Karena KASIH KARUNIA kamu DISELAMATKAN oleh IMAN. Meme Firman Hari Ini (09 September 2022).
MENUAI dengan bersorak-sorai. Meme Firman Hari Ini (08 September 2022).
Firman-Mu TAKKAN KULUPAKAN
Sudahkah Sahabat MEMBACA ALKITAB sampai tuntas, mulai dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu? Jawabannya mungkin beragam. Ada yang sudah. Ada yang belum. Tapi mesti banyak yang belum. Meski sudah menjadi orang percaya bertahun-tahun, masih belum mampu menyelesaikan pembacaan Alkitab secara tuntas. Sementara kita sering mendengar banyak orang dari kepercayaan lain justru sudah membaca kitab suci mereka sampai khatam (tamat) berkali-kali. Mungkin kesibukan menjadi alasan klise bagi orang percaya sehingga belum sempat membaca Alkitab secara teratur setiap hari atau bahkan tidak pernah membaca Alkitab, kecuali ketika di gereja. Kalau membaca Alkitab saja kita sering bolong-bolong, bagaimana mungkin kita berani berkata: Firman-Mu takkan kulupakan? Hari ini, 20 September 2022, sebagai Keluarga Besar Yayasan Christopherus kita memperingati HUT ke-2 program video “Satu Menit Bersama Andreas Christanday”. Maka “Sejenak Merenung” pada hari mengangkat topik khusus: “Firman-Mu TAKKAN KULUPAKAN” dengan Bacaan Sabda yang saya ambil dari Mazmur 119:1-16 dengan penekanan pada ayat 16. Sahabat, Mazmur 119 unik. Pertama, merupakan mazmur terpanjang. Kedua, mazmur ini dalam bahasa aslinya (Ibrani) ialah puisi akrostik. 176 ayatnya disusun menjadi 22 bait. Setiap bait terdiri dari 8 baris (ayat). Bait pertama setiap barisnya dimulai dengan abjad pertama huruf Ibrani. Demikian seterusnya sampai bait yang ke-22, dimulai dengan abjad terakhir. Pemazmur menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah yang memegang firman Tuhan dalam hidupnya, yang artinya melakukan firman (ayat 1-3). Tidak mungkin bisa tetap hidup kudus jika tidak menghidupi firman Tuhan, sebab kekuatan dan hikmat untuk menghadapi dunia hanya dapat diperoleh dalam firman. Bagi Pemazmur, saat ia hidup dalam firman, ia tidak akan mendapat malu (ayat 6). Sahabat, Pemazmur tidak menganggap firman Tuhan hanya sesuatu yang sambil lalu dalam hidupnya, juga bukan hanya direnungkan saat diperlukan. Ia rindu akan firman Tuhan. Ia menyimpan dan menjaganya dengan baik di dalam hatinya sehingga itulah yang menuntun jalan hidupnya setiap hari (ayat 11). Baginya, firman Tuhan bukanlah beban, melainkan pembawa sukacita. Pemazmur tidak menyimpan firman itu untuk dirinya sendiri; ia membagikannya dan mengajarkannya kepada orang lain (ayat 12-13). Bagaimana agar kita dapat tetap hidup dalam firman-Nya? Bagaimana caranya agar kita tidak melupakan firman-Nya? Pertama, menyediakan waktu untuk membaca dan mempelajari firman-Nya. Kedua, belajar untuk menghafal ayat-ayat firman Tuhan. Ketiga, mempraktikkan firman yang telah dipelajari dan mengingatnya dalam langkah hidup setiap hari. Firman yang telah dipelajari dan diingat itu akan berakhir sia-sia jika tidak pernah diterapkan dalam kehidupan sehari demi sehari. Tindakan mengingat firman-Nya diperlukan supaya firman itu benar-benar menguasai seluruh pikiran, sehingga mengalir keluar dalam setiap perkataan maupun tindakan yang kita lakukan. Sahabat, oleh sebab itu, mari kita senantiasa mempelajari, mengingat, dan melakukan firman-Nya. Marilah kita hidup dalam firman-Nya agar kita mampu menghadapi dunia ini, dan menjaga kekudusan hidup sampai kita bertemu kembali dengan Tuhan kita di surga kelak dalam kekudusan dan kemuliaan-Nya. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-3? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sesibuk bagaimana pun kita, mari meluangkan waktu untuk sesuatu yang paling penting yaitu mendalami firman-Nya. Salah satu cara dengan menyaksikan video program “Satu Menit Bersama Andreas Christanday” setiap hari. (pg).
Orang BEBAL itu MENGESALKAN
Siapa yang mau disebut atau dijuluki sebagai ORANG BEBAL? Saya yakin hampir tidak ada yang mau. Kemungkinan besar ia akan marah besar dan tersinggung bila dikatakan sebagai orang bebal, sebab berbicara tentang orang bebal selalu mengacu kepada orang yang sepertinya tidak dapat berubah lagi hidupnya, hatinya sangat keras (membatu) karena tidak mau menerima nasihat dan teguran. Sahabat, orang bebal adalah orang yang tidak mau dan sulit menerima nasihat dan teguran dari firman Tuhan atau pun dari sesamanya. Ia selalu merasa diri sebagai orang yang benar dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan, karena itu ia mencari berbagai alasan untuk selalu membenarkan diri sendiri dan merasa tidak perlu diajar dan digurui oleh orang lain. Ia menganggap yang harus berubah itu orang lain, bukan dirinya. Orang bebal adalah orang yang tidak pernah mau belajar dari pengalaman, sehingga ia berkali-kali melakukan kesalahan yang sama, tapi tidak pernah disadari atau pura-pura tidak sadar. Penulis Amsal menyatakan, “Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.” (Amsal 26:11). Wuuuiiih benar-benar orang bebal itu mengesalkan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Orang BEBAL itu MENGESALKAN.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 14:1-20 dengan penekanan pada ayat 16. Sahabat, Amsal 14 menguraikan perbandingan jalan orang bijak dengan orang bodoh. Si bijak membangun rumah yang kokoh, sementara si bodoh membangun rumah yang rapuh (ayat 1) Jalan orang bodoh digambarkan sebagai: Menghina Tuhan (ayat 2), membenci teguran dan didikan (ayat 3), merendahkan agama (ayat 9), melampiaskan nafsu (ayat 16), dan lekas naik darah (ayat 17) . Pada dasarnya, mereka tidak memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan (ayat 2). Ayat kunci yang membedakan kedua jalan ini didasarkan pada Amsal 14:12, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Amsal mengajarkan kita untuk hidup dalam kekudusan menurut jalan Allah. Namun ada orang-orang yang mencoba untuk hidup kudus tanpa melibatkan Allah. Mereka percaya bahwa “kesucian” adalah sebuah lencana yang bertuliskan “Lihatlah Betapa Istimewanya Aku.” Dengan kata lain, kekudusan mereka diperoleh dari banyaknya perhatian manusia, bukan dari Allah. Sahabat, dua orang jatuh ke dalam lubang. Yang pertama seorang anak kecil yang belum bisa membaca tanda peringatan tentang lubang tersebut. Yang kedua seorang dewasa yang meskipun sudah membaca tanda peringatan, memilih untuk mengabaikannya. Apakah perbedaan keduanya? Si anak kecil celaka karena ketidaktahuan, tapi si orang dewasa celaka karena kebebalan. Yang pertama bisa kita maklumi, yang kedua tentu tidak. Orang bebal adalah orang yang meskipun sudah mengerti kebenaran, diajar tentang kebenaran, mereka tetap saja hidup menyimpang dari kebenaran. Sekalipun tahu sesuatu tidak boleh dilakukan, mereka tetap saja melakukan yang dilarang, “Berlaku cemar adalah kegemaran orang bebal,” (Amsal 10:23). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa berikut ini: Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 16? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hidup dalam kebebalan adalah pintu menuju kepada kehancuran hidup! (pg).
Ada HARAPAN di MASA DEPAN
Coba amati ketika sebuah mobil sedang berjalan, rodanya terus berputar. Tentu ada bagian yang kadang di atas dan kadang di bawah. Kehidupan manusia pun seperti roda. Saat di bawah, ingatlah bahwa kita pernah di atas. Saat di atas, ingatlah juga bahwa kita pernah di bawah. Sahabat, ketika seseorang mengalami hidup yang tidak menentu karena kekalahan, penindasan, penawanan, dan serangan musuh, seringkali ia tidak dapat lagi melihat adanya harapan untuk masa depan. Sebaliknya orang yang mengalami kemapanan hidup menjadi angkuh karena apa yang telah ia capai sehingga ia merasa bahwa masa depannya terjamin turun temurun. Kedua hal yang terjadi di atas dapat berubah. Orang yang percaya kepada Tuhan tidak perlu kehilangan pegangan hidup walau sedang dalam keadaan susah. Ingatlah selalu ada HARAPAN di MASA DEPAN. Di lain pihak, seseorang tidak seharusnya menjadi sombong hanya karena telah memiliki segala sesuatu. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “Ada HARAPAN di MASA DEPAN.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 14:1-23, Sahabat, Israel pernah berada di titik terendah dalam kehidupan mereka: Dibuang ke Babel dan dipaksa bekerja sebagai budak selama 40 tahun. Sementara, Babel pernah berada dalam situasi kehidupan paling tinggi: Bangsa yang besar, hebat, dan berkuasa. Babel berhasil menaklukkan Siria, Mesir, Aram, Filistin, dan Israel. Keberadaan yang kontras antara Israel yang di bawah dan Babel yang di atas dinubuatkan secara terbalik oleh Nabi Yesaya. Israel yang rendah akan ditinggikan, dibebaskan dari perbudakan (ayat 4), menjadi pemimpin dari bangsa-bangsa (ayat 2-3), pulang kembali ke tanah airnya. Sedangkan Babel yang berada di posisi tinggi yang digambarkan sebagai Bintang Timur dan Putra Fajar (ayat 12) akan direndahkan. Kerajaan ini akan mengalami kehancuran kekal. Penyebab utama kehancuran Babel adalah kesombongannya. Babel ingin menjadi sama seperti Allah, bahkan lebih tinggi dari Allah. Inilah yang membuat murka Allah jatuh menimpa Babel (ayat 13-14). Sahabat, karena itu, bagi kita yang saat ini merasa di bawah, janganlah tawar hati, sedih, atau putus asa. Tuhan senantiasa memberikan pengharapan serta jalan keluar yang terbaik. Habis hujan tampak pelangi. Badai pasti berlalu, asalkan kita mau taat dan setia serta mengandalkan Tuhan. Di dalam Tuhan ada HARAPAN di MASA DEPAN. Sementara itu, bagi kita yang merasa di atas, janganlah sombong, apalagi takabur, lalu merendahkan orang-orang yang sedang berada di bawah. Justru sebaliknya, mari kita pergunakan kekayaan dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk makin mengasihi dan menolong banyak orang, terutama mereka yang saat ini mengalami situasi hidup yang sulit karena merosotnya perekonomian. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini: Nilai hidup apa yang Sahabat dapatkan dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-4? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita tetap berjalan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan dan berharap penuh kepada-Nya apa pun yang terjadi. (pg).