ReKat: JUJUR itu MUJUR (13 September 2022)

Bacaan Sabda: Amsal 11:1-11 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Dari ayat 1 saya memahami bahwa orang yang tidak jujur adalah kekejian bagi Tuhan, namun orang yang jujur pasti memiliki hati yang tulus, dan dikenan oleh Tuhan,  sebab kejujuran bersumber pada ketulusan hati. Dari ayat 10-11 saya memahami bahwa dampak kejujuran bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kota di mana kita tingggal. Ketika kita menjadi warga kota yang jujur, maka kota kitapun akan diberkati. Ketika kita menjadi pribadi yang jujur, maka anugerah-Nya akan mengalir dalam hidup kita. (Swan Lioe)

MEZBAH bagi TUHAN di tengah-tengah tanah MESIR

Sahabat, Mesir merupakan salah satu bangsa yang memiliki budaya politeisme yaitu kepercayaan atau pemujaan kepada lebih dari satu Tuhan atau  memiliki agama dengan banyak dewa. Mereka punya banyak sekali dewa, dengan satu dewa utama, yang biasanya ditetapkan oleh raja Mesir (Firaun). Jika ada pergantian Firaun, maka bisa jadi dewa utama tersebut berganti pula, sesuai dengan kepercayaan yang dianut Firaun baru. Maka tidak mengherankan apabila bangsa Mesir terbiasa dengan dewa-dewa yang banyak, dengan banyak patung-patung dan tugu-tugu pemujaan bagi para dewa mereka. Maka sepertinya HAMPIR MUSTAHIL  bagi bangsa Mesir untuk bisa percaya kepada TUHAN, Allah Israel. Mereka sudah punya banyak dewa, untuk apalagi mereka harus percaya kepada TUHAN? Tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, ada mezbah bagi Tuhan di tengah-tengah tanah Mesir. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “MEZBAH bagi TUHAN di tengah-tengah tanah MESIR”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 19:1 – 20:6 dengan penekanan pada Yesaya 19:19. Sahabat, saat menghadapi ancaman bahaya, bangsa Israel sering kurang tekun bersandar kepada Tuhan dan memilih untuk bersandar kepada musuh-musuh mereka, antara lain kepada bangsa Mesir. Sikap bangsa Israel tersebut jelas salah karena Mesir bukanlah tempat bersandar yang kokoh. Tuhan akan membuat Mesir mengalami perang saudara (Yesaya 19:2), sehingga mereka menjadi lemah dan akhirnya bisa ditaklukkan oleh Asyur (Yesaya 19:4). Bukan hanya Mesir, tetapi Etiopia juga berhasil ditaklukkan (Yesaya 20:1-6), sehingga untuk sementara, Asyur menjadi amat berkuasa. Sahabat, pada saat Tuhan menghukum Mesir tersebut, ada catatan menarik dalam bacaan kita pada hari ini, yaitu bahwa ADA LIMA KOTA di Tanah Mesir yang BERBICARA BAHASA KANAAN dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam (Yesaya 19:18). “Berbicara bahasa Kanaan” adalah suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa di lima kota itu, penduduknya menyembah Allah bangsa Israel (Yesaya 19:19-22). Dapat disimpulkan  bahwa ada penduduk Israel yang memberi kesaksian yang baik yang membuat sebagian penduduk Mesir percaya kepada Allah Israel. Yang lebih mengesankan, pengaruh terhadap bangsa Mesir kemudian menjalar kepada bangsa Asyur (Yesaya 19:23-25). Sahabat, ternyata di tengah situasi yang secara umum merosot secara rohani, ada orang-orang beriman yang kesaksiannya mempengaruhi bangsa-bangsa lain. Situasi yang dihadapi orang percaya saat ini berbeda dengan situasi yang dihadapi bangsa Israel, namun mungkin sama-sama menghadapi kemerosotan secara rohani.  Apakah dalam situasi saat ini, kita masih sanggup menunjukkan kesaksian hidup yang baik yang dilandasi oleh iman kepada Yesus Kristus? Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari Yesaya 19:18-19? Apa yang Sahabat pahami dari Yesaya 19:23-25? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika TUHAN  bisa membuat bangsa Mesir yang selama ini percaya kepada dewa-dewa untuk berbalik kepada-Nya, bagaimana dengan iman kita bagi bangsa kita? (pg).

What matter most are who and how WE ARE INSIDE

Sahabat, ajang Miss Universe  (dan yang sejenisnya)  adalah kontes kecantikan perempuan sejagat raya.  Di dalam kontes ini yang dinilai bukan semata-mata kecantikan fisik, tetapi termasuk juga kecerdasan dan juga kepribadiannya, yang lebih dikenal dengan istilah 3B  (brain, beauty, dan behaviour):  brain memiliki arti cerdas dan berwawasan luas;  beauty artinya memiliki wajah yang eye catching  (menarik)  dan juga memiliki bentuk tubuh yang proposional;  behaviour  mengacu kepada kepribadian, sikap dan perilaku.  Sesungguhnya CANTIK merupakan idaman hampir semua PEREMPUAN di jagat raya. Karena itu tidaklah mengherankan bila perempuan suka sekali berdandan atau bersolek.  Namun banyak perempuan yang berdandan secara berlebihan  (menor)  sehingga mereka bukan tampak terlihat semakin cantik, tetapi malah sebaliknya. Firman Tuhan mengingatkan kita supaya kita lebih mengutamakan kecantikan batin (inner beauty). What matter most are who and how we are inside. (Yang paling penting apa yang ada di dalam) . Hari ini, 21 September 2022, anak kami yang pertama, Elisse Myra Karina, berulang tahun yang ke-38. Dalam rangka mensyukuri ulang tahunnya, hari ini saya mengajak Sahabat untuk merenungkan satu topik: “What matter most are who and how WE ARE INSIDE”. Bacaan Sabda saya ambil dari 1 Timotius 2:8-15 dengan penekanan pada ayat 10. Sahabat, pertama, Rasul Paulus memberi nasihat kepada kaum laki-laki agar ketika mereka berdoa, mereka melakukannya dengan tangan yang suci, tanpa marah dan perselisihan (ayat 8). Rupanya sering terjadi pertengkaran di antara mereka, karena munculnya berbagai ajaran sesat dalam ibadah jemaat. Oleh sebab itu, Paulus memperingatkan mereka untuk mempunyai sikap hati yang tenang, hening, damai, bersih, dan berfokus saat berdoa. Lebih lanjut Rasul Paulus mengingatkan, tak ada gunanya berdoa kepada Allah jika mereka masih mencemari diri dengan dosa. Kesucian hidup sungguh-sungguh sangat diperlukan, supaya doa-doa itu berkenan kepada Allah. Sahabat, kedua, Rasul Paulus  menasihati kaum perempuan. Perhatian pertama Paulus adalah mengenai dandanan, “… Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,”  (ayat 9).  Seorang perempuan akan terlihat cantik ketika ia berdandan secara tepat, tidak harus menggunakan pakaian yang berharga mahal, mewah dan serba wah, tetapi berdandan dengan secukupnya, pantas,  dan tidak melebihi batas kesopanan. Sesungguhnya kecantikan perempuan itu akan terpancar melalui sikap perbuatannya. “… hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.”  (ayat 10).  Jadi perempuan akan terlihat cantik dan menarik bukan semata-mata dilihat dari pakaian yang dikenakan, perhiasan yang melekat di tubuh, atau karena ia sangat lihai dalam hal bersolek, melainkan dari budi bahasa dan perbuatannya.  Inilah yang disebut inner beauty, yaitu kecantikan yang terpancar dari dalam melalui kepribadian, tutur kata dan perbuatannya sehari-hari. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9-10? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Marilah kita mulai membereskan hati, berdandan dengan kebaikan dan kesederhanaan, serta hening di hadapan-Nya, sehingga ibadah, doa-doa, dan hidup kita berkenan kepada Tuhan. (pg).

SAHABAT: Dibutuhkan dan Membutuhkan

Sahabat, salah satu kisah persahabatan yang paling indah dicatat dalam Alkitab adalah persahabatan Yonatan dan Daud.  Yonatan mengasihi Daud seperti dirinya sendiri (1 Samuel 18:3). Ujian terberat dalam persahabatan diantara mereka adalah ketika Saul ayah Yonatan menyatakan sikap menjadikan Daud tidak hanya sebagai musuh pribadinya tetapi juga musuh negara. Saul berusaha melenyapkan Daud dari kehidupannya akibat kecemburuannya yang sangat besar terhadap keberhasilan Daud, selain itu juga untuk menjaga status dan kedudukannya dalam kerajaan. Saul melihat Daud sebagai ancaman bagi mahkotanya. Yonatan pasti berada di sisi yang sulit. Kalau ia memilih Daud maka ia akan di cap anak  durhaka, jika ia memilih berdiri di sisi ayahnya ia menghianati hati nuraninya sebagai seorang sahabat yang telah berjanji menjaga dan mengasihi sahabatnya. Tetapi Yonatan adalah seorang manusia yang memiliki komitmen tinggi kepada kebenaran. Ia memilih di sisi Daud bukan karena Daud sahabatnya tetapi karena Daud ada di pihak yang benar. Persahabatan tidak terjadi bila hanya seorang diri. Persahabatan bisa terjadi jika kita berinteraksi dengan orang lain. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kita membutuhkan sahabat, dan kita dibutuhkan  untuk menjadi seorang sahabat. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Amsal dengan topik: “SAHABAT: Dibutuhkan dan Membutuhkan. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 17:1-28 dengan penekanan pada ayat 17. Sahabat, Walter Winchell, seorang wartawan dan juga komentator radio kenamaan Amerika berpendapat tentang arti seorang sahabat:  “Sahabat adalah seseorang yang menghampiri Anda, menemani Anda, di saat orang lain meninggalkan Anda.”  Artinya seorang sahabat  sejati   hadir bukan hanya di kala senang saja, melainkan juga saat susah.  Ayat 17 menyatakan: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”  Kualitas seorang sahabat akan teruji saat sahabatnya sedang berada di  “bawah”  atau jatuh atau disingkirkan banyak orang.  Karena didasari oleh kasih yang tulus, seorang sahabat akan tetap berada di sisi sahabatnya di segala keadaan dan mau menerima keberadaannya secara utuh apa adanya. Selain itu sahabat adalah orang yang tidak hanya sekadar menyenangkan hati sahabatnya semata, tetapi juga mau menegor dan ditegor, mau mengoreksi dan dikoreksi, yang kesemuanya itu demi kebaikan bersama.  Tidak seperti Yudas, meski secara kasat mata mencium Yesus, namun sesungguhnya ia menikam dari belakang dan mengkhianati Dia,  “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.”  (Amsal 27:6).  Sikap yang ditunjukkan Yudas adalah bentuk persahabatan yang palsu, penuh kepura-puraan karena ada motivasi yang terselubung.  Kasih yang tulus tidak mencari keuntungan diri sendiri  (1 Korintus 13:5).  Sahabat yang sejati juga akan menjaga komitmennya untuk tidak membuka rahasia pribadi sahabatnya ke orang lain demi kepentingan diri sendiri.  Kasih itumenutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  (1 Korintus 13:7). Oleh karena itu  “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.”  (ayat 9).  Kasih yang tulus identik dengan kesetiaan!  Tanpa kasih mustahil seseorang akan menunjukkan kesetiaan dengan sungguh.  Itulah sebabnya  “Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; …”  (Amsal 19:22). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 27? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita perlu terus belajar saling mengasihi satu dengan yang lain, agar kita dapat menjadi sabahat yang baik dan benar bagi orang lain. (pg).