MIMPI YUSUF MEWUJUD

Sahabat, Tererai Trent lahir di Zimbabwe, dalam keluarga dan lingkungan miskin, yang hanya menyekolahkan anak laki-laki. Anak perempuan tidak boleh belajar, mereka hanya diminta siap menikah. Namun, Tererai berMIMPI menjadi perempuan terpelajar dan mengangkat kehidupan perempuan lain. Ia tuliskan mimpi itu di kertas, ia masukkan ke dalam kaleng, ia kubur di bawah batu. Suatu hari, seorang perempuan Amerika datang dan menantangnya untuk mengungkapkan  mimpinya. Dengan berani Tererai berkata ia ingin ke Amerika untuk belajar dan, secara ajaib, Tuhan membuka jalan. Tererai diajak ke Amerika, belajar di sana dengan semangat luar biasa, hingga meraih gelar doktor. Mimpinya terkabul! Kini ia terus berjuang bagi peningkatan hidup para perempuan, khususnya di Zimbabwe. Sahabat, orang yang memiliki mimpi, atau lebih tepatnya visi, memiliki tujuan yang jelas. Mereka pun berfokus melakukan apa saja yang perlu dilakukan, dan bersemangat mengejarnya. Dengan pertolongan Tuhan. MIMPI mereka akan MEWUJUD. Untuk lebih memahami topik tentang: “MIMPI YUSUF MEWUJUD”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 42:1-38 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, bencana kelaparan hebat melanda mulai dari Mesir hingga Kanaan, tempat di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal.Yakub mendengar ada gandum di Mesir (ayat 1). Jadi, ia menyuruh anak-anaknya ke sana untuk membelinya (ayat 2). Ketika sampai di Mesir, mereka (tanpa disadari) bertemu dengan Yusuf, saudara yang pernah mereka jual. Ketika Yusuf melihat mereka tunduk kepadanya, seketika dia teringat mimpinya. Mimpi yang sudah menjadi kenyataan. Mimpinya kini telah mewujud (ayat 9). Sahabat, Yusuf ingin tahu apakah saudara-saudaranya masih sama seperti dahulu. Untuk itu, Yusuf sengaja membentak (ayat 7) dan menuduh mereka sebagai pengintai (ayat 9). Selanjutnya, Yusuf mulai menanyai mereka. Dalam proses “interogasi”, Yusuf menerima banyak informasi tentang keluarganya. Baik itu tentang keberadaan, jumlah keluarga, dan termasuk tentang “seseorang yang sudah tidak ada lagi” (ayat 13). Yusuf juga ingin tahu kabar saudara seibunya, Benyamin. Caranya, Yusuf pura-pura tidak percaya pada informasi itu. Untuk memastikan akurasinya, mereka disuruhnya untuk menjemput si bungsu (ayat 15-16) Pada saat inilah, saudara-saudara Yusuf mulai merasa menjadi tertuduh karena dosa-dosa masa lalunya (ayat 21-22). Sahabat, Yusuf, tidak sakit hati, apalagi dendam. Lebih lagi setelah mendengar kalau mereka menyesali perbuatannya. Dia menangis karena tak kuasa menahan haru bercampur rindu. Semua itu terjadi, tentu saja, karena Yusuf percaya pada pimpinan Tuhan (ayat 23-24). Pimpinan Tuhan bukan hanya untuk menunjuk arah perjalanan hidup. Tetapi, Dia juga mendidik kita bagaimana cara menjalaninya. Sebuah gaya hidup yang penuh kasih tanpa dendam dan kebencian. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat dapatkan dari perenunganmu hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21-22? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan mengizinkan kita bermimpi agar kita memiliki  tujuan hidup. Bila Tuhan memberkati mimpi, pasti tercapai segala kerinduan. (pg).

TUHAN, Jagai dan Lindungi aku

Sahabat, ditemani kopi hitam, sukun goreng, pisang goreng, dan tape goreng, obrolan kami sore itu semakin lama semakin gayeng. Saat ini dia menjadi salah seorang teman sepelayanan saya, tapi umur kami berbeda 20 tahun. Dia baru berumur 46 tahun. Dia bercerita bahwa masa kecilnya benar-benar hitam kelam. Dia tinggal di daerah pelacuran. Setiap hari dia melihat orang berjudi, mabuk-mabukan, saling mengumpat,  saling memaki, dan saling mengata-ngatai. Asap rokok dan bau minuman keras menjadi asupan hidungnya. Kata-kata jorok dan kasar menjadi asupan telinganya. Syukur, ada gereja yang membuka pelayanan di tempat tinggalnya. Guru Sekolah Minggunya selalu mengingat dia agar berdoa: “Tuhan, jagai dan lingdungi aku.” Untuk lebih memahami topik tentang: “TUHAN, Jagai dan Lindungi aku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 141:1-10. Sahabat, menjaga hati agar tidak ternoda adalah perkara serius bagi Daud. Ia begitu takut untuk melakukan kesalahan di hadapan Tuhan, sekalipun hanya melalui perkataan mulutnya. Ia tahu bahwa Tuhan tidak berkenan kepada kejahatan. Itulah alasannya ia berseru kepada Tuhan. Maka tidak heran kalau Daud memohon agar Tuhan mengawasi mulutnya, agar ia tidak salah berucap dan akhirnya melakukan kejahatan melalui perkataannya (ayat 3). Jangan sampai ia memiliki hati yang jahat dan merasakan kesenangan orang jahat (ayat 4). Lebih baik orang benar menghukumnya daripada ia harus terlibat dalam kejahatan (ayat 5). Ada kalanya ia menerima ganjaran yang menyakitkan, namun hal itu diterima sebagai kasih. Baginya, hajaran orang benar mampu membawa dia kembali kepada kebenaran, asalkan ia tidak berkawan dengan orang fasik dan dilepaskan dari godaan. Sahabat, Daud pun berseru memohon perlindungan Tuhan agar menjaganya dari perangkap orang-orang yang melakukan kejahatan (ayat 8-9). Seruan Daud menunjukkan kesungguhan imannya di dalam Tuhan. Doa adalah seruan jiwa yang menjadi persembahan harum di hadapan Tuhan, apalagi disertai dengan kebencian terhadap kejahatan. Daud benci bila harus terlibat dalam perbuatan fasik. Orang benar akan membenci dosa, sekalipun tawaran manis menjadi godaan akan dosa. Ketika orang fasik jatuh ke dalam perangkap mereka sendiri, orang benar akan berlalu meninggalkan mereka (ayat 10). Ayo … Serukanlah kerinduan kita kepada Tuhan. Doa yang berasal dari hati yang gentar akan kejahatan merupakan persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Lebih baik jatuh ke tangan orang benar (sekalipun menyakitkan) daripada ke tangan orang jahat. Hati yang mengasihi Tuhan akan menjaga dirinya dari kejahatan, dan memohon Tuhan agar menjagai dan melindunginya dari jalan yang serong. Sahabat, dengan seruan, “Dengarkanlah aku, Tuhan!”, kita hanya ingin memandang kepada Tuhan, supaya kita dijauhkan dari perangkap orang jahat dan doa kita menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Dari hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kunci kemenangan kita bukan pada upaya kita yang kuat dan tidak ikut-ikutan dunia ini, melainkan pada mengarahkan iman kita kepada Kristus yang sudah menang melawan dosa. (pg).   

PENGENALAN dan PENGALAMAN Berjalan Bersama ALLAH

Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa tiada hari tanpa RUTINITAS. Apalagi bagi kita yang tinggal di kota besar, Rutinitas sudah menjadi sahabat yang terus menemani melewati hari demi hari. Lebih parah lagi, kita melakukan semua kebiasaan itu dengan irama yang monoton. Akibatnya, kita sering melewati hari begitu saja tanpa belajar apa-apa. Tanpa kita sadari, keadaan demikian mungkin akan berpengaruh pada pertumbuhan rohani. Kita bisa saja tidak mengalami kemajuan dalam pengenalan dan pengalaman berjalan bersama Allah. Untuk itu kita perlu punya tekad dan kemauan untuk MENJAGA SAAT TEDUH KITA. Semoga “Sejenak Merenung” dapat menjadi sahabat  setia dalam usaha Sahabat untuk mengalami kemajuan dalam pengenalan dan pengalaman berjalan bersama Allah. Untuk lebih memahami topik tentang: “PENGENALAN dan PENGALAMAN Berjalan Bersama Allah”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 41:1-36 dengan penekanan pada ayat 16. Sahabat,  Yusuf masih dipenjara selama dua tahun sejak peristiwa “Mimpi juru minum dan juru roti” (Kejadian 40:1-23). Luar biasa, di sepanjang waktu tersebut, Yusuf terus melatih dirinya untuk lebih mengenali dan merespons Allah. Sahabat, diceritakan di bacaan kita, pada suatu hari, Firaun bermimpi hingga dua kali (ayat 1-7). Tetapi, tidak seorang pun mampu mengartikan mimpinya (ayat 8). Hal tersebut menyiksa hatinya hingga menjadi gundah gulana. Syukurlah,  juru minuman Firaun mengakui kesalahannya dan  mengingat Yusuf, dan menceritakan kepada Firaun kemampuan Yusuf menafsirkan mimpinya (ayat 9-13). Firaun, akhirnya, menyuruhnya untuk  memanggil Yusuf (ayat 14). Dengan rendah hati Yusuf menghadap dan berkata, “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun” (ayat 16). Sesungguhnya lewat mimpi Firaun,  Yusuf bisa melihat rencana Allah. Sebuah rancangan untuk menyatakan kedaulatan-Nya atas dunia. Yusuf merespons rencana itu. Dia mencetuskan suatu gagasan yang luar biasa. Sesuatu yang tidak terpikirkan oleh siapa pun pada saat itu (ayat 33-36). Dengan cara itulah, Yusuf memberitakan perihal Allah kepada Firaun dan bangsa Mesir. Sahabat, Yusuf merupakan teladan bagaimana cara merespons Allah. Dalam kesukaran bertahun-tahun, dia tetap setia kepada Tuhan. Karena anugerah Allah, dia menunjukkan konsistensi yang tahan uji. Dia tidak mudah mundur walau banyak aral melintang datang menghadang. Dia mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam pengenalan dan pengalaman bersama Allah. Sesungguhnya, Itulah yang Tuhan harapkan dari kesaksian orang-orang percaya. Dunia bisa mengenal Dia dari cara kita merespons panggilan-Nya, sehingga, orang bisa mengenal Allah bukan melalui KATA, tetapi oleh AKSI NYATA Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh melalui perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 16? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Orang yang rendah hati akan menyadari bahwa  kemampuan dan segala yang dimilikinya,  ia dapatkan karena anugerah Allah; karena Allah memberkati dan menyertainya. (pg)