Jadi BERTOBATLAH dari kejahatanmu. Meme Firman Hari Ini (14 Agustus 2022).
Kita semua BERSALAH dalam banyak hal. Meme Firman Hari Ini (13 Agustus 2022).
ANGGAK bak Burung TUI
Sahabat, saya seorang penikmat kicauan burung-burung di pagi hari. Mendengarkan suara kicauan burung sungguh menenteramkan hati. Namun tahukah Sahabat, apa fungsi kicauan burung? Suara kicauan burung mempunyai dua fungsi utama, yaitu mempertahankan wilayah teritorinya dan untuk menarik lawan jenisnya. Hal tersebut juga berlaku bagi burung TUI atau parson bird (Prosthemadera novaeseelandiae). Alasan utama burung tersebut berkicau adalah untuk mempertahankan wilayah kekuasaan atau tempatnya mencari makan, berkembang biak, serta untuk mendapatkan pasangan. Sahabat, burung Tui jantan adalah burung yang terkenal dengan kicauan terbaiknya. Burung Tui jantan menggunakan otot vokal super cepat untuk mengendalikan perubahan akustik dan membanggakan diri dapat bernyanyi dengan indah di depan lawan jenis. Menariknya, burung Tui jantan akan sensitif dan marah jika di sekitarnya ada burung yang berkicau dengan elok. Kazuhara Sasahara dari Nagoya University menambahkan bahwa burung Tui jantan akan agresif menantang burung lain berkicau demi mempertahankan teritorinya. Sesungguhnya yang ANGGAK (sombong) bukan hanya burung Tui. Orang percaya kadang juga dapat anggak bak burung Tui. Hari ini kita masih melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “ANGGAK bak Burung TUI”. Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 2:6-22. Sahabat, siapa yang kita andalkan? Pengalaman umat Allah menunjukkan bahwa mereka mengandalkan harta benda (ayat 7). Mereka juga terpengaruh pada bangsa sekitarnya sehingga menaruh kekuatan pada berhala-berhala (ayat 8). Di balik itu semua, mereka adalah orang yang mengandalkan diri sendiri (ayat 11). Padahal semuanya itu tidak berarti. Karena dalam sekejap saja Tuhan mampu melenyapkan apa yang dibanggakan dan diandalkan oleh manusia. Mengandalkan diri sendiri berawal dari kesombongan. Orang anggak merasa dirinya mampu melakukan segala sesuatu. Pernyataan nabi Yesaya menunjukkan bahwa kesombongan itulah yang menjadi akar persoalan. Berulang kali Yesaya menuturkan pokok kesombongan ini (ayat 11, 12, 17). Karena merasa diri mampu, umat seolah-olah merasa berhak menentukan hidupnya sendiri. Allah tidak lagi mereka pedulikan. Karena itu mereka bebas mengikuti bangsa-bangsa sekitar untuk memilih pada ilah mana mereka akan beribadah. Mereka juga tidak lagi peduli apakah tindakan mereka sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Sahabat, Allah membenci orang yang anggak. Karena itu mereka akan direndahkan. Kesombongan dilukiskan seperti pohon aras dan terbantin yang berdiri tegak seakan-akan siap menembus langit. Namun pohon itu dengan mudahnya dirubuhkan oleh kekuatan Allah (ayat 13). Manusia perlu mengingat bahwa keberadaannya bagaikan hembusan napas belaka (ayat 22). Walau kuda, emas, perak, dan lainnya (ayat 7) dicari dan dianggap penting dan dijadikan andalan dalam hidup ini, namun Yesaya menegaskan bahwa semua kebanggaan dan milik mereka akan lenyap seketika. Sahabat, apakah harta, prestasi, gaya hidup, atau jabatan tinggi membuat kita anggak dan merasa lebih unggul dari orang lain? Sesungguhnya semua itu hanya pemberian Tuhan, hanya titipan Tuhan, bukan dari usaha kita. Jika semua itu lenyap, apakah kita tetap masih dapat memandang kepada Tuhan dan memuliakan Dia? Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari bacaan kita pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12-17? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kesombongan akan membuat kita lupa bahwa Tuhanlah sumber segala sesuatu. (pg).
TAKUT akan TUHAN
Sahabat, pada hari ini dan hari-hari ke depan selain kita akan mempelajari Kitab Yesaya, kita juga mempelajari Kitab Amsal. Khusus hari ini kita akan belajar apa itu HIKMAT dan bagaimana cara mendapatkannya. Kata hikmat berasal dari bahasa Yunani sophia yang artinya kemampuan untuk berlaku bijaksana. Adapun bahasa Ibraninya adalah hokmah yang artinya kemampuan untuk melepaskan diri dari lika-liku kehidupan atau permasalahan hidup. Lalu apa perbedaan antara PENGETAHUAN dan HIKMAT. Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat. Untuk lebih memahami topik tentang: “TAKUT akan TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 1:1-7 dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, dalam ayat 7 dikatakan: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Itulah sebabnya orang yang takut akan Tuhan pasti akan menjadi orang yang bijaksana, karena ia mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (Ibrani 5:14). Sahabat, untuk beroleh hikmat dari Tuhan tidak ada jalan lain selain harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, melekat kepada Tuhan. Adalah sebuah kebodohan dan kerugian besar jika orang memilih untuk tidak takut akan Tuhan dan hidup menjauh dari hadirat-Nya. Mengapa? Sebab di dalam takut akan Tuhan, selain beroleh hikmat, kita akan mengalami dampak yang luar biasa yaitu kita akan mengalami ketenteraman. Selain itu kita juga akan menikmati perlindungan dan penjagaan Tuhan (Amsal 14:26-27). Di hari-hari ini banyak orang merasa pesimis menghadapi hari esok karena melihat situasi yang semakin sulit dan tidak menentu. Tetapi orang yang senantiasa takut akan Tuhan tak perlu merasa takut dan khawatir, karena keberadaan kita tidak ditentukan oleh situasi yang ada, melainkan karena kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Jika Tuhan ada di pihak kita pasti akan ada kekuatan, ketenteraman, perlindungan dan hal-hal yang dahsyat pasti dinyatakan! Sahabat, selain itu, dari bacaan kita pada hari ini, khususnya dari ayat 7, kita diyakinkan bahwa orang yang bijak adalah orang yang tahu diri, menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Berdasarkan dari hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa manfaat yang akan kita peroleh ketika kita mempelajari Kitab Amsal? (Ayat 2-6) Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata: Ya atau tidak. Jawablah dengan: Tunggu! Menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat. (pg).
Umat Allah yang KEBANGETAN
Sahabat, syukur kepada Tuhan, kita telah berhasil menyelesaikan pemelajaran Kitab Kejadian dan Kitab Mazmur. Mulai hari ini kita akan belajar dari Kitab Yesaya. Kitab Yesaya ditulis oleh nabi Yesaya. Tema Kitab Yesaya: Hukuman dan Keselamatan. Kitab Yesaya ditulis sekitar tahun 700 -650 SM. Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (Kerajaan Utara) serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (Kerajaan Selatan). Yesaya memperingatkan raja Yehuda, Ahas, untuk tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua raja tersebut untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yesaya 7:3-7; Yesaya 30:1-17). Yesaya mempunyai pengaruh terbesar pada masa pemerintahan Raja Hizkia. Untuk lebih memahami topik tentang: “Umat Allah yang KEBANGETAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 1:1-9 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, Tuhan memanggil langit dan bumi sebagai saksi betapa Tuhan telah membesarkan umat-Nya, tetapi yang terjadi adalah umat memberontak terhadap-Nya. Pemberontakan itu begitu kebangetan sehingga Tuhan memakai tiga ilustrasi: Pertama, pengenalan umat terhadap Tuhan lebih parah daripada binatang. Lembu mengenal pemiliknya, keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi Israel tidak mengenal Tuannya (ayat 3). Tidak mengenal Tuhan berarti tidak taat. Umat yang berdosa sarat dengan kesalahan. Mereka itu keturunan yang jahat, menista Tuhan, dan membelakangi-Nya (ayat 4). Kedua, umat sudah dipukul sampai tidak ada bagian yang belum kena pukul, namun tetap tidak bertobat sampai Tuhan bertanya, “Di mana kamu mau dipukul lagi?” (ayat 5). Ketiga, negeri mereka menjadi sunyi, putri Sion menjadi seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan kota yang terkepung. Jika bukan karena belas kasihan Tuhan, mereka sudah menjadi seperti Sodom dan Gomora (ayat 7-9). Sahabat, Tuhan sampai “mengeluh” betapa parah umat-Nya. Tuhan yang panjang sabar sepertinya sudah tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat-Nya agar umat mau bertobat. Jika bukan karena Tuhan itu setia dan maha pengampun, umat sudah dibinasakan. Kita memang belum sempurna dan masih jatuh bangun dalam dosa. Namun, janganlah melakukannya secara sengaja dan terus-menerus. Janganlah memakai ketidaksempurnaan kita menjadi alasan untuk melakukan dosa. Jika kita terus berjuang namun tetap jatuh dalam dosa, itu satu hal. Tetapi, hal yang berbeda adalah jika kita tidak mengindahkan perintah Tuhan dan terus-menerus berbuat dosa tanpa peduli betapa kebebalan kita telah mendukakan Tuhan. Hendaklah kita tidak kebangetan di hadapan Tuhan. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2 dan 4? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semakin berontak dan meninggalkan Tuhan, semakin kita jauh dari hal-hal baik yang telah Tuhan persiapkan! (pg).