TERLAKSANANYA Amanat Agung TUHAN
Bapak Ev. Andreas Christanday dilahirkan dalam keluarga Kristen dan dididik di sekolah Katolik. Ketika dia memasuki usia SMP, selama dua tahun dia bergumul tentang kepastian keselamatan dalam Yesus. Mengapa hanya Yesus? Setelah dia mendapatkan peneguhan melalui Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), Bible Camp, katekisasi dan mempelajari Alkitab sendiri, (antara lain melalui ayat-ayat: Roma 3:23; 6:23; Yohanes 14:6; Kisah Para Rasul 4:12 dan 1 Yohanes 5:13 ) dia tergerak untuk memberitakan Injil kepada orang lain, khususnya kaum muda yang belum tahu atau belum yakin seperti yang pernah dia alami. Maka tidak heran ketika dia bersama beberapa teman mendirikan Yayasan Christopherus, maka visi yang ditetapkan untuk Yayasan Christopherus yaitu: Terlaksananya “Amanat Agung Tuhan” di seluruh dunia. Untuk lebih memahami topik tentang: “TERLAKSANANYA Amanat Agung Tuhan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Matius 28:19-20. Sahabat, hampir semua orang setuju bahwa amanat itu sangatlah penting. Sebuah amanat merupakan instruksi, pesan atau perintah yang berasal dari orang yang statusnya (kedudukannya) lebih tinggi dari kita. Sebuah amanat biasanya akan kita usahakan untuk kita lakukan betapapun beratnya. Jika amanat biasa saja sudah tinggi, bagaimana dengan sebuah amanat yang dikatakan sebagai Amanat Agung? Sebuah panggilan penting dari Tuhan hadir lewat Yesus Kristus sesaat sebelum Dia naik kembali ke tahta-Nya di surga. Yesus menyampaikan sebuah tugas khusus bagi kita, semua para pengikut-Nyai: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20). Sahabat, mari kita renungkan dalam-dalam amanat tersebut. Pertama-tama, Yesus menghendaki para murid-Nya untuk pergi, melakukan sesuatu, tidak tinggal diam di zona nyaman. Mereka harus mengambil inisiatif, berusaha sedemikian rupa, agar orang lain juga dapat menjadi murid Yesus seperti mereka. Caranya? Dengan membaptis dan mengajar. Dengan dibaptis, seseorang memutuskan untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan menggantungkan diri sepenuhnya pada anugerah Allah. Dengan diajar, ia belajar untuk mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus, yang kini menjadi Tuhan dan Juru Selamatnya. Sahabat, orang dengan kualitas murid tersebut harus dihasilkan di semua bangsa, atau lebih tepatnya, semua suku bangsa. Ketika diajar melakukan segala perintah Kristus, artinya para murid baru ini juga harus mengulangi proses yang sama: Pergi, menjadikan murid dengan membaptis dan mengajarkan semua perintah Kristus. Amanat Yesus menegaskan apa yang Dia kehendaki dari para murid-Nya. Kita tidak dipanggil untuk sekadar menjadi jemaat yang aktif dalam persekutuan dan kegiatan sosial. Kita diperintahkan untuk menghasilkan murid dari segala suku bangsa! Sahabat, kita sebagai anggota keluarga besar Yayasan Christopherus, apakah kita bersedia terus mengobarkan visi Yayasan Christopherus? Mari kita periksa semua kesibukan kita sebagai seorang murid. Adakah kita sedang melaksanakan Amanat Agung Tuhan? (pg).
ALLAH: Kekal, Mahakuasa, dan Tidak Berubah
Sahabat, kadang kita mendengar ada pasutri yang mengeluh karena pasangannya sudah mulai banyak berubah. Suami yang dulunya sabar dan penuh perhatian kini berubah menjadi pemarah, kasar, bahkan suka memukul. Sebaliknya istri yang dulunya kalem dan halus budi bahasanya kini kasar dan cerewetnya minta ampun. Berbeda sekali saat baru menikah! Ada pula orangtua mengeluhkan perubahan dalam diri anak-anaknya. Mereka yang dulunya penurut kini suka sekali memberontak. Mungkin kita juga mengenal seseorang yang kita anggap baik dan kita berpikir bahwa kebaikan itu akan terus berlangsung … tetapi ternyata sekarang ia berubah. Betapa sering kita dikecewakan orang lain yang ingkar terhadap janji-janjinya. Tak ada jaminan bahwa manusia yang kita kenal akan tetap sama selamanya. Manusia memang mudah berubah. Hanya Allah yang kekal, mahakuasa, dan tidak berubah. Untuk lebih memahami topik tentang: “ALLAH: Kekal, Mahakuasa, dan Tidak Berubah, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 102:1-29. Pernahkah Sahabat merasa kewalahan dalam menghadapi persoalan hidup, namun ditolong oleh Tuhan sehingga membuat kamu kagum dengan cara Allah memelihara dan mengatur hidupmu melewati berbagai kesulitan hidup? Itulah yang dirasakan oleh Pemazmur dalam Mazmur 102. Pada bagian awal dari Mazmur 102, kita melihat betapa sengsara hati Pemazmur dan bagaimana ia mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan. Ia merasa lemah lesu dan sengsara (ayat 1), merasa jauh dari Tuhan (ayat 2-3), penuh kesesakan dan merasa hancur (ayat 4-7), gelisah dan dicela sepanjang hari (ayat 8-10), serta mengira Tuhan marah kepadanya dan menghukumnya (ayat 11-12). Pemazmur sudah kewalahan dengan persoalan hidup yang menimpanya. Namun dalam situasi yang membuat Pemazmur frustrasi, ia tidak meninggalkan Tuhan. Ia memilih memandang dan memercayai Tuhan. Sahabat, hal apa yang membuat Pemazmur yakin dan menaruh kepercayaannya kepada Tuhan walau ia berada dalam situasi yang membuatnya frustrasi? Pertama, Pemazmur memercayai bahwa Allah itu kekal dan berkuasa (ayat 13-25). Allah seperti itu tidak dibatasi dan dipengaruhi oleh waktu. Kemahakuasaan-Nya memungkinkan Allah menetapkan segala sesuatu yang terjadi seturut dengan waktu dan kehendak-Nya. Karena Ia mahakuasa, maka kita dapat mengandalkan Dia sepenuhnya. Kedua, Pemazmur memercayai bahwa Allah itu ada dan tidak berubah (ayat 26-29). Keberadaan Allah tidak dipengaruhi oleh zaman yang terus-menerus berubah (ayat 26) dan Ia kekal adanya (ayat 27). Dari dulu sampai sekarang, Allah tetap sama, baik dalam hal kebaikan, kuasa, maupun kasih-Nya (ayat 28-29). Itu sebabnya, kita dapat senantiasa mengandalkan Allah sebagai gunung batu kita. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa pemahaman kita tentang siapakah Allah sangat memengaruhi cara kita menyikapi berbagai persoalan hidup? Tolong bagikan pemahamanmu tentang Allah yang engkau percayai selama ini. Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg).