Janganlah kita gila hormat. Meme Firman Hari Ini (06 Juni 2022).
Kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. Meme Firman Hari Ini (05 Juni 2022).
Ia mengabulkan doa kita. Meme Firman Hari Ini (04 Juni 2022).
KASIH TUHAN yang HEBAT
Bila kita ingat tentang kasih Tuhan dalam hidup ini, sampai kapan pun kita takkan sanggup menghitung dan mengukurnya. Kebaikan, kemurahan, kesetiaan, pemeliharaan dan perlindungan Tuhan atas kita sungguh tiada terbilang (Efesus 3:18). Sahabat, memimpin acara kuis Alkitab menjadi salah satu hobi saya, dan Mazmur 117 hampir selalu menjadi salah satu bahan pertanyaan. Mengapa? Karena Mazmur 117 merupakan pasal terpendek dalam Alkitab. Selain itu, Mazmur 117 merupakan pasal tengah dalam Alkitab, yaitu pasal ke-595. Meskipun Mazmur 117 hanya berisi 2 ayat, tapi bercerita tentang KASIH TUHAN yang HEBAT. Untuk lebih memahami topik tentang: “KASIH TUHAN yang HEBAT”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 117:1-2. Sahabat, Mazmur terpendek ini merupakan mazmur pujian yang menggemakan inti iman umat Israel. Tuhan adalah Allah yang penuh KASIH dan KESETIAAN (ayat 2). Yang lebih indah ialah bahwa mazmur ditujukan kepada semua bangsa (ayat 1). Sahabat, kasih dan kesetiaan memang merupakan karakter Ilahi yang menjadi dasar umat Israel hadir dalam sejarah dunia. Kasih setia Allah telah menjadikan Israel umat pilihan, yaitu dengan cara menebus mereka dari perbudakan Mesir sesuai dengan janji Allah kepada nenek moyang mereka. Kasih setia juga yang membuat Allah mengikatkan diri-Nya kepada umat-Nya dengan perjanjian Sinai. Ikatan anugerah tersebut ialah agar betapa pun Israel berontak, sehingga Allah harus menghajar mereka dengan keras, Dia tetap pada akhirnya menyelamatkan mereka. Sahabat, kebenaran ialah karakter Allah yang Esa. Tidak ada kebenaran sejati di luar Allah. Israel belajar hanya menyembah Dia, dan bukan ilah lain yang mati. Kebenaran berkaitan erat dengan kesetiaan, maka Allah yang adalah sumber kebenaran, tidak bisa mengingkari diri-Nya sendiri termasuk janji-Nya bagi umat-Nya. Pada saat yang sama, umat Israel yang oleh kasih dan kesetiaan Allah telah menerima anugerah keselamatan, harus menyadari bahwa mereka dipilih untuk membawa berita keselamatan ini bagi bangsa-bangsa lain. Maka, Mazmur 117 dikumandangkan bukan hanya untuk Israel, melainkan untuk semua bangsa. Sahabat, bukankah kasih Tuhan sangat luar biasa dalam hidup kita, karena Dia rela mengorbankan nyawa-Nya menebus dosa-dosa kita, mengampuni kesalahan kita, membebaskan kita dari segala kutuk, dan karena kasih-Nya kita diangkat sebagai anak-anak-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa respons kita atas kasih Tuhan yang hebat bagi kita? Mengingat Mazmur 117 dikumandangkan untuk semua bangsa, apa yang menjadi respons kita sebagai komunitas orang percaya di Zaman Now? Selamat sejenak merenung. Mari kita mendaraskan: “Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! …” (Mazmur 36:6, 8). (pg).
KASIH itu MELIHAT
Terima kasih Tuhan, hari ini 8 Juni 2022, kami dapat mensyukuri ulang tahun pernikahan kami yang ke-40. Tuhan telah mempertemukan kami pada sekitar bulan April 1977 di GKMI Semarang. Kami sama-sama terlibat dalam pelayanan di Komisi Sekolah Minggu dan Pemuda Natanael. Kami menikah pada 8 Juni 1982. Dalam perjalanan kebersamaan, kami terus berupaya dan berjuang menggelorakan cinta dalam hati. Kami tidak terus mengungkit kesalahan, tapi terus mengingat kebaikan. Kami tidak saling menuntut, tapi saling memberi. Bagi kami, cinta itu mampu melihat. Dia mampu melihat kelemahan dan kesalahan, tapi itu tidak kami masalahkan. Kami lebih mengedepankan pengampunan dan penerimaan. Untuk lebih memahami topik tentang: “KASIH itu MELIHAT”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Petrus 4:7-11 dengan penekanan pada ayat 8. Sahabat, ada ungkapan yang mengatakan: Cinta itu buta (Love is blind). Hampir semua orang mengenal ungkapan tersebut. Apa artinya? Sebagian besar orang mengartikan bahwa jika seseorang jatuh cinta, maka ia tidak memikirkan hal-hal lain selain keinginan untuk mendapatkan orang yang dicintainya. Raja Edward VIII misalnya, melakukan sesuatu hal yang tidak pernah dibayangkan orang lain. Ia jatuh cinta kepada seorang wanita Amerika yang bersuami dan sebelumnya sudah pernah menjanda. Untuk bisa menikahi wanita tersebut, Raja Edward melepaskan takhta secara resmi pada tanggal 10 Desember 1936. Rasul Petrus mendorong jemaat agar saling mengasihi dengan sungguh-sungguh. Namun kasih yang dimaksud Petrus melampaui apa yang terjadi pada cinta Raja Edward VIII. Kasih murni tertuju tidak hanya pada seseorang yang dianggap istimewa. Kesabaran dan kelembutan sebagai ciri kasih menjadi karakter pribadi yang ditujukan bagi semua orang percaya. Saling merendah dan berkorban menjadi sifat mulia yang menguatkan satu sama lain. Kasih yang kudus tidaklah buta. Ia mampu melihat jelas adanya kelemahan dan kesalahan pada orang lain. Namun kelemahan dan kesalahan tidak lagi diperhitungkan. Terjadi saling mengampuni. Juga saling melayani (ayat 10). Kristus yang menderita menjadi teladan dan sumber inspirasi (ayat 1). Dengan demikian, orang percaya bahkan dapat bersukacita di tengah situasi penindasan dan aniaya. Namun kasih seperti itu tidak terjadi secara otomatis. Melainkan harus diupayakan dan diperjuangkan dengan sangat serius. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Menurut Sahabat, mana yang benar, kasih itu buta atau kasih itu mampu melihat? Mengapa? (Ayat 8) Bagaimana supaya Sahabat dapat berdoa? (Ayat 7) Apa yang diminta oleh Rasul Petrus untuk kita lakukan? (Ayat 10-11) Selamat sejenak merenung. Mari berupaya mengasihi dengan sungguh-sungguh tanpa terus mengungkit kelemahan dan kesalahan orang lain. (pg)
Tinggal SATU TAHUN Saja
Sahabat, hampir setiap orang percaya akan mudah berkata, “Tuhan pasti akan menepati janji-Nya kepada kita.” Namun, bagaimana sikap kita dalam menantikan janji Tuhan itu? Kita sering kurang percaya kalau Tuhan sanggup menggenapi janji-Nya, dan kurang sabar untuk menantikan penggenapan janji-Nya. Untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, kita harus bersabar menanti-nantikan waktu Tuhan. Kesabaran adalah bagian dari proses ujian yang mesti kita jalani, seperti seorang petani yang harus bersabar menantikan hasil panen (Yakobus 5:7). Mengapa ada orang percaya yang tidak menikmati janji-janji Tuhan? Karena mereka tidak sabar. Mereka berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, maunya saat itu juga Tuhan mengabulkan permintaannya. Mereka tidak mau menunggu lama-lama. Di Zaman Now yang mengedepankan serba instan, kesabaran menjadi barang langka. Sahabat, bersabarlah, tinggal satu tahun saja. Untuk lebih memahami topik tentang: “Tinggal SATU TAHUN saja”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 17:1-27 dengan penekanan pada ayat 21. Sahabat, Allah terus-menerus mengulangi perjanjian-Nya kepada Abraham, yaitu Abraham akan mempunyai keturunan dan tanah Kanaan akan diberikan Allah kepada keturunan Abram (ayat 2-8). Allah mengikat perjanjian-Nya dengan sebuah tuntutan bahwa Abram harus hidup taat sesuai dengan kehendak-Nya, hidup tak bercela, dan setiap kaum laki-laki harus disunat. Dengan sunat maka hidup baru dimulai dan hidup lama berlalu. Di sini, sunat merupakan tanda keselamatan bagi keturunan Abram (ayat 9-10). Selain itu, sunat dapat dipahami sebagai meterai karya kasih Allah. Sahabat, Allah juga mengubah nama Abram menjadi Abraham, sedangkan Sarai menjadi Sara. Nama “Abram” berarti bapak yang diagungkan, sedangkan nama “Abraham” berarti bapak banyak bangsa. Sedangkan nama “Sara” berarti ia akan menjadi ibu raja-raja. Perubahan nama ini MENEGASKAN bahwa JANJI ALLAH PASTI DIGENAPI . Kemudian Tuhan meyakinkan Abraham, “ … perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.” (ayat 21). HANYA TINGGAL SATU TAHUN SAJA, janji Tuhan pasti mewujud. Sahabat, ketika Allah menginginkan hal-hal yang tampak mustahil terjadi dalam hidup, justru kita kadang meragukan kemampuan Allah. Akal budi kita sering kali menjadi persoalan utama. Ketidakmampuan pikiran manusia memahami cara kerja Allah membuat manusia menganggap rancangan Allah sebagai kemustahilan. Memang dibutuhkan kerendahan hati, ketaatan, ketekunan, dan kesabaran kita untuk melihat bagaimana Tuhan menggenapi janji-Nya. Tuhan juga memberikan janji-janji-Nya kepada kita. Keseluruhan janji itu tertulis di Alkitab, di antaranya janji penyertaan (Matius 28:20), janji pemenuhan (Filipi. 4:19), dan janji kehidupan yang penuh damai sejahtera (Yohanes 14:27). Faktanya, janji Allah bukan sekadar perkataan manis, melainkan sudah teruji kebenarannya! Maukah kita memercayainya? Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa respons Abraham setelah mendengar penegasan janji Tuhan? (Ayat 17-18) Setelah Allah selesai berfirman kepada Abraham dan kemudian meninggalkan Abraham, apa yang segera dikerjakan oleh Abraham? (Ayat 23-27) Selamat sejenak merenung. Yakinlah: Apabila kita menemukan sosok pribadi yang tidak pernah ingkar janji, Dia itu pasti adalah Tuhan! (pg)