Ada waktu untuk menari. Meme Firman Hari Ini (11 April 2022)
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Meme Firman Hari Ini (10 April 2022).
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini. Meme Firman Hari Ini (09 April 2022).
Ada TANGGUNG JAWAB di Pundak Kita
Setiap orang pada hakikatnya telah diberikan tanggung jawab, yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusianya sebagai kodrat. Namun, belum tentu semua orang dapat mengetahui dan memahami apa sebenarnya arti dari tanggung jawab. Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya. Sahabat, tanggung jawab merupakan bagian yang tak terpisahkan dan harus tertanam dalam diri setiap orang. Tentunya, setiap orang memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Bahkan, semakin dewasa seseorang, tanggung jawabnya pun makin kompleks. Pada kenyataannya, tidak semua orang mampu melakukan apa yang menjadi tanggung jawab dalam kehidupannya. Kendati demikian penting untuk mempunyai jiwa yang bertanggung jawab dalam hal apapun. Di dalam hati kita perlu tertanam dalam-dalam: Ada tanggung jawab di pundak kita. Untuk lebih memahami topik tentang: “Ada TANGGUNG JAWAB di Pundak Kita”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 32:1-42 dengan penekanan pada ayat 18. Sahabat, para laki-laki dewasa di antara bangsa Israel memiliki dua macam tanggung jawab sosial, yaitu tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang harus melindungi istri dan anak-anak mereka serta tanggung jawab sebagai anggota suku sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel. Tanggung jawab sebagai kepala keluarga membuat suku Ruben dan suku Gad meminta agar mereka diizinkan untuk menempati daerah yang sudah mereka taklukkan di sebelah Timur Sungai Yordan (ayat 1-5). Sahabat, semula Musa merasa kesal mendengar permohonan tersebut, tetapi akhirnya Musa mengabulkan permohonan itu setelah para laki-laki dewasa dari suku Ruben dan suku Gad berjanji bahwa mereka tetap akan ikut berperang merebut daerah-daerah di sebelah Barat sungai Yordan sampai semua suku Israel memperoleh milik pusaka masing-masing. Dari kisah berikutnya (39-42), jelas bahwa langkah suku Ruben dan suku Gad itu kemudian diikuti oleh sebagian (setengah) dari suku Manasye. Bacaan kita pada hari ini mengingatkan bahwa bila kita menjadi anggota satu komunitas, kita tidak boleh hanya memerhatikan kepentingan sendiri, tetapi kita harus memerhatikan kepentingan anggota komunitas yang lain. Sebaliknya, perhatian kita terhadap segenap anggota komunitas juga tidak boleh membuat kita melupakan kepentingan keluarga kita. Tanggung jawab kita dalam satu bidang tertentu tidak boleh membuat kita mengabaikan tanggung jawab kita dalam bidang yang lain. Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa kita harus bertanggung jawab dalam berbagai bidang di setiap lingkungan tempat kita berada. Kita harus bertanggung jawab terhadap keluarga kita, terhadap tempat kita bekerja, terhadap tempat kita berjemaat, terhadap lingkungan tempat kita tinggal, terhadap setiap organisasi yang kita ikuti, bahkan kita juga harus bertanggung jawab terhadap negara kita. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahamanmu tentang tanggung jawab apa saja yang ada di pundakmu. Selamat sejenak merenung. Mari kita mendaraskan: “Kami tidak akan pulang ke rumah kami, sampai setiap orang Israel memperoleh milik pusakanya.” (Ayat 18)
ADA KEBAHAGIAAN di balik HAJARAN
Membaca atau mendengar kata hajaran pasti timbul kengerian di benak kita, karena terbayang keadaan seseorang yang sedang merintih kesakitan dalam kondisi babak belur, terluka dan berdarah-darah akibat menerima siksaan berupa pukulan. Dalam kehidupan orang percaya, menerima hajaran dari Tuhan adalah perkara yang tidak bisa dihindari, terlebih-lebih jika kita berlaku menyimpang dari firman Tuhan, siap-siaplah menerima hajaran Tuhan. Sahabat, Tuhan menghajar umat-Nya bukan berarti membenci atau tidak mengasihi, justru hajaran-Nya adalah wujud kasih-Nya kepada kita. Hajaran Tuhan adalah bentuk proses pendisiplinan supaya hidup kita semakin sempurna dan lebih baik dari sebelumnya. Ada kebahagiaan di balik hajaran. Untuk lebih memahami topik tentang: “ADA KEBAHAGIAAN di balik HAJARAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 94:1-23 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, setiap pukulan dan hajaran tentulah menyakitkan. Namun, Pemazmur justru menyatakan sebaliknya, HAJARAN Tuhan itu adalah sebuah kebahagiaan! Pemazmur memiliki beragam pengalaman hidup. Pengalaman yang dibentuk melalui berbagai penderitaan sebagai bentuk hajaran Tuhan yang akan membawa kebaikan baginya. Setiap bentuk hajaran yang Tuhan izinkan bukanlah untuk membuatnya hancur, melainkan disertai kerinduan Tuhan agar ia kembali pada kebenaran dan dibawa mendekat kepada-Nya. Saat mengarungi kehidupan ini, tanpa sadar kesibukan dan rasa nyaman telah menjadi gelombang yang membawa hidup kita jauh dari Tuhan. Pada saat itulah Tuhan mengingatkan, menegur, bahkan menghajar kita, anak-anak-Nya. Seperti Pemazmur, biarlah kita belajar menerima setiap “lemparan” dan “hajaran” Tuhan itu dengan sukacita. Karena kita tahu Dia tidak pernah melukai kita, Dia ingin membawa kita dekat kepada-Nya. Sahabat, sampai berapa lama Tuhan menghajar kita? Itu sangat tergantung pada respons kita, apakah kita segera sadar dan mau menyerah penuh kepada Tuhan. Kalau kita terus memberontak dan mengeraskan hati maka hajaran Tuhan akan berlangsung lama seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang harus diproses dan dihajar Tuhan selama 40 tahun di padang gurun. Karena itu Pemazmur berkata, “Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, …” (Mazmur 94:12-13). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagikanlah pemahamanmu tentang hajaran Tuhan. Mengapa Pemazmur mengatakan bahwa berbahagialah kita kalau Allah masih mau menghajar kita? (Ayat 12) Selamat sejenak merenung. Ingatlah, Orang yang memiliki kepekaan rohani tidak akan pernah memberontak atau pun lari ketika sedang dihajar Tuhan. (pg)
Meluluhlantakkan PENYEBAB DOSA
Sepanjang sejarah bercerita bahwa hidup menjaga kekudusan tidak pernah mudah. Zaman dahoeloe saja masalah kekudusan sudah menjadi hal sulit dilakukan oleh manusia, terlebih di zaman now, dimana ada begitu banyak media yang menawarkan segala sesuatu yang bisa merusak kekudusan dengan begitu mudahnya. Sabahat, jika dahoeloe orang harus mengeluarkan biaya besar untuk memperolehnya, hari ini semua tersedia dengan sangat murah atau bahkan gratis. Menjaga kekudusan semakin lama semakin dianggap kuno oleh manusia. Orang tidak lagi kagum terhadap orang-orang yang hidup mempertahankan kekudusan, tetapi malah menertawakan dan menganggap mereka bodoh, ketinggalan zaman, atau kurang gaul. Dunia terus menawarkan segala sesuatu yang bisa merusak kekudusan kita dalam berbagai bentuk yang biasanya membawa kenikmatan bagi daging kita tetapi sangatlah mematikan bagi perjalanan hidup kita. Karena itu kita harus meluluhlantakkan penyebab dosa. Untuk lebih memahami topik tentang: “Meluluhlantakkan PENYEBAB DOSA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 31:1-24. Sahabat, Allah ingin bangsa Israel terus hidup dalam kekudusan. Allah bertindak menyelamatkan mereka dengan menghancurkan secara tuntas penyebab dosa mereka. Allah mengasihi bangsa Israel sehingga menginginkan mereka kembali pada hidup yang kudus sebagai umat milik-Nya. Hal ini terlihat dengan jelas saat Allah memerintahkan bangsa Israel untuk menyucikan diri setelah berperang dengan bangsa Midian. Allah memerintahkan kepada bangsa Israel melalui Musa untuk melakukan pembalasan. Hal ini menunjukkan cara Allah menjaga umat-Nya untuk tetap hidup dalam kekudusan. Di satu sisi, pembalasan ini merupakan peringatan penting terhadap perbuatan bangsa Israel yang berpaling dari-Nya oleh sebab bujuk rayu bangsa Midian. Para perempuan Midian mengajak bangsa Israel berpaling dari Allah dengan menyembah Baal-Peor. Mirisnya, bangsa Israel memilih untuk menuruti mereka dan melanggar janji kesetiaan mereka kepada Allah. Di sisi lain, pembalasan Allah ini sekaligus menjadi satu peringatan yang ditujukan bagi bangsa lain yang melawan Allah. Bangsa lain diingatkan bahwa Allah Israel tidak akan tinggal diam jika ada yang membuat umat-Nya terpisah dari-Nya. Sahabat, sering kali kita berbuat dosa dan bahkan sering pula tidak menyadari apa yang menjadi penyebab dosa di hadapan Allah. Kita seakan membiarkan diri terhanyut di dalamnya dan terbawa makin menjauh dari Allah. Bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak akan membiarkan kita terjatuh dan terus terjerumus ke dalam dosa. Allah akan bertindak; Dia akan menyelamatkan kita sehingga kita tetap hidup di dalam kekudusan sesuai dengan perjanjian-Nya dengan bangsa Israel. Allah tidak akan segan menghancurkan musuh-musuh kita sampai ke akar-akarnya. Sahabat, Tuhan bersikap sangat tegas terhadap kekudusan hidup umat-Nya. Segala kecemaran harus dijauhkan. Maka kita perlu bertanya, seberapa serius kita menjaga kekudusan hidup kita? Di tengah era ketika kita hidup semakin individualis, mari kita tetap menjaga diri di dalam komunitas yang saling membangun dan menjaga kekudusan hidup sebagai umat Tuhan, sebagai kesaksian yang kokoh di tengah dunia ini. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah berkat apa saja yang engkau peroleh dan apa saja usaha yang engkau lakukan untuk menjaga kekudusan hidup? Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg)
Ajining Rogo SOKO BUSONO
Ada pepatah dalam bahasa Jawa yang berbunyi: “Ajining Rogo Soko Busono” yang artinya harga diri kita sedikit banyak ditentukan oleh pakaian yang kita kenakan. Sahabat, dalam buku Wearing God (Mengenakan Allah), penulisnya, Lauren Winner mengatakan bahwa secara diam-diam, pakaian kita dapat mengungkapkan jati diri kita kepada orang lain. Apa yang kita kenakan dapat saja menunjukkan karier, komunitas, identitas, suasana hati, atau status sosial kita. Untuk lebih memahami topik tentang: “Ajining Rogo SOKO BUSONO”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 93:1-5 dengan penekanan pada ayat 1. Sahabat, Di satu sisi, raja itu sosok yang mulia. Di sisi lain, ia juga ditakuti oleh rakyatnya. Raja yang baik senantiasa dicintai rakyatnya. Zaman dahulu seorang raja selalu menjamin keamanan dan ketenteraman bagi rakyatnya. Mengusahakan kesejahteraan di wilayah kekuasaannya merupakan prioritas utama seorang raja. Menjaga dan melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan bahaya juga merupakan tanggung jawab raja. Sahabat, Pemazmur menggambarkan Allah sebagai Raja di bumi. Ini merupakan posisi tertinggi yang ada dalam kehidupan sosial zaman itu. Mazmur 93 ini menceritakan kemegahan Allah sebagai Raja yang kekal. Penggambaran Allah sebagai Raja yang bertakhta dan berkuasa dengan jelas dilukiskan Pemazmur (ayat 1-2). Dalam kekuatan-Nya, Allah menegakkan dunia untuk sepanjang masa. Takhta-Nya kekal dari dahulu, sekarang, dan selamanya. Ia menjabat secara kekal. Ia memiliki kedaulatan mutlak. Allah berada di atas takhta-Nya dan memerintah dalam keadilan-Nya secara kekal. Sahabat, menurut Paulus, kita juga dapat mengungkapkan tentang Kristus tanpa kata-kata, maka Rasul Paulus merintahkan kita, “… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” (Roma 13:14). Ketika kita menjadi orang percaya, kita mengenakan identitas Kristus. Kita semua adalah “anak-anak Allah karena iman” (Galatia 3:26-27). Itulah status kita. Namun, setiap hari kita perlu mengenakan karakter-Nya. Kita melakukannya dengan berjuang untuk hidup bagi Tuhan Yesus dan menjadi semakin serupa dengan-Nya, bertumbuh dalam kesalehan, kasih, dan ketaatan, serta meninggalkan dosa-dosa yang pernah memperbudak kita. Sahabat, pertumbuhan di dalam Kristus itu merupakan hasil dari karya Roh Kudus di dalam kita dan buah dari kerinduan kita untuk semakin mengenal-Nya melalui penggalian firman Tuhan, doa, dan persekutuan dengan sesama orang percaya (Yohanes 14:26). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan ini: Ketika orang lain mendengar perkataan dan melihat perilaku kita, pernyataan apakah yang sedang kita tunjukkan tentang Kristus? Selamat sejenak merenung. Mari kita daraskan: “TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; …” (ayat 1). (pg)