ReKat: TUHAN menyiapkan GPS (09 Maret 2022)

Bacaan Sabda: Bilangan 9:15-23 Kesaksian 1: Tuntunan-Nya ajaib  dalam menemukan pasangan hidup. Doa saya: Saya berdoa kepada Tuhan tentang calon pendamping berkenaan dengan pelayanan saya  sebagai berikut: “Tuhan Yesus saya berkeinginan calon istri  saya adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, supaya jika saya kelak melayani di pedesaan,  istri yang melayani bagian kesehatan jasmani dan  saya yang melayani bagian kesehatan rohani. Tuhan, kalau bisa calon istri saya  berlatar belakang suku Batak,  yang bicaranya  tegas, lugas, dan  berterus terang karena saya ini orangnya  sungkanan dan pemalu.” Doa calon istri: Sedangkan calon istri saya berdoa kepada Tuhan, “Tuhan saya mau calon suami saya kelak tamatan pendidikan teologi. Selain itu  saya mau calon suami berasal dari suku Jawa yang sabar, kalem  dan lemah lembut.” Suatu saat teman saya, orang Batak, dalam suatu pertemuan berkata kepada saya: ”Lihat itu,  dia calon istrimu.” Kemudian saya menyempatkan diri menemuinya, berkenalan dan  berbincang-bincang.  Dan ternyata apa yang telah kami  doakan itulah yang terjadi. Tuhan menjawab tepat sesuai dengan yang  kami doakan. Tuhan menuntun kami tahap demi tahap berikutnya. Kami memasuki hidup berumah tangga, dikaruniai anak 3 orang. Saat ini mereka sudah berumah tangga dan kami sudah dikaruniai 8 orang cucu. Kini kami berdua menikmati hidup di level usia indah dan bahagia oleh tuntunan-Nya yang ajaib. Saya teringat lagu yang syairnya sebagai berikut:  Tuhan memimpin hidupku, itu cukup bagiku, karna rahmat-Nya melimpah yang menghiburkan daku. (Haryono) *** Kesaksian 2: Berdasarkan  hasil perenungan saya pada hari ini, saya saksikan bahwa pertolongan Tuhan tak pernah habis dan terlambat di dalam kehidupan kami, untuk setiap detik , menit dan jamnya. Tuhan yang setia menuntun perjalanan kehidupan kami , kami tidak dibiarkan jatuh , namun Dia selalu menopang kami.  Sesungguhnya  Allah sudah menyiapkan GPS buat kita semua. (Swan Lioe)

JUMBAI PERINGATAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin adalah tata tertib atau ketaatan (kepatuhan) terhadap peraturan (tata tertib dan sebagainya), dan atau bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan. Sahabat, manusia mempunyai sifat dasar tidak suka diatur dan mau melakukan kehendaknya sendiri. Banyak peraturan yang dibuat justru dilanggar, sehingga muncullah ungkapan: “Peraturan dibuat untuk dilanggar.” Maka kita sebagai orang percaya perlu membuat “Jumbai Peringatan” agar kita dapat mendisiplin diri. Untuk dapat lebih memahami topik tentang: “JUMBAI PERINGATAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kitab Bilangan 15:37-41. Sahabat, Allah secara langsung memberikan peraturan dan ketetapan-Nya melalui Musa. Namun, berbagai peraturan dan ketetapan yang diberikan Allah kepada mereka tidak dengan serta-merta dituruti dan dilaksanakan. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan Musa untuk berbicara kepada bangsa Israel agar mereka membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka secara turun-temurun (ayat 38). Tujuannya adalah untuk memperingatkan bangsa Israel. Allah menghendaki agar setiap kali mereka melihat jumbai itu, mereka mengingat kembali segala perintah Tuhan dan melaksanakannya. Dengan demikian, mereka tidak lagi hidup menurut kehendak hati dan mata mereka sendiri. Mereka dapat hidup kudus sesuai kehendak Tuhan (ayat 39-40). Jika kita melihat kehidupan bangsa Israel pada saat itu, kita akan menyadari betapa Tuhan mengasihi dan memperhatikan mereka. Bahkan, Ia menyuruh membuat jumbai peringatan agar mereka hidup taat pada perintah-perintah-Nya. Sahabat, dalam kesibukan dan aktivitas sehari-hari, kita sering lupa melakukan apa yang dikehendaki Tuhan. Mulai dari hal-hal kecil, seperti lupa bersaat teduh, lupa membaca firman Tuhan, lupa mengawali dan mengakhiri setiap hari dengan doa syukur kepada Tuhan, dan lain-lain. Mari kita belajar dari cara Tuhan mendisiplinkan bangsa Israel untuk taat dan hidup kudus. Belajar mendisiplinkan diri dan hidup kudus sesuai kehendak Tuhan semestinya kita lakukan dengan serius.  Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, saksikanlah pengalaman pribadimu apa saja yang kamu lakukan agar kamu dapat terus mendisiplin dirimu sehingga akhirnya kamu menjadi terbiasa untuk hidup menaati kehendak Tuhan dan bukan kehendakmu sendiri. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati dan menolong. (pg)