BERSYAFAAT bagi SANG PENGUASA

Sahabat, saat ini  kita sering  melihat di layar kaca atau membaca di koran atau majalah  ada pejabat pemerintahan tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena menerima suap. Akhir-akhir ini kita juga disuguhi berita yang  menyedihkan:  Aparat keamanan justru menjadi pelindung dan pendukung dari para bandar judi dan bandar narkoba. Aparat penegak hukum mau diperalat oleh para pelanggar hukum. Apa yang Sahabat lakukan ketika kita melihat atau membaca para penguasa yang melakukan tindakan pidana dan para penguasa yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya sendiri dan merugikan negara dan rakyat? Apakah kita hanya ikut mengutuki mereka dan mencaci maki mereka habis-habisan di media sosial? Kita sebagai komunitas orang percaya, apakah selama ini kita sudah tekun bersyafaat bagi sang penguasa? Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “BERSYAFAAT bagi SANG PENGUASA”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 22:15-25. Sahabat, kisah pejabat yang mencintai materi dan rela menukarnya dengan kebenaran bukanlah hal yang baru. Pada masa Yesaya, praktik korupsi juga terjadi. Satu nama yang tercatat melakukan hal tersebut adalah Shebna (ayat 15). Shebna adalah pelayan pengadilan tinggi. Demi jabatan dan kekayaan, ia rela bersekutu dengan bangsa asing. Ia mengabaikan teguran Yesaya. Akibatnya, Allah berjanji akan menghukum Shebna dan mencopot jabatannya sampai ia dipermalukan (ayat 17). Sahabat, Allah juga berjanji bahwa Elyakim akan menggantikan kedudukan Shebna (ayat 20). Allah berjanji akan meneguhkan kedudukan tersebut. Bahkan, Elyakim akan menjadi orang yang sangat berpengaruh di Israel. Keputusan Elyakim akan berlaku, baik dalam perkara besar maupun perkara kecil. Sayangnya, keadaan itu tidak berlaku selamanya. Sebab pada saatnya nanti, Elyakim pun tidak lagi setia kepada Allah. Oleh karena itulah, Elyakim juga akan jatuh dan hancur (ayat 22). Sahabat, semakin tinggi jabatan seseorang, semakin banyak pula godaan yang datang menyerang, sehingga orang tersebut menjadi mudah jatuh dalam dosa. Seperti pepatah mengatakan: “Semakin tinggi sebatang pohon atau ranting berdiri, semakin keras pula angin menerpa.” Seorang pemimpin, entah pemimpin negara, gereja, lembaga atau instansi, rumah tangga, dan lain sebagainya, rentan jatuh ke dalam dosa. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan dukungan dalam bentuk doa, saran, pengawasan, peringatan, atau bahkan teguran dari kita. Kita seharusnya dengan tulus menopang mereka dalam doa dan tindakan nyata, bukan hanya mencela (1 Timotius 2:1-2). Dengan demikian, mereka akan kuat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, menjadi mawas diri, dan menghormati Allah dalam setiap hal yang mereka rencanakan dan kerjakan. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 15-19? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 20-25? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mendukung pemimpin merupakan pilihan warga negara, BERSYAFAAT untuk  mereka merupakan keharusan bagi warga gereja. (pg).

The LORD: a MIGHTY TOWER

MENARA dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknaI sebagai bangunan yang menjulang tinggi dan lebih tinggi daripada bangunan induknya. Pada masa abad pertengahan, para petani biasanya menjaga hasil panen mereka sampai waktunya ketika serangan musuh sudah terlihat dari jauh, maka mereka beserta keluarga akan melarikan diri ke kota pertahanan yang berbenteng untuk melindungi diri dari para penjarah. Sahabat, kota Carcassonne telah menjadi tempat perlindungan dari generasi ke generasi. Dibangun pada abad ke-5 SM, kota yang dibentengi dengan tembok batu ini telah memberikan perlindungan bagi bangsa Romawi, Galia, Visigoth, Franka, dan Perancis. Dengan tanah yang terbentang luas dan menara pengawas serta menara penembak yang menjulang tinggi, kota itu memberi rasa aman bagi orang-orang yang bersembunyi di balik tembok-tembok perlindungannya. Sebagai orang percaya, kita dapat menemukan perlindungan dalam hadirat Allah yang hidup. The Lord is a mighty tower. Tuhan adalah menara yang kuat. Pada hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “The LORD: a MIGHTY TOWER”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 18:1-24 dengan penekanan pada ayat 10. Sahabat, keunikkan kitab Amsal adalah kitab ini mengajarkan banyak sekali nilai-nilai praktis kehidupan, sehingga kita dapat belajar banyak mengenai bagaimana menjalani hidup sebagai orang benar. Dalam Amsal 18, Pengamsal mengajarkan seputar perilaku dan perkataan manusia sehari-hari. Mengenai perilaku: Penyendiri akan meledak dalam amarahnya (ayat 1), orang yang berpihak pada orang fasik bukanlah orang yang baik (ayat 5), pemalas akan merusak (ayat 9), orang yang  bersemangat dapat menanggung penderitaannya (ayat 14), orang kaya mengandalkan hartanya, penyuap yang mengandalkan pemberiannya (ayat 16). Pelbagai perilaku itu disoroti oleh Pengamsal karena semua itu terjadi dalam keseharian,  agar kita belajar dari dalamnya. Hal kedua yang disoroti oleh Pengamsal adalah mengenai perkataan orang yang dapat menimbulkan penghinaan (ayat 3, 13, 23), pengkhianatan (ayat 8,18), pertikaian (ayat 17, 18), pengaruh yang kuat (ayat 4, 20, 21). Secara khusus, perkataan dari orang bebal hanya membeberkan isi hatinya (ayat 2), menimbulkan perkelahian (ayat 6), dan menjerat hidupnya (ayat 7). Jika demikian, lalu apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini? Pengamsal menyebutkan beberapa hal: Hidup rendah hati (ayat 12), berpengertian (ayat 15), mendapat istri (ayat 22), dan sahabat (ayat 24). Namun yang terpenting di atas semua itu adalah hidup bersandar pada Tuhan. Menarik sekali, Pengamsal menggambarkan Tuhan sebagai menara yang kuat, “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat”  (ayat 10). “Nama Tuhan” mengacu kepada karakter Allah yang melimpah dengan kesetiaan, kuasa dan belas kasihan. Sedangkan  “selamat”  berarti terlindungi di tempat tinggi dan aman dari bahaya. Sahabat, ketika hidup kita dipenuhi hal-hal yang menakutkan atau pun kita mengalami banyak persoalan dan kesulitan, berlarilah kepada Tuhan karena Ia mampu melindungi hidup kita dengan kekuatan kuasa-Nya. Dalam Dia ada keselamatan dan perlindungan, karena Allah adalah menara yang kuat bagi setiap orang yang berlindung kepada-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawabalah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2, 6, dan 7? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 14? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika hari ini Sahabat sedang menghadapi suatu ancaman, datanglah kepada TUHAN, Sang Menara Yang Kuat. Sahabat akan mendapat perlindungan dalam pemeliharaan-Nya. (pg).

BUANGLAH jauh KETERGESA-GESAAN

Sahabat, judul di atas merupakan nasihat dari Dallas Albert Willard, seorang filsuf Amerika yang dikenal karena tulisannya tentang pembentukan spiritual Kristen. Saya dan istri pada suatu sore secara tidak sengaja bertemu dengan seorang teman sesama guru sekolah minggu pada masa muda kami. Sudah lama kami tidak pernah bertemu sejak dia pindah keluar kota. Dulu kami menjadi guru sekolah minggu di gereja yang berbeda, tapi dalam satu wilayah sehingga kalau ada kegiatan di wilayah kami sering bertemu. Sebut saja teman kami tersebut dengan nama Tentrem. Dengan tersipu-sipu dia bercerita bahwa sudah lama hidup sendiri. Usia pernikahannya hanya 6 bulan. Dia berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan ceritanya. Pada waktu itu usianya sudah 36 tahun, maka ketika ada seorang laki-laki berumur sekitar 40 tahun mendekati dia dan mengajak dia menikah, tanpa berpikir panjang langsung dia terima saja. Dia menyesal tergesa-gesa menikah dengan laki-laki tersebut.Tidak melalui masa pengenalan yang cukup. Dia baru mengenal laki-laki tersebut sekitar 3 bulan, sudah mau diajak menikah.  Ternyata suaminya seorang yang temperamental, gampang marah, dan ringan tangan. Akhirnya dia minta cerai karena sudah tidak tahan lagi hidup bersama dengan laki-laki tersebut. Sikap tergesa-gesa bisa membawa kita salah dalam mengambil keputusan. Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “BUANGLAH jauh KETERGESA-GESAAN”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 19:1-5 dengan penekanan pada ayat 2.  Sahabat,   ayat 2-b dari bacaan kita pada hari ini memperingatkan bahwa orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. Belajar dari pengalaman Ibu Tentrem di atas, orang yang tergesa-gesa membuat keputusan rentan salah melangkah atau berpotensi keliru membuat keputusan. Hal tersebut merupakan peringatan yang perlu mendapat perhatian yang serius dari kita. Sahabat, orang yang sedang tergesa-gesa dalam melakukan apa pun, biasanya cenderung abai atau kurang waspada, sehingga hal yang seharusnya dicermati atau penting, malah luput dari perhatian. Dampaknya, mulai dari salah mengambil keputusan, hasil kerja kurang maksimal, kehilangan barang berharga, salah membaca jadwal, mengabaikan rencana penting, kena tipu, keluar dana ekstra,  terjadi kecelakaan, dan berbagai dampak merugikan lainnya dapat dialami oleh seseorang. Maka dari itu, jika sampai hari ini kita masih berteman akrab dengan yang namanya “tergesa-gesa”, ini saat  yang tepat untuk mulai berubah. Aturlah waktu dengan lebih baik sehingga kita tak harus tergesa-gesa dalam melakukan segala sesuatu, terlebih ketika kita harus mengambil keputusan yang penting, yang menyangkut hidup kita ke depan.    Kebiasan tergesa-gesa dapat membuat kita melewatkan atau kehilangan hal yang penting dan bernilai bagi hidup kita. Karena itu buanglah jauh ketergesa-gesaan. Sahabat, jika orang tergesa-gesa berpotensi salah langkah, sebaliknya mereka yang mampu meminimalkan hal tersebut berpotensi melangkah dengan tepat. Mana yang Sahabat pilih? Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Memercayai Allah dengan pikiran yang terpusat kepada-Nya merupakan obat yang manjur bagi hidup yang tergesa-gesa. (pg).

FAJAR PAGI atau MALAM GELAP?

Sahabat, ada ungkapan  yang menyatakan bahwa KESEMPATAN tidak datang untuk kedua kalinya.  Oleh karena itu jangan pernah sia-siakan setiap kesempatan yang ada.  Banyak orang yang menyesal begitu rupa saat kesempatan itu tidak digunakan dengan baik.  Yang ada tinggallah penyesalan. Apakah Allah juga hanya sekali saja menyediakan kesempatan untuk bertobat? Allah itu memang adil, Dia dengan tegas akan menghukum orang yang melakukan segala bentuk dosa. Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Namun, Allah juga berlimpah dengan kasih karunia. Dia selalu mengampuni dan memberi kesempatan kepada siapa pun yang mau berbalik kepada-Nya. Sahabat, ada sebuah ungkapan yang mengatakan Our God is the God of second chance. Begitu panjang sabar dan kasih setia Tuhan, sehingga Dia terus berulang-ulang memberikan kita kesempatan demi kesempatan untuk berubah, berbalik dari jalan-jalan yang sesat untuk kembali ke jalan Tuhan. Alkitab mencatat begitu banyak kisah mengenai pertobatan, pengampunan dan pemulihan. Terbuka kesempatan untuk bertobat. Tersedia pilihan: Fajar pagi atau malam gelap? Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar kitab Yesaya dengan topik: “FAJAR PAGI atau MALAM GELAP?”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 21:11-12. Sahabat, bacaan kita pada hari ini menceritakan tentang malapetaka yang dialami oleh Duma, yaitu nama lain dari Edom yang selalu bermusuhan dengan Israel. Dikisahkan, orang Edom bertanya kepada Sang Pengawal (Yesaya):  Kapan MALAM akan berlalu (ayat 11). Malam adalah simbol kegelapan yang mereka alami akibat penghukuman Allah. Yesaya menjawab bahwa PAGI akan datang dan malam juga akan tiba (ayat 12). Pagi merupakan simbol sinar pengharapan dari Allah, sedangkan malam berarti penghukuman dari Allah. Hal itu menunjukkan bahwa penghukuman dan anugerah dari Allah bisa terjadi bersamaan. Dengan demikian, pilihan dan respons Edom akan menentukan anugerah atau penghukuman dari Allah. Fajar pagi atau malam gelap? Sahabat, jawaban Sang Pengawal terhadap seruan orang Edom menunjukkan besarnya kasih karunia Allah kepada setiap orang. Meskipun Allah tidak kompromi terhadap dosa, namun tidak selamanya Dia murka. Asalkan Edom mau bertobat dan berbalik, maka Allah akan mengampuni dan mengasihinya (Mazmur 103:6-14). Jika memilih FAJAR PAGI, Edom harus mencari Allah, beriman, menyembah-Nya, dan tidak lagi hidup dalam dosa. Firman Allah tersebut juga berlaku bagi kita. Alkitab sudah memaparkan betapa MENGERIKANNYA MALAM, yaitu penghukuman Allah karena kegelapan dosa. Sebab ketika Allah telah menumpahkan penghukuman, maka tidak ada yang dapat luput. Mengerikan bukan? Gelap gulita.  Namun di sisi lain, ada fajar pagi yang penuh kasih karunia, kebahagiaan, dan pengharapan baru. Sahabat, oleh karena itu, marilah kita memilih fajar pagi, yaitu kesempatan bertobat di hadapan Allah. Marilah kita mencari Allah dan bergantung penuh kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Tangan Allah yang penuh kasih pasti terbuka menerima kita. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat dapatkan dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari Mazmur 103:6-14? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Selagi Tuhan memberi kesempatan, gunakan sebaik mungkin supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari! (pg).