Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta. Meme Firman Hari Ini (24 Maret 2022).
ReKat: Lebih Baik TAAT, Jangan MEMBERONTAK (23 Maret 2022)
Bacaan Sabda: Bilangan 16:1-50 Berdasarkan hasil perenungan saya dari bacaan pada hari ini, ketika saya tidak setuju dengan keputusan atau model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Gembala Jemaat saya, berikut beberapa hal yang saya lakukan: Saya mendoakan Bapak Gembala Jemaat. Kemudian saya akan menyampaikan pendapat atau saran saya kepada Beliau melalui jalur pribadi. Karena yang menjadi pemimpin itu Beliau, maka apa pun keputusan yang diambilnya, saya tetap menghargainya. Saya menyadari bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna , termasuk Gembala Jemaat. Mengingat peneguhan Gembala Jemaat itu sudah melalui proses, maka kita sebagai anggota jemaat harus tetap menempatkan Beliau sebagai seorang pemimpin. Kalau ada masalah harus diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Mari kita terus belajar untuk saling mengerti, menghargai dan menghormati satu dengan yang lain. (Swan Lioe)
Ketika KELEDAI bisa BERBICARA
Keledai itu binatang berkuku satu, mirip kuda kecil, bertelinga panjang dengan ekor yang hanya pada ujungnya berbulu. Keledai adalah salah satu hewan jinak yang sudah sejak lama berguna bagi kehidupan manusia, sebagai binatang beban, sarana transportasi, penarik kereta kuda maupun pembajak di ladang. Sahabat, yang menarik, keledai itu bukan binatang yang pandai, dia menyimbolkan kebodohan. Ada pribahasa lama yang berbunyi: “Keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kali”. Nah, apa jadinya ketika keledai bisa berbicara. Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika KELEDAI bisa BERBICARA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kitab Bilangan 22:21-35. Sahabat, Bileam yang dikenal oleh Balak sebagai orang yang memiliki kuasa untuk mengucapkan kutuk atau berkat, ternyata tidak dapat melihat malaikat Allah. Justru keledainya yang dapat melihat (ayat 23, 25, 27). Sebelumnya pun, Bileam tidak dapat melihat bahwa kepergiannya ke Moab bersama para pemuka Moab sesungguhnya membangkitkan murka Allah (ayat 22). Mungkin, orientasinya pada waktu itu hanyalah tawaran imbalan yang besar dari Balak bila ia mau datang dan mengutuki Israel (ayat 17). Akibatnya, ia tidak menghiraukan laranganAllah untuk pergi ke tempat Balak (ayat 12). Jika Balak mengutus para pemuka untuk membujuk Bileam, Tuhan mengirimkan utusan-Nya untuk menghalangi kedatangan Bileam. Saat Bileam di tengah jalan, Malaikat Tuhan menghadang keledai yang dia tunggangi. Ini membuat sang keledai tidak mau melanjutkan perjalanan. Bileam jadi marah hingga tega memukul keledainya dengan tongkat (ayat 27). Bahkan ia berniat membunuh keledainya, padahal keledainyalah yang menghindarkan dia dari kematian (ayat 23). Ia juga tidak mau mendengarkan perkataan keledai, yang dengan ajaib bisa berbicara kepadanya. Barulah setelah melihat Malaikat Tuhan yang menghalangi jalan si keledai (ayat 28-31), Bileam mengakui kesalahannya dan menyatakan kesediaannya untuk pulang, jika Tuhan menginginkan (ayat 34). Namun Malaikat Tuhan menyuruh Bileam untuk tetap pergi, dengan satu syarat, ia harus berbicara sesuai perintah Tuhan (ayat 35). Kembali Bileam berjalan menuju tempat Balak, tetapi kali ini misinya akan tidak sejalan dengan keinginan orang Moab karena kali ini ia akan menyesuaikan dirinya dengan perintah Allah. Sahabat, dari peristiwa ini ada pelajaran berharga, yaitu bahwa Tuhan bisa memakai apa saja dan siapa saja untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya. Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin memakai hidupmu karena Sahabat merasa tidak punya sesuatu yang dapat dibanggakan, tak punya apa-apa, kemampuan pun serasa tak ada. Jangan sekali-kali menyerah pada keadaan yang membuat Sahabat kehilangan kesempatan untuk maju di dalam Tuhan. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, gumulilah di dalam saat teduhmu saat ini, jika Tuhan bisa memakai keledai, yang hanyalah seekor binatang, mungkinkah Tuhan memakai hidupmu untuk menggenapi rencana-Nya? Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg).
PEMULIHAN: Kebutuhan Dasar Manusia
Tuhan tahu benar bahwa manusia itu lemah adanya (Mazmur 103:14). Manusia, sekuat apa pun jasmaninya, sepintar apa pun otaknya, tetaplah terbatas. Maka dari itu Tuhan sendirilah yang menyediakan pemulihan bagi segala persoalan yang manusia hadapi. Dengan demikian sesungguhnya pemulihan merupakan kebutuhan dasar manusia. Pemulihan merupakan salah satu kebutuhan dan kerinduan terpenting dalam kehidupan manusia. Setiap saat manusia memerlukan pemulihan. Ada yang ingin dipulihkan dari sakit penyakit; dari hubungan rumah tangga dan sesama yang retak; dari keterpurukan ekonomi, dan masih banyak lagi. Untuk lebih memahami topik tentang: “PEMULIHAN: Kebutuhan Dasar Manusia”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 85:1-14. Sahabat, Pemazmur menyadari dan mensyukuri bahwa Allah berkenan memulihkan dan mengampuni umat-Nya karena amarah Allah terhadap keberdosaan umat-Nya telah reda (ayat 2-4). Pemazmur juga menyadari bahwa pemulihan dari Allah itu senantiasa dibutuhkan oleh manusia. Dalam kelemahannya, manusia selalu jatuh dalam dosa. Itu sebabnya, setiap saat manusia, baik disengaja maupun tidak, dapat menyakiti hati Allah dan merusak relasi yang selama ini telah dibangun bersama Allah. Karena itu, Pemazmur terus berdoa kepada Tuhan supaya Dia memulihkan keadaan umat-Nya (ayat 5-8). Pemazmur memohon agar Tuhan tidak hanya meniadakan sakit hati dan murka-Nya, tetapi juga menghidupkan dan mengasihi umat-Nya kembali supaya tetap dalam relasi yang diperkenan-Nya. Bagi Pemazmur, pemulihan dan kasih Allah ini merupakan sukacita yang tak ternilai dalam kehidupan manusia. Sahabat, pemulihan kondisi seperti apa yang paling kamu rindukan saat ini di hadapan Tuhan? Tidak ada yang salah jika kita mengharapkan disembuhkan dari sakit penyakit, kondisi keuangan yang sulit, dan hubungan antar sesama yang rumit. Keinginan seperti itu lumrah dan manusiawi. Namun, jangan sampai kondisi di atas membuat kita lupa pada prinsip kebenaran yang lebih penting, yaitu kondisi keberdosaan kita. Dosa membuat relasi kita semakin jauh dari Tuhan; iman kita goyah karena masalah duniawi. Sukacita terbesar kita adalah ketika mengalami pemulihan dari Tuhan karena Ia akan memampukan kita menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini dan kemudian kaitkan dengan firman Tuhan yang terdapat di 2 Tawarikh 7:14, tolong uraikan secara singkat apa yang menjadi kunci pemulihan hidup kita. Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Bapa, pulihkanlah hidup kami, agar kami dapat menikmati kasih dan rahmat-Mu.” (pg).