Kalau ia telah BERBUAT BAIK, ia akan MENERIMA BALASANNYA dari TUHAN. Meme Firman Hari Ini (18 Agustus 2022).
ReKat: Memiliki STRATEGI HIDUP (15 Agustus 2022)
Bacaan Sabda: Kejadian 46 : 1 – 34 Dari hasil perenunganku dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Kejahatan dibalas kebaikan, faktanya : Terjadinya reuni keluarga besar. Keluarga Yakub berjumlah 60 jiwa dengan keluarga Yusuf semuanya berjumlah 72 jiwa. Lokasi reuni di Mesir. Sungguh luar biasa, Tuhanlah yang berkuasa mempertemukan mereka. Yusuf yang sebelumnya menjadi korban kekerasan oleh saudara-saudaranya, membalas semua perlakuan tersebut dengan : Limpah kasih, pengampunan dan penerimaan tulus ikhlas, tak ada dendam, dan tak ada kepahitan. Israel dengan mantap meninggalkan Kanaan, menuju ke Mesir karena: Pertama, Tuhan yang berkuasa menghendaki Yakub dan keluarganya berangkat menuju Mesir. Kedua, Yakub taat akan perintah Tuhan yang berkuasa walau pada saat itu secara fisik sudah melemah karena berusia lanjut. Ketiga, Tuhan yang berkuasa, melalui Yusuf menjamin kebutuhan makan mereka, karena terjadi krisis pangan yang berkepanjangan. Terpujilah Tuhan yang berkuasa, bertindak memelihara, menyertai Yakub dan keluarga besar, dan memberi solusi yang tepat. (Haryono)
TUNAS menjadi KEPERMAIAN dan KEMULIAAN
Sahabat, Gerakan Pramuka dengan mudah dikenali dengan melihat lambangnya. Lambang Pramuka berupa TUNAS KELAPA. Lambang tersebut digunakan dalam bendera pramuka dan pakaian seragam. Menurut catatan sejarah, tunas kelapa digunakan sebagai lambang Pramuka sejak 14 Agustus 1961. Saat itu Presiden Sukarno melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana Negara. Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Cikal dalam bahasa Indonesia memiliki arti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengiaskan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Semoga tunas-tunas kelapa akan tumbuh menjadi pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi lurus ke atas menjadi kepermaian dan kemuliaan bangsa Indonesia. Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “TUNAS menjadi KEPERMAIAN dan KEMULIAAN”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 4:2-6 dengan penekanan pada ayat 2. Sahabat, nubuat Yesaya menunjukkan bahwa umat yang ada saat ini akan dilenyapkan. Namun tidak semua akan binasa, sebab akan ada yang disisakan oleh Tuhan (ayat 3). Kaum sisa inilah yang disebut tunas (ayat 2). Kehadiran tunas ini akan diikuti oleh berbagai tanda sebagaimana yang dialami umat Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir, yaitu segumpal awan di siang hari dan dan segumpal asap terang di malam hari (ayat 5). Nubuat Yesaya tidak hanya menunjuk pada kehancuran Israel, namun juga pengharapan hadirnya Israel baru yang akan membangun kembali bangsanya. Tunas baru ini akan bekerja keras membawa kepermaian dan kemuliaan Israel kembali (ayat 2). Jadi, tunas ini merujuk pada sekelompok orang yang tersisa dari Israel. Tunas inilah yang akan membersihkan kotoran yang ada di kota kudus Yerusalem yang berdiri di atas bukit Sion (ayat 4). Adalah sebuah hal yang berlawanan ketika hal yang kudus menjadi kotor. Untuk mengembalikan hakikat kekudusan, kekotoran kota harus dibersihkan. Kotornya kota kudus disebabkan ketidakmampuan umat Allah dalam menjaga kekudusan hidupnya. Tugas penyucian ini akan diawali dengan membersihkan umat Allah. Kaum sisa itu yang akan membuat Israel baru menjadi besar dan indah. Israel baru ini akan berdiri dengan aman dan tenteram jika senantiasa berada dalam perlindungan Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, tunas dipahami sebagai kaum sisa Israel yang masih menjaga kemurnian dan kesetiaan kepada Allah, sedangkan dalam Perjanjian Baru pengertian tunas mengacu kepada pribadi Yesus. Karena Yesus dipercaya sebagai pemenuhan nubuatan para nabi. Hanya Dia yang mampu membersihkan segala kekotoran dan kenajisan manusia di hadapan Allah. Melalui karya-Nya di kayu salib, Yesus telah membentuk gereja-Nya. Semoga tunas yang telah tumbuh dan berkembang menjadi komunitas orang percaya, akan dapat menjadi kepermaian dan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sangat plural. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5-6? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dunia hari ini bukan hanya mempertontonkan kemajuan teknologi yang dahsyat, melainkan juga kengerian dahsyat yang mengancam dunia. (pg).
KOTA SOMBONG
Sahabat, kesombongan adalah salah satu sifat yang sangat dibenci Allah Tritunggal. Bahkan menurut Amsal 6:16-17, sombong berada dalam urutan pertama dalam daftar perkara yang dibenci Tuhan. Definisi sombong secara umum adalah sifat yang suka meninggikan diri, sok tahu, dan merasa paling hebat. Manusia memang rawan sekali dengan kesombongan. Apalagi saat mereka baru saja memperoleh pencapaian. Keberhasilan dapat mendorong seseorang untuk lebih berprestasi atau sebaliknya membuat dia berpuas diri dan menjadi sombong. Di Indonesia ada beberapa kota yang mempunyai julukan khas: Ada Kota Kretek, Kota Pelajar, Kota Wali, Kota Pahlawan, Kota Budaya, dan lain-lain. Tahukah Sahabat di Alkitab ada julukan “Kota Sombong” dan tentu saja ada hukuman bagi kota yang sombong. Hari ini kita masih terus belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “KOTA SOMBONG”. Untuk itu Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 3:1 – 4:1. Sahabat, Tuhan dapat menghukum seorang individu secara pribadi, suatu kelompok masyarakat, suatu kota, maupun suatu negara. Hukuman yang diberikan dalam bacaan kita hari ini, walaupun digambarkan sebagai penghakiman terhadap “wanita Sion” (ayat 16), bukan berarti ini khusus untuk para wanita. “Kota” dalam bahasa Ibrani adalah kata berjenis feminin. Pada ayat 26, Sion mengacu kepada suatu kota, “… kota itu akan menjadi seperti perempuan bulus yang duduk di bumi” (ayat 26). Ini menunjuk kepada kota Yerusalem (bukit Sion berada di Yerusalem dan biasanya menunjuk kepada pusat pemerintahan Allah). Sahabat, alasan Tuhan memberikan hukuman kepada kota Sion adalah karena mereka menjadi SOMBONG. Sion menjadi KOTA SOMBONG. Sion dengan angkuhnya memamerkan segala keindahan yang dimilikinya dan kehidupannya yang megah. Oleh karena itu, Tuhan akan menghukum dengan mencabut segala keindahan yang dimilikinya, mengambil semua perhiasan dan barang-barang mewah yang dimilikinya (ayat 17-23). Perhatikan bahwa segala yang indah akan diganti dengan yang buruk. Ungkapan “SEBAGAI GANTI” muncul lima kali pada ayat 24. Fakta bahwa “wanita Sion” adalah kota ditunjukkan dengan pernyataan, bahwa orang-orang dan para pahlawan kota itu akan tewas dalam perang dan kota Sion tidak akan bertahan (ayat 25-26). Sahabat, Sion yang sudah dibesarkan oleh Tuhan telah menjadi tinggi hati. Akibatnya, Tuhan mencabut segala yang mereka banggakan. Apa yang mereka sombongkan akan Allah ganti dengan yang berlawanan supaya kota itu tidak bisa lagi menyombongkan diri. Oleh karena itu kita perlu berdoa untuk kota di mana kita tinggal, apa pun penampilan dan pembawaan kota kita. Ketika suatu kota hidup dalam kemewahan dan kesombongan, bukan tidak mungkin Tuhan akan menjatuhkan hukuman ke atasnya, juga mencabut segala yang baik dan menggantinya dengan yang buruk. Marilah kita terus berdoa untuk kota kita masing-masing, tempat di mana Tuhan mengutus kita untuk menjadi berkat dan saksi. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Pada saat umat Tuhan sudah tidak lagi hidup menghormati Tuhan, maka yang terjadi adalah kekacauan. (pg).
JANGAN MENUNDA Berbuat Baik
KEBAIKAN merupakan sifat Ilahi yang harus terpancar dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena status kita adalah anak-anak terang. Rasul Paulus menasihati, “Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Efesus 5:8-9). Dalam Kisah Para Rasul 9:36-42 dikisahkan tentang seorang murid perempuan bernama Tabita. Tabita atau dalam bahasa Yunani Dorkas banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Orang-orang Yahudi memanggilnya Tabita yang berarti rusa betina. Di dunia Timur rusa betina adalah gambaran tentang kecantikan. Kecantikan Dorkas itu terpancar melalui perbuatan baik yang dilakukannya. Sahabat, ketika hasrat mementingkan diri sendiri begitu kuat, kita cenderung menampik orang lain. Kita menunda kebaikan untuk merahmati orang lain. Kita membentangkan jarak, dan orang-orang akan menjauh dari kita. Anehnya, suatu hari justru kita yang merasa telah ditinggalkan, diabaikan, tidak dibutuhkan, dan bukan siapa-siapa bagi orang lain. Saat itulah kita akan merasa seperti garam yang tawar, tidak berguna lagi selain dibuang dan diinjak orang di jalan. Karena itu segeralah lakukan. Jangan menunda berbuat baik untuk alasan apa pun. Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “JANGAN MENUNDA Berbuat Baik.” Untuk itu Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 3:27-35 dengan penekanan pada ayat 27. Sahabat, ayat 27 mengingatkan kita: “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Tuhan Yesus juga mengingatkan kita bahwa dengan berbuat baik kepada sesama, kita sedang menunjukkan kemurahan hati Allah sehingga mereka memuliakan Dia (Matius 5:16). Sudahkah hidup kita menjadi berkat pada hari ini? Ataukah sebaliknya, kita sesungguhnya mampu dan memiliki kesempatan untuk berbuat baik, tetapi kita menundanya dan kita tidak bersedia memberikan kebaikan kepada orang lain? Sahabat, di dunia ini tidak sedikit orang yang sesungguhnya tahu untuk melakukan sebuah kebaikan kepada seseorang tetapi tidak melakukannya. Bahkan yang mengejutkan, ada orang-orang yang sengaja menahan hak yang seharusnya diterima oleh orang lain. Sekarang periksalah diri kita dan sekelilingnya: Adakah seseorang di sekitar kita yang seharusnya berhak menerima kebaikan kita, tapi kita belum memberikannya? Sadarilah bahwa kita adalah saluran yang dipakai Allah untuk menyalurkan kebaikan-Nya, karena itu kiranya kita tidak sedikit pun menahan atau menyimpan berkat Allah yang seharusnya menjadi bagian orang lain. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Berdasarkan ayat 27, 29. 30, dan 31, hal-hal apa saja yang tidak boleh kita lakukan? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” (Ibrani 13:16). (pg).