Menguatkan KEPERCAYAAN Kepada TUHAN

Pernahkah Sahabat mengalami begitu banyak masalah yang datang bertubi-tubi dalam jarak waktu yang pendek? Masalah yang satu belum  beres,  sudah datang dua lagi sampai Sahabat tertimbun di dalam tumpukan masalah dan merasa tidak lagi mampu keluar dari timbunan tersebut? Saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya, tidak terkecuali saya sendiri. Bagi yang pernah mengalami hal seperti itu tentu tahu bagaimana berat rasanya. Tidak jarang orang lalu menyerah, putus asa dan memilih melakukan hal-hal yang bodoh akibat tidak tahan menderita lebih lama lagi. Ada yang kemudian menjadi ragu akan kebaikan Tuhan dan terjebak untuk mengambil jalan-jalan pintas yang menyesatkan. Sesungguhnya justru kita perlu menguatkan kepercayaan kepada Tuhan. Untuk lebih memahami topik tentang: “Menguatkan KEPERCAYAAN Kepada TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 118:1-18. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, Pemazmur mengajar kita tentang bagaimana seharusnya kita menaruh kepercayaan yang penuh kepada Tuhan. Pemazmur juga mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya yang penuh dengan kesesakan. Namun, di tengah kondisi yang demikian Pemazmur berseru kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya (ayat 5). Pemazmur tidak mau meletakkan pengharapannya pada siapa pun meskipun orang itu memiliki kekuasaan dan kedudukan yang tinggi atau memiliki banyak harta (ayat 8-9). Mengapa? Sebab bagi Pemazmur, sehebat apa pun manusia, ia tetap tidak dapat menyelamatkan dirinya. Hanya Tuhan yang mampu menolong dan menyelamatkannya. Apabila Tuhan berada di pihaknya, manusia tidak dapat mencelakakannya (ayat 6). Sahabat, sekalipun kesulitan mungkin tidak berlalu begitu saja dari hidupnya, tetapi ia yakin tangan Tuhan tetap menopang dan memberi perlindungan. Hal ini terbukti ketika Pemazmur berseru kepada Tuhan dan Tuhan menjawabnya dengan memberi kelegaan (ayat 5). Jika kita berani untuk memercayakan diri kepada yang sementara, yang bahkan tidak memberikan jaminan apa pun kepada kita, masakan kita tidak mau menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan, Sang Pemilik dan Penguasa atas hidup kita? Sahabat, di tengah segala pergumulan hidup, mari kita belajar seperti Pemazmur untuk menaruh kepercayaan secara penuh hanya kepada Tuhan sebab Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat menolong dan menyelamatkan kita. Memang kesulitan itu tidak segera berlalu, tetapi yakinlah bahwa tangan-Nya akan selalu menopang mereka yang berseru kepada-Nya. Marilah kita berharap dan menguatkan kepercayaan kita  kepada-Nya, Ia pasti akan memberikan pertolongan dan kelegaan kepada kita.  Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dinyatakan berulang-ulang oleh Pemazmur dalam ayat 1-4? Mengapa? Apa yang dinasihatkan oleh Pemazmur dalam ayat 8-9? Mengapa? Apa jaminan bagi orang-orang yang takut akan Dia  (orang benar)? (Ayat 15-16) Selamat sejenak merenung. Ingatlah: Hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Tuhan, Dia satu-satunya tempat perlindungan! (pg)

Cukup 10 ORANG Saja

Bung Karno, Proklamator negara kita  pernah berkata, “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Artinya: sedikit orang saja, jikalau benar-benar berpotensi dan berupaya, akan sanggup mewujudkan kerinduannya. Sahabat, seringkali kita menjadi apatis ketika melihat sesuatu yang rasanya mustahil kita perbaiki dengan melihat kemampuan yang ada. Misalnya, kita ingin memberantas korupsi di negara ini, tapi kita kemudian berpikir, berapa banyak orang yang peduli? Untuk membersihkan satu kecamatan saja rasanya sudah tidak mungkin, apalagi bermimpi untuk membersihkan satu negara. Terbersit satu pertanyaan: Berapa banyak orang benar yang dibutuhkan untuk bisa merubah nasib   sebuah bangsa atau negara? Seribu? Seratus ribu? Sejuta? Sepuluh juta atau lebih? Berapa angka yang akan membuat Sahabat yakin mampu membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik bagi sebuah bangsa  atau negara? Bagi Tuhan, cukup 10 orang saja. Untuk lebih memahami topik tentang: “Cukup 10 ORANG Saja”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 18:16-33 dengan penekanan pada ayat 32. Sahabat, Abraham tahu bahwa Allah akan menghukum orang-orang Sodom. Pertanyaannya adalah apakah Tuhan akan menghukum orang benar bersama dengan orang fasik? (ayat 23). Abraham kemudian “tawar-menawar” kepada Tuhan dengan menyodorkan 50 orang benar. Jawaban Tuhan adalah Ia tidak akan membinasakan kota Sodom. “Tawar-menawar” itu berlangsung sampai batas 10 orang benar. Namun, jawaban Tuhan tetap sama. itu berarti Tuhan tidak menjumpai ada 10 orang benar di kota Sodom. Itu sebabnya Ia menghukum penduduk Sodom. Penghukuman Sodom merupakan peringatan dan contoh konkret bagi generasi mendatang agar mereka hidup yang menyenangkan Tuhan. Percakapan antara Abraham dan Allah cukup serius karena menyangkut rasa keadilan. Abraham terang-terangan mencoba memperkecil jumlah orang benar yang diperlukan guna menyelamatkan penduduk Sodom. Di sinilah perjuangan Abraham untuk mendesak Allah membatalkan hukuman-Nya demi orang benar walaupun jumlahnya relatif sedikit. Sering kali kita memakai istilah minoritas untuk tidak berani memperjuangkan kebenaran. Tuhan justru menghargai minoritas yang berani memperjuangkan kebenaran-Nya. Jumlah 10 orang benar jika dibanding dengan penduduk Sodom yang demikian banyaknya sangatlah tidak sebanding, namun Tuhan siap menyelamatkan Sodom jikalau ada 10 orang benar. Sahabat, 10 orang tidaklah banyak. Jumlah itu bahkan tidak cukup untuk membentuk sebuah kesebelasan sepak bola. Tapi dimata Tuhan jumlah itu sudah mampu membawa perubahan dan cukup pula untuk memulai sebuah gerakan yang bisa membuka pandangan orang akan kebenaran firman Tuhan. Sahabat  tidak perlu apatis, patah semangat atau putus asa. Jalankan tepat seperti apa yang dikehendaki Tuhan, dan disana Roh Kudus akan melakukan sesuatu lewat apa yang Sahabat  perbuat. Biar sedikit, atau bahkan Sahabat sendirian, percayalah orang bisa melihat sesuatu yang berbeda pada dirimu. Jangan lupa pula untuk terus mendoakan bangsa dan negara lewat doa-doa syafaat. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami tentang doa syafaat? (1 Timotius 2:1-4) Menurut Sahabat, mana yang lebih penting kualitas atau kuantitas? Mengapa? Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg)