidak menganjurkan umat-Nya hidup miskin. Yang membahayakan adalah sikap serakah dalam memperoleh kekayaan. Orientasi hidup yang hanya ditujukan untuk memenuhi keinginan duniawi, itulah yang salah. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-3? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Keserakahan itu sama dengan penyembahan berhala dan mendatangkan murka Tuhan (Kolose 3:5-6). (pg)
A PLACE of SAFETY for the POOR and NEEDY
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (bahasa Belanda: Operatie Kraai) terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibu kota RI di Yogyakarta. Agresi militer tersebut menebar ketakutan bagi masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya. Akibatnya, mereka pun harus mencari tempat pengungsian. Sahabat, berita baik bagi kita semua: Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita, adalah tempat pengungsian bagi orang-orang lemah. Dia adalah tempat mengungsi bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam kekurangan dan kesesakan. Dia, Yesus Kristus, Mesias dan Juru Selamat manusia berdosa adalah tempat mengungsi semua orang berdosa yang percaya kepada-Nya. A place of safety for the poor and needy. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “A PLACE of SAFETY for the POOR and NEEDY”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 25:1-5 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, Yesaya menggambarkan Allah sebagai tempat pengungsian bagi orang lemah dan miskin. Dia melindungi umat-Nya dari angin ribut, panas terik, dan kesombongan amarah orang gagah (ayat 4). Allah menunjukkan kepedulian-Nya kepada orang-orang yang disingkirkan, baik oleh lingkungan sosialnya karena kemiskinannya maupun yang disingkirkan oleh agama. Allah yang setia telah mengerjakan rancangan-Nya yang ajaib sejak dahulu (ayat 1). Dia mengalahkan musuh-musuh bangsa pilihan-Nya. Dia membuat kota-kota yang kuat dan berkubu menjadi timbunan reruntuhan dan tidak akan dibangun lagi untuk selama-lamanya (ayat 2). Dia membuat bangsa yang kuat akan memuliakan-Nya dan bangsa-bangsa yang gagah akan takut kepada-Nya (ayat 3). Sahabat,kondisi kehidupan kita saat ini juga tidak mudah. Kita tampaknya belum bisa keluar dari krisis dan tekanan ekonomi yang sulit. Pengangguran yang terjadi, persaingan kerja, dan pasar bebas bisa menakutkan bagi kita. Hal itu menyebabkan semakin banyak orang terpinggirkan karena kemiskinan dan ketidakmampuannya dalam bersaing. Situasi ini kian diperparah dengan munculnya jenis penyakit baru yang mengkhawatirkan karena mematikan. Singkatnya, ancaman hidup di sekitar kita makin menakutkan. Lalu, ke mana dan kepada siapa kita berlindung? Allah, jawabannya. Dialah tempat pengungsian bagi orang yang lemah dan miskin. “You have been a place of safety for the poor and needy in times of trouble” (ayat 4 – CEV). Dialah tempat berteduh dan batu karang yang kuat sebagai sandaran jiwa. Kita tak akan jatuh, bahkan diberi-Nya perasaan aman dan kelegaan. Allah akan memberikan kekuatan yang baru sehingga kita mampu menjalani hidup. Hendaklah kita tidak takut karena kita ada di dalam Allah. Sahabat, oleh sebab itu, janganlah kita takut, manakala kita lemah. Janganlah kita khawatir, ketika kita miskin. Jangan pula kita gamang, ketika dalam kesesakan. Bersukacitalah! Bergembiralah! Sebab kita mempunyai tempat pengungsian yang aman dan nyaman. Tuhan adalah tempat pengungsian kita, ketika kita dalam kesusahan. Tuhan sangat mengenal pada orang-orang yang berlindung kepada-Nya (Nahum 1:7 dan 2 Samuel 22:33). Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini: Berkat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari Nahum 1:7 dan 2 Samuel 22:33? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan sangat mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Dialah yang menjadi tempat pengungsian kita yang kuat dan sempurna. (pg).
Pilihlah JENENG
Sahabat, sesungguhnya tidak ada orang yang bermimpi untuk hidup miskin. Jika bisa, tentu kita semua ingin hidup tanpa harus selalu mengencangkan ikat pinggang erat-erat. Kita bekerja banting tulang seharian bukan hanya ingin untuk hidup pas-pasan atau malah kekurangan. Semua orang ingin bisa menikmati hidup, dan cukup banyak orang yang percaya bahwa kenikmatan hidup itu berasal dari kekayaan. Uang dipercaya banyak orang bisa mendatangkan kebahagiaan. Karena pola pikir yang sudah mendarah daging seperti itulah, kemudian cukup banyak orang yang rela melakukan apapun agar bisa memperoleh uang lebih dari ala kadarnya. Sering tanpa disadari, harga diri dan nama baik atau kehormatan keluarga pun tidak lagi dipandang sebagai sebuah hal yang penting kalau sudah bicara soal uang. Betapa ironisnya ketika orangtua bersusah payah membesarkan anak-anaknya agar mampu hidup dengan baik di masyarakat dan berbakti kepada mereka, tetapi kemudian anak-anaknya malah melukai hati mereka dengan melakukan berbagai tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Bapak Pdt. Paulus Hartono, teman sepelayanan yang tinggal di Solo, menyampaikan nasihatnya dalam campuran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa: “Dapatkan JENENG (nama baik), maka JENANG (uang atau harta) akan mengikutinya.” Benar Pak Paulus, sesungguhnya NAMA BAIK itu lebih berharga daripada emas, intan, permata, dan istana. Nama baik merupakan warisan yang mulia dan berharga bagi anak cucu kita. Katena itu pilihlah JENENG. Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Pilihlah JENENG”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 22:1-6 dengan penekanan pada ayat 1. Sahabat, ayat 1 mengajarkan bahwa ada dua hal yang lebih penting dibanding harta dan kekayaan. Pertama: NAMA BAIK dan yang kedua: DIKASIHI ORANG. Reputasi bisa terbangun dengan baik bila kita melakukan kebaikan secara konsisten dengan tulus. Sedangkan kita memperoleh kasih bila kita telah menanam benih kasih kepada orang lain dalam jangka waktu yang panjang. Harta dan kekayaan mungkin memberi kita kenikmatan sementara, namun sekaligus godaan lebih besar untuk berdosa. Sebaliknya, membangun reputasi mendatangkan rasa hormat. Dikasihi orang membuat kita berbahagia. Sesungguhnya sekaya bagaimana pun seseorang, namun jika ia dibenci orang, semuanya tidak akan berarti. Bukan saja diri si pelaku korupsi yang akan susah, tetapi keluarga dan orangtuanya pun akan terkena dampak pula dari perilaku mereka. Banyak orang lupa menjaga nama baik demi mengejar harta, dan pada akhirnya penyesalanlah yang mereka dapati. Betapa mereka telah mempermalukan keluarga, mencoreng dan mencemarkan nama baik keluarga yang mereka sandang. Sahabat, bekerja dan berusahalah dengan jujur, lakukan semuanya dengan sebaik-baiknya seperti untuk Tuhan. Muliakan Tuhan dengan segala yang kita lakukan, teruslah berbuat baik dan tolonglah orang-orang yang kesusahan semampu kita. Tuhan sanggup melimpahkan semuanya tanpa kita harus menggadaikan kehormatan, nama baik keluarga atau malah mengorbankan keselamatan kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 6? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kehormatan dan kasih sayang adalah harta yang jauh lebih berharga daripada kekayaan materi fana. (pg).
BUMI DIHANCURKAN
Sahabat, Yesaya 24 berkisah di zaman Pra Pembuangan. Dalam dunia perdagangan di Yehuda muncul orang-orang kaya yang berkolusi dengan para penguasa sehingga menimbulkan gejolak-gejolak sosial dan kemerosotan moral, munculnya jurang pemisah antara kaya dan miskin, keadilan dan kebenaran dilecehkan dan dijungkir balikkan. Lebih parah lagi Yehuda tidak mengandalkan kekuatan dan pertolongannya kepada Tuhan, melainkan pada bangsa Asyur. Bangsa Asyur ini yang nantinya dipakai Tuhan untuk menghukum Yehuda karena kejahatannya dan kemurtadannya. Namun juga, oleh karena kesombongan bangsa Asyur sendiri, bangsa Asyur tak luput dari hukuman Tuhan. Yesaya telah menerangkan pada pasal pasal 13-23 bahwa dosa sudah mengakar di antara bangsa-bangsa, termasuk Yehuda dan Israel (Utara) yang seharusnya menjadi terang bagi dunia ini. Maka pada pasal 24-27 Tuhan menyatakan akan membuat perubahan besar dengan mengembalikan kerajaan Israel ke keadaan semula. Pasal 24-27 berisi nubuat tentang akhir zaman. Khusus untuk pasal 24 diberi judul: Bumi dihancurkan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “BUMI DIHANCURKAN”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 24:1-23. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini Yesaya bernubuat tentang kehancuran seluruh isi bumi. Jika hal itu terjadi, semua orang akan bernasib sama (ayat 1-2). Tidak ada satu pun dari umat manusia yang bisa menghindarinya. Itulah hukuman Allah kepada manusia yang melanggar ketetapan-Nya. Dalam situasi seperti itu, air anggur tidak menggirangkan lagi (ayat 7). Semua orang akan mengeluh karena suasana mencekam. Arak menjadi pahit dan rumah-rumah tidak dapat dimasuki lagi (ayat 9-10). Banyak orang menjerit, sukacita dan kegirangan hilang tak bersisa. Bumi akan hancur luluh (ayat 19), bergoncang terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Dosa pemberontakannya akan menimpanya dengan sangat hebat. Dia akan rebah dan tidak akan bangkit lagi. Allah akan menghukum langit dan raja-raja. Mereka dikumpulkan seperti tanaman dimasukkan ke liang. Bulan purnama tersipu dan matahari akan malu melihat keadaan bumi dan penduduknya. Sahabat, kengerian hari kiamat hendaklah membawa kita pada pertobatan. Dia yang memerintah alam semesta akan menunjukkan kemuliaan-Nya. Keadilan-Nya menyelamatkan orang yang hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ya bumi akan dihancurkan, namun kita tidak perlu takut. Saat kita hidup di jalan Allah, berjalan bersama Dia dalam kehendak-Nya, maka dalam lembah kekelaman sekalipun, tidak ada bahaya. Sahabat, hari kiamat adalah hari Allah menghakimi manusia. Semua akan diadili menurut perbuatannya masing-masing. Orang-orang yang percaya kepada Kristus akan diselamatkan. Mereka akan mengenakan pakaian putih sebagai tanda telah dikuduskan. Nama mereka tercatat dalam buku kehidupan dan mereka mengenakan mahkota kehidupan. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Berusahalah terus untuk menjadi umat Tuhan yang setia, patuh dan taat kepada-Nya. Menjaga apa yang baik yang Tuhan cipta bagi kita. (pg).