Bersikaplah sebagai laki-laki! Meme Firman Hari Ini (21 Juni 2022).
Mengapa Berlaku BODOH?
Sahabat, orang bijak memberi nasihat: “Belajarlah untuk menghargai kepunyaanmu sebab selalu ada seseorang di luar sana yang sangat berharap dapat memilikinya seperti dirimu. Jangan sampai kelak engkau dipaksa untuk menghargainya tatkala itu sudah bukan milikmu lagi.” Nasihat tersebut mengingatkan kita supaya kita tidak berlaku BODOH, supaya kita menghargai dan menjaga baik-baik “milik” kita. Jangan sampai kita menukarkan atau menjual milik kita yang sangat berharga, dengan sesuatu yang tidak bernilai. Sesuatu yang bernilai kekal, kita tukarkan dengan sesuatu yang fana. Saya yakin, Sahabat akan tersinggung jika dikatakan orang bodoh. Tapi kenyataannya memang tidak sedikit orang yang berlaku bodoh. Kalau kita sudah tahu bahwa apa yang kita lakukan itu salah, berdampak buruk, merugikan dan bertentangan dengan firman Tuhan, tapi masih saja kita perbuat, itulah yang disebut kebodohan atau tindakan bodoh karena kita telah salah melangkah. Lalu mengapa berlaku bodoh? Untuk lebih memahami topik tentang: “Mengapa Berlaku BODOH?”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 25:27-34. Sahabat, Sebagai putra sulung, Esau memiliki hak kesulungan yang memberinya keistimewaan berupa berkat anak sulung yang kelak pasti diwariskan oleh sang ayah kepadanya (Kejadian 27:1-4). Tetapi, sayangnya, Esau bersikap tak mengacuhkan haknya tersebut. Dia memandang remeh atas hak yang sangat istimewa yang dia miliki. Padahal seseorang yang memiliki hak kesulungan itu mewarisi otoritas ilahi dari ayahnya untuk memimpin sukunya. Berhak menjadi imam bagi sukunya, dan mendapatkan warisan dalam jumlah dua kali lipat dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Maka Yakub, adik kembarnya, sangat mendambakannya, sangat ingin mendapatnya. Dia menunggu kesempatan yang tepat untuk dapat mengambil atau merebut hak istimewa yang dimiliki kakak kembarnya. Nah, kesempatan yang dinanti Yakub tiba. Ketika dia sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Esau minta kepada Yakub agar dia diberi apa yang sedang dimasak oleh adiknya karena dia lelah dan lapar. Tapi Yakub minta agar masakannya itu ditukar dengan hak kesulungan yang dimiliki kakaknya. Konyolnya, Esau setuju dan mengukuhkan “transaksi” itu dengan sumpah! (ayat 31-34) Sahabat, mengapa Esau berlaku bodoh, menukarkan hak kesulungan dengan semangkok sup kacang merah? Karena Esau itu orang yang berpikir pendek, orang yang hanya memikirkan kebutuhan sesaat. Esau memandang ringan tentang hak kesulungannya. Hidup ini ialah seni sekaligus disiplin untuk menghargai apa yang ada pada kita, yang diizinkan Tuhan menjadi kepunyaan kita. Sebab tak selamanya itu ada pada kita. Jika kita terlalu sibuk mengejar apa yang belum ada pada kita, akibatnya kita mengabaikannya, tidak melihat potensinya, bahkan memandangnya dengan sebelah mata. Padahal banyak karunia Tuhan tersimpan di situ dan menanti untuk kita hargai, syukuri, dan berdayakan. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa Esau bersedia menukar hak kesulungan yang dimilikinya dengan semangkok sup kacang merah? Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenungan kita pada hari ini? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: Hargai dan syukuri segala sesuatu yang Tuhan izinkan menjadi kepunyaan kita. (pg).
JANGAN cepat MENYERAH
Sahabat, hampir semua orang mengakui bahwa hari-hari yang sedang kita jalani saat ini adalah hari yang teramat sukar, terlebih-lebih dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi Covid-19 ini benar-benar membawa dampak yang luar biasa di segala bidang kehidupan: Ekonomi menjadi sangat sulit, krisis terjadi di mana-mana, terjadi PHK secara besar-besaran, aktivitas manusia menjadi tersendat, proses belajar mengajar (pendidikan) menjadi terhambat. Banyak orang menjadi frustasi, kehilangan semangat dan putus asa, karena merasa sudah tak kuat lagi menanggung beban hidupnya yang semakin berat. Dalam kelelahan yang sudah melebihi batas, biasanya orang akan diserang oleh rasa mengasihani diri sendiri. Saat tubuh dan jiwa merasa letih lesu dan berbeban berat, ingatlah: Tuhan penolong kita. Tuhan ada di pihak kita. Jangan cepat menyerah. Untuk lebih memahami topik tentang: “JANGAN cepat MENYERAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 124:1-8 dengan penekanan pada ayat 8. Sahabat, Pemazmur begitu menyadari pertolongan Tuhan atas Israel setelah merenungkan kembali perjalanan dan sejarah hidup bangsanya. Betapa banyak musuh yang ingin menyerang dan menghancurkan, hendak menelan mereka hidup-hidup dengan amarah yang menyala-nyala (ayat 3). Mereka juga menghadapi ancaman bencana alam, yakni banjir (ayat 4). Meski mereka menghadapi banyak ancaman, mereka tetap luput dari semua itu. Sebab Tuhan pencipta alam semesta menyertai dan menolong mereka (ayat 6, 8). Jika Tuhan pencipta semesta telah memihak mereka, bukankah tidak ada satu ciptaan pun yang bisa menyakiti mereka? Dikatakan bahwa Israel luput seperti burung dari jerat penangkapnya, bahkan jerat itu pun telah terputus (ayat 7). Sahabat, sesungguhnya Mazmur 124 merupakan nyanyian ziarah Raja Daud ketika menghadapi persoalan dengan Absalom, anaknya sendiri yang memberontak (2Samuel 15). Dalam keadaan susah di pelarian, Daud mengalami pertolongan Tuhan. Hal itu membuat Daud tidak berputus asa, tetapi memiliki pengharapan yang kuat. Mazmur ini merupakan sebuah nyanyian ungkapan syukur karena Tuhan berpihak kepadanya (ayat 1-5) dan menyelamatkan jiwanya (ayat 6-7). Kondisi hidup bisa jadi membuat kita susah dan merasa frustasi. Kita sudah berusaha sekuat tenaga, tetap saja belum ada terobosan yang berarti. Kita mungkin ingin menyerah. Pertanyaannya: Sudahkah kita berpaling pada Allah dan menantikan pertolongan-Nya? Sahabat, sepatutnya kita bersyukur bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah sehingga kita boleh mendapat pengalaman berjalan bersama Dia. Dengan demikian iman kita semakin bertumbuh dan pada saatnya kita beroleh kekuatan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya. Berdasarkan hasil peremunganmu dari bacaan kita pada hari ini, kerjakanlah beberapa tugas berikut ini: Jika Sahabat sedang ditindih dengan beban yang berat, apa yang sebaiknya engkau lakukan? Bagikanlah pengalamanmu bagaimana engkau dapat melewati Pandemi Covid-19 dengan selamat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hatimu: Hendaklah hati kita meluap dengan ungkapan syukur, sebab kita mendapati bahwa Tuhan memihak kepada kita dan meluputkan kita dari malapetaka. (pg).