Yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Meme Firman Hari Ini (11 Juli 2022).
Haleluya! Aku.mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati. Meme Firman Hari Ini (10 Juli 2022)
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN. Meme Firman Hari Ini ( 09 Juli 2022).
MEMUJI TUHAN di Setiap Waktu
Sahabat, kadang kita kurang menyadari, jika pagi ini kita masih bisa melihat matahari terbit, jika kita masih bisa menghirup udara segar dan bernafas, jika hari ini kita bisa melakukan aktivitas dengan tubuh yang sehat, mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah, lalu kita bisa sampai ke kantor atau tempat kerja dengan selamat tanpa ada halangan, bukankah semuanya itu karena anugerah Tuhan? Tuhan yang menolong, memelihara, dan menyertai kita. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, kasih dan kebaikan Tuhan tak berkesudahan, Ia ada untuk kita. Ironisnya, seringkali kita memuji-muji Tuhan hanya saat dalam keadaan baik saja, tapi begitu terbentur masalah, kesukaran, atau pergumulan hidup yang berat, kita tak lagi mau memuji Tuhan. Mari kita belajar untuk selalu bersyukur! Jangan hanya karena masalah, lalu kita bersungut-sungut, kecewa dan akhirnya berhenti memuji Tuhan. Mari kita terus belajar untuk memuji Tuhan di setiap waktu. Untuk lebih memahami topik tentang: “MEMUJI TUHAN di Setiap Waktu”, Bacaan Sabda saya ambil dari Mazmur 134:1-3. Sahabat, Seruan untuk memuji TUHAN dalam Mazmur 134 secara umum ditujukan kepada segenap umat TUHAN, tetapi secara khusus ditujukan bagi para hamba TUHAN atau orang-orang yang sibuk melayani TUHAN. Hal terpenting yang harus selalu disadari adalah bahwa TUHAN itu Pribadi yang hidup yang memiliki pendapat dan keinginan. TUHAN itu bisa berbicara, melihat, dan mendengar. TUHAN selalu ingin berkomunikasi dengan manusia. Oleh karena itu, semua orang yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah tidak boleh hanya menyelenggarakan ibadah, tetapi harus turut serta beribadah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Pemazmur menyerukan kepada semua hamba TUHAN atau semua orang yang menyelenggarakan ibadah untuk memuji nama TUHAN dengan mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN (ayat 1-2). Sahabat, bila tidak waspada, orang-orang yang melayani TUHAN bisa menyelenggarakan ibadah tanpa ikut beribadah. Paduan suara bisa mempersembahkan pujian mereka kepada umat TUHAN, namun bukan kepada TUHAN. Pengkhotbah bisa menyampaikan firman TUHAN kepada umat TUHAN dan lupa untuk mendengarkan pesan TUHAN kepada dirinya sendiri. Pemain musik bisa mempertotonkan kehebatannya dan lupa untuk ikut memuji TUHAN dari dalam hatinya sendiri. Coba kita memeriksa sejenak hidup penyembahan kita kepada Tuhan selama ini! Bukankah seringkali, penyembahan kita hanya bersifat rutinitas, dengan sedikit atau bahkan tanpa penghayatan sama sekali. Penyembahan seperti itu, bukan penyembahan sejati. Sahabat, ajakan menyembah Tuhan merupakan kesempatan untuk menghayati ulang kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta terkagum-kagum akan karya-Nya yang ajaib. Baiklah kita dengan jujur menyediakan diri untuk dikoreksi dalam ibadah kita. Kalau motivasi kita keliru, atau penghayatan kita dangkal. Lantunkan ulang Mazmur 134 ini. Hayati kembali penyembahanmu kepada Tuhan secara segar dan buka hatimu untuk menerima berkat-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Mengapa kita harus memuji Tuhan bukan hanya di waktu pagi tapi juga di waktu malam? (Ayat 1 dan Ratapan 3:22-23) Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” (Mazmur 103:2). (pg)
BIJAKLAH dalam BERTINDAK
Sahabat, pengalaman hidup kita mengajarkan kepada kita tentang pentingnya sikap bijak dalam bertindak. Sikap bijak berarti tahu menempatkan diri, tahu membawa diri, tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus diputuskan. Bijak dalam bertindak berarti juga harus memadukan antara wadah atau tindakan nyata kita dengan motivasi hati atau kedalaman batin kita. Tindakan atau sikap hidup kita merupakan cerminan atau pantulan hati. Karenanya menjernihkan dan memurnikan hati menjadi begitu penting. Itulah sebabnya kita perlu mengolah hati dan rohani kita dengan firman Tuhan setiap hari. Usahakan apa yang memancar keluar dari kita, baik melalui tutur kata maupun sikap dan tindak tanduk kita, selalu memancarkan kebaikan. Bijaklah dalam bertindak. Untuk lebih memahami topik tentang: “BIJAKLAH dalam BERTINDAK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 34:1-31. Sahabat, suatu ketika, Dina berjalan sendirian. Dia ingin mengunjungi temannya. Sikhem melihatnya dan terpesona. Tanpa berpikir panjang, Sikhem, pemuda Kanaan itu, memerkosa Dina, putri Yakub (ayat 2). Dampaknya serius. Bukan hanya Dina yang merasa terhina, tetapi juga semua anggota keluarganya. Yakub dan anak-anaknya marah karena kejadian itu (ayat 7 dan 31). Tidak berhenti sampai di situ, Sikhem hendak mengawini Dina secara paksa (ayat 4). Demi mencapai niatnya, ia menggunakan pengaruh ayahnya untuk membujuk penduduk kota agar memenuhi persyaratan dari anak-anak lelaki Yakub, yang sebenarnya hanya siasat saja (ayat 13, dan 19-22). Akibatnya, semua lelaki penduduk kota mereka, yang sedang kesakitan setelah disunat, mati diparang pedang Simeon dan Lewi (ayat 25-26). Sahabat, kita ini hidup bermasyarakat. Baik atau buruk perilaku kita, tak pernah hanya kita sendiri yang menanggung akibatnya. Baik secara langsung maupun tidak, sendiri atau bersama-sama, selalu ada orang yang ikut merasakan dampaknya.Tuhan memberi kita kebebasan individu agar dikelola secara harmonis dengan tanggung jawab kepada masyarakat. Karena itu bijaklah dalam bertindak. Lalu bagaimana seharusnya tindakan jika kita disakiti, dijahati, dihina, dan dipermalukan? Tuhan Yesus bersabda: “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, …” (Matius 5:38-39) Lebih lanjut Rasul Paulus menasihati: “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:17-18). Sahabat, pembalasan itu adalah hak Tuhan. Oleh sebab itu, apapun yang terjadi dalam hidup kita: disakiti, dijahati dan dibenci, marilah kita selalu bersandar kepada Tuhan dan berusaha supaya tindakan-tindakan kita bijaksana. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Bagaimana respons kita ketika kita dihina atau dipermalukan? (Matius 5:38-39 dan Roma 12:17-18). Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Orang yang bijak adalah orang yang mampu melihat dan menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang rohani sehingga ia tahu bagaimana harus bertindak. (pg).
ALLAH Melimpahkan BERKAT dalam KERUKUNAN
Sahabat, di lingkungan tempat tinggal kita ada istilah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) RT dan RW dibentuk dengan tujuan untuk membangun kerukunan antarwarga dalam lingkup kecil. Mengapa kerukunan itu penting? Sebab bila masing-masing warga memiliki hubungan yang dekat dan saling mengenal satu sama lain, mereka bisa bekerja sama dan saling tolong-menolong sehingga tidak ada jurang pemisah di antara mereka. Kerukunan, di masa sekarang sepertinya sudah menjadi sesuatu yang sulit ditemukan. Beberapa puluh tahun yang lalu, slogan “gotong royong” di kampung-kampung menggambarkan betapa indahnya hidup dalam kebersamaan. Di lingkup yang lebih kecil, keluarga, kerukunan pun mulai memudar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Semua ini berawal dari sikap egois yang telah meracuni pola pikir masing-masing individu. Hubungan antar anggota dalam keluarga retak karena egoisme yang mendominasi. Kita seakan lupa tentang janji Tuhan yang diberikan-Nya bahwa: Allah melimpahkan berkat dalam kerukunan. Untuk lebih memahami topik tentang: “ALLAH Melimpahkan BERKAT dalam KERUKUNAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 133:1-3 dengan penekanan pada ayat 1. Sahabat, Allah melimpahkan berkat dalam kerukunan. Cara hidup yang penuh konflik dengan sesama dan keluarga tidak akan pernah mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, keegoisan, kemarahan, dan pertengkaran hanya akan menimbulkan kehancuran yang begitu parah. Ketiadaan kerukunan akan meretakkan dan menghancurkan sebuah keluarga. Namun, mereka yang hidupnya rukun memiliki keuntungan besar! Di sanalah berkat-berkat Tuhan dicurahkan dan Allah hadir dan berdiam dalam keluarga yang rukun. Sahabat, keluarga yang rukun tidak tercipta dengan sendirinya, tapi perlu diusahakan, dipupuk dan dibina dari hari ke sehari. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membangun kerukunan dalam sebuah keluarga. Pertama, sediakan waktu bersama. Membangun mezbah keluarga atau melakukan saat teduh bersama adalah momen terbaik. Kita juga dapat menyediakan waktu bersama dengan keluarga untuk kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya makan bersama di luar pada waktu akhir pekan atau pergi piknik ke tempat wisata. Ketika keluarga hidup rukun dan kompak, ikatan emosi antar anggota keluarga akan semakin kuat. Kedua, praktikkan kasih. Keluarga adalah gereja terkecil, tempat awal kita mempraktikkan kasih. Kasih dapat dinyatakan dengan saling peduli, memperhatikan, menghargai, menghormati dan menolong. Jika kita mau dikasihi kita pun harus belajar mengasihi; kalau kita tidak mau disepelekan, kita pun tidak boleh menyepelekan orang lain, oleh karena itu, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Tolong bagikan usaha-usaha yang kamu lakukan untuk meningkatkan kerukunan dalam keluargamu. Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Di mana ada kerukunan, di situlah Tuhan memerintahkan berkat-berkat-Nya. (pg).