ReKat: PERTUNJUKKAN PERISTIWA KASIH (15 April 2022)

Bacaan Sabda: Lukas 23 : 44 – 49. Pemahaman karakteristik Kasih Tuhan Kepada Umat-Nya sebagai berikut: Kasih Tuhan itu telah terbuka lebar agar dapat menghampiri Allah, tentu berlaku untuk setiap orang yang telah bertobat, mengaku dan menerima Yesus  sebagai Juruselamat pribadi. Kasih Tuhan kepada umat-Nya dibuktikan, kerelaan Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada kematian,  agar kita yang telah mati karena dosa, dihidupkan menuju kepada hidup yang kekal bersama-Nya di surga. Seruan Yesus:  “Sudah selesai” (Yohanes 19:30), tanda akhir dari segala penderitaan-Nya.  Penyelesaian karya penebusan bagi kita. Hutang dosa kita telah lunas terbayarkan dan rencana keselamatan itu terbukti menjadi nyata. 1 Yohanes 4 : 9 – 10 “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (Haryono)

TEMPAT PERLINDUNGAN

Si Boen, teman sepelayanan di kala muda, sore itu dia bercerita tentang masa kecilnya. Ia mengenang  kejadian saat ia harus lari sementara dari rumah setiap kali melakukan kesalahan yang membuatnya harus dihukum. Karena takut, ia kemudian akan mengungsi sejenak ke rumah Engkongnya (Kakeknya) yang tak jauh dari rumahnya. Ia tahu bahwa di tempat tersebut ia akan aman untuk sementara sampai kemarahan orangtuanya mereda dan ia dipanggil pulang ke rumah. Rumah Engkongnya menjadi tempat perlindungan. Bagi penduduk Israel tersedia Kota-kota Perlindungan. Kota-kota perlindungan sejatinya adalah kurang lebih enam kota yang dikhususkan di dalam negeri yang telah diberikan oleh Allah bagi bangsa Israel. Kota-kota tersebut  merupakan tempat pelarian bagi mereka yang butuh tempat bersembunyi untuk sementara, saat nyawa mereka sedang dalam bahaya. Kota-kota tersebut menjadi tempat perlindungan yang aman. Untuk lebih memahami topik tentang: “TEMPAT PERLINDUNGAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 35:9-34. Sahabat, untuk penduduk Israel, akan disediakan kota-kota perlindungan bagi orang-orang yang secara tidak sengaja menyebabkan terbunuhnya orang lain. Di tempat-tempat tersebut mereka beroleh jaminan keselamatan (ayat 11-15). Namun tidak dapat dipungkiri, sebuah kejahatan telah terjadi walaupun secara tidak sengaja. Itu berarti tetap ada konsekuensi yang harus ditanggung. Pertumpahan darah harus ditebus dengan pertumpahan darah pula. Dalam hal ini, Imam Besar menyimbolkan  menjadi penanggung dan penebus kesalahan orang-orang yang bersalah. Kematian Imam Besar menebus kesalahan para pembunuh tak sengaja tersebut sehingga sesudah Imam Besar mangkat, mereka bebas kembali beraktivitas dan keluar dari status tahanan kota. Kita pun acap melakukan kesalahan yang tak dapat kita selesaikan sendiri. Kita bersyukur bahwa kita dapat mengandalkan kemujaraban darah Kristus yang tercurah di atas salib untuk menebus dosa-dosa kita, sehingga dengan memohon ampun kepada-Nya, dosa kita dibereskan dengan tuntas. Darah Kristus memutuskan ketegangan yang terjadi antara pelanggaran yang telah terjadi dan harus dihukum di satu sisi, dengan kemurahan dan belas kasih Allah di sisi lain. Banyak orang hidup dalam kecemasan besar, karena belum mengetahui kota perlindungan yang Tuhan sediakan ini. Kita yang sudah ditebus Tuhan dan hidup dalam kebebasan penuh, bersediakah kita menunjukkan jalannya kepada mereka? Sahabat, jika kota-kota perlindungan dapat menjadi tempat yang aman di masa lalu, di masa kini kota-kota perlindungan tersebut menjadi nyata dalam pribadi Kristus yang senantiasa menerima kita yang butuh perlindungan akan hal apapun. Kita hanya perlu berlari kepada-Nya, memohon penyertaan-Nya dan diam dengan aman di dalam-Nya. Sungguh hingga kini tak ada yang sebaik Tuhan kita dalam melindungi milik kepunyaan-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang menjadi “Kota Perlindungan” bagimu saat ini? Kita sudah ditebus dan sudah dibebaskan oleh Tuhan Yesus, lalu apa yang menjadi kewajiban kita saat ini? Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg)

Dipanggil Menjadi TERANG

Cahaya dan kegelapan menginspirasi kita bahwa hidup memiliki sisi yang berbeda. Cahaya dan kegelapan merupakan dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Siang hari, langit terlihat terang karena cahaya matahari. Namun, ketika malam datang, perlahan menjadi gelap dan kita bisa melihat bulan dan bintang-bintang di langit. Sesungguhnya cahaya merupakan rahmat dari Tuhan untuk kita semua. Tanpa cahaya, siang dan malam hanyalah hitam tanpa keindahan. Tanpa cahaya, mata pun tak dapat melihat apa-apa. Dengan cahaya itulah kita bisa melihat keindahan dari pagi hingga malam. Sahabat, kita sebagai orang percaya dipanggil menjadi terang dunia. Lebih khusus lagi kita dipanbggil untuk menjadi terang bagi mereka,  para pembuat kejahatan dan penyembah barhala. Untuk lebih memahami topik tentang: “Dipanggil Menjadi TERANG”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 97:1-12. Sahabat, Pemazmur mengajak alam semesta dan orang-orang benar bergembira dan menaikkan pujian syukur kepada Allah.  Allah yang diimaninya adalah Raja Agung (ayat 1 dan  12). Ia menciptakan alam semesta dan berkuasa atas ciptaan-Nya. Dunia tidak dikuasai oleh kejahatan, melainkan di bawah kendali dan kekuasaan Allah Israel (ayat 9). Kehadiran-Nya dilukiskan seperti awan dan kekelaman (ayat 2a; bdk. Keluaran 19:16, 18, 20; Ulangan  5:22). Kata “awan” memiliki sisi terang dan gelap. Kata “kekelaman” lebih dipahami dalam artian awan tebal dan gelap berawan. Pada dasarnya, keduanya menyimbolkan fenomena kehadiran Ilahi. Allah itu bukan hanya mahakuasa, tetapi juga adil dan benar dalam segala keputusan-Nya (ayat 2b). Dengan keadilan dan kebenaran-Nya, Ia menghakimi perbuatan manusia (ayat 6 dan 8). Keadilan Allah diibaratkan seperti api yang menghanguskan (ayat 3). Kebenaran-Nya seperti kilat yang membuat alam semesta menggigil dan menciut (ayat 4-5). Di sini, kilat dan api menandakan murka Allah. Dengan murka-Nya, Ia menghukum bangsa-bangsa yang beribadah kepada allah palsu (ayat 7). Karena itu, Pemazmur mengajak seluruh umat Allah menjauhi perbuatan tercela serta hidup dalam kekudusan dan kemurnian di hadapan-Nya (ayat 10-11). Sahabat, Pemazmur ingin sejelas mungkin mengungkapkan keagungan Tuhan sebagai Raja. Selain mengungkapkan kemahakuasaan Tuhan, Pemazmur juga menyatakan hukuman Tuhan atas para penyembah berhala. Umat Tuhan bersukacita karena para penyembah berhala akan mendapat malu. Pemazmur juga mengajak semua orang benar untuk bersukacita karena mereka akan mengalahkan kejahatan. Mereka juga pantas bersukacita dan memuji Tuhan karena Tuhanlah yang melakukan semua itu bagi mereka. Berbagai bentuk “berhala” masih tetap menjadi persoalan di Zaman Now. Begitu juga berbagai macam kejahatan. Itu semua sering membuat orang-orang yang tetap berjalan dalam kebenaran menjadi ragu-ragu. Juga bisa membuat orang percaya menjadi bimbang. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mazmur ini dimulai dengan serangkaian pengakuan iman. Sifat Tuhan yang manakah yang ditekankan dalam bagian ini? (Ayat 1-6) Bagian ini mengungkapkan sukacita umat israel (ayat 8, disebut dengan Sion) Apa yang membuat umat Tuhan bersukacita? (Ayat 7-9) Bagian ini mengungkapkan bahwa sukacita itu tidak hanya dirasakan oleh umat israel, namun juga meluas pada setiap orang. Siapakah yang disebut sebagai orang yang akan bersukacita di bagian ini? (Ayat 10-12) Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg)

BERKAT TUHAN: Mengandung Ketertiban Hidup

Sahabat, sepengetahuan saya, bila kita mau membeli tanah, maka ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan yaitu status tanah dan batas tanah. Apakah status tanah yang akan kita beli itu sedang dalam sengketa atau tidak. Selanjutnya perlu kita teliti adalah status kepemilikan tanah. Ada beberapa jenis status kepemilikan tanah: Sertifikat Hak Milik (SHM);  Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB); Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU); Sertifikat Hak Pakai (SHP); Sertifikat Hak Atas Satuan Rumah Susun (SHASRS);  dan Tanah Girik.   Sedangkan untuk mengetahui batas tanah, maka perlu diadakan pengukuran dan pemetaan tanah yang biasanya dilakukan oleh pihak Agraria. Sahabat, sebelum memasuki tanah perjanjian,  status tanah bagi bangsa Israel masih berupa janji Tuhan, namun Tuhan menghendaki agar batas tanah sudah mulai dibagi lebih dulu, agar tidak timbul masalah di kemudian hari. Bagi saya itu berarti bahwa berkat dan anugerah Tuhan mengandung ketertiban hidup. Untuk lebih memahami topik tentang: “BERKAT TUHAN: Mengandung Ketertiban Hidup”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 34:1-29. Sahabat, Sebelum bangsa Israel memasuki tanah perjanjian, Tuhan menyatakan dengan jelas melalui Musa batasan-batasan tanah perjanjian itu (ayat 1). Selain batasan dengan bangsa asing, Tuhan juga menetapkan batasan di antara umat Tuhan sendiri (ayat 13). Tuhan menuntun umat-Nya keluar dari Mesir untuk menggenapi perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Tuhan tidak melupakan perjanjian-Nya. Tetapi dalam kemurahan-Nya, Ia juga menetapkan batasan-batasan baik dengan bangsa lain maupun di antara mereka. Berkat dan anugerah Tuhan mengandung ketertiban hidup. Sahabat, bangsa Israel diberi tanah perjanjian dengan batasan yang jelas. Jadi, sejak awal mereka tidak diperintahkan untuk merebut daerah itu sesuai keinginan hati mereka. Allah mengkhususkan tanah perjanjian yang ditetapkan-Nya bagi bangsa Israel sebagai umat kepunyaan-Nya sesuai dengan kedaulatan-Nya. Bangsa Israel menerima tanah perjanjian dengan batasan-batasan yang sangat jelas. Jadi, anugerah dan berkat Tuhan tidak berdasarkan pada keinginan manusia, tetapi berdasarkan pada kehendak dan kedaulatan Tuhan. Umat Tuhan hanya menerima setiap batasan yang telah ditetapkan-Nya. Berkat dan anugerah tidak diberikan sesuai keinginan manusia yang tanpa batasan. Lalu, bagaimana sikap kita pada saat memohon berkat Tuhan? Bagaimana juga sikap kita pada saat menerima berkat Tuhan? Kita seharusnya bersedia menerima batasan-batasan yang telah Tuhan tetapkan, yaitu batasan sebagai manusia, baik secara individu maupun sosial. Dengan batasan itu, manusia memiliki ketertiban hidup. Orang lain pun sebenarnya memperoleh berkat-Nya. Orang yang makin diberkati Tuhan adalah orang yang hidup tertib dan menghormati hak-hak orang lain. Mari kita belajar menerima batasan yang ada di dalam diri kita.  Sahabat, berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagaimanakah cara untuk membagi tanah bagi semua suku bangsa Israel? (ayat 13 dan Bilangan 33:54) Siapa saja yang dipilih Tuhan untuk melaksanakan pembagian tanah di tanah perjanjian? (Ayat 17-18) Mengapa Tuhan memerintahkan bahwa tanah perjanjian dibagikan hanya kepada 9,5 suku saja? (Ayat 13-15). Apakah berkat Tuhan didasarkan pada kita yang meminta atau pada Tuhan yang memberi? Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg)