Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku. Meme Firman Hari Ini (30 Januari 2022).
Aku PERCAYA kepada TUHAN
Sahabat, hampir semua orang ingin terlepas dari masalah, tetapi pada kenyataannya masalah senantiasa ada dalam kehidupan ini. Selain itu cukup banyak juga orang yang ingin lari dari masalah, tetapi yang terjadi justru sebaliknya: Ketika ia lari dari masalah, masalah-masalah lain justru bermunculan. Masalah memang tidak dapat dihindari, tetapi harus dihadapi. Salah satu cara menghadapi masalah adalah dengan berharap kepada Allah. Berharap kepada Allah tidak dimaksudkan bahwa kita hanya diam dan menunggu Allah turun tangan untuk mengatasi masalah kita. Namun, berharap kepada Allah di sini lebih berarti bahwa kita MEMERCAYAKAN segenap hidup kita kepada Allah dengan sepenuh hati. Untuk lebih memahami topik tentang: “Aku PERCAYA kepada TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 56:1-14 dengan penekanan pada ayat 5. Sahabat, Sejak dari muda Daud berada dalam kesesakan. Bahkan ia tidak dapat tinggal tenang di satu tempat karena dirinya dikejar-kejar musuh. Mazmur 56 ditulis pada saat Daud berada dalam penahanan Filistin dan ia menaikkan permohonan kepada Allah. Tentu Daud sangat ketakutan. Dikepung musuh, tanpa daya. Hal itu tampak pada seruannya (ayat 2-3, 6-7). Namun justru di saat ia tidak berdaya, Daud berseru kepada Tuhan dan mengangkat hatinya kepada-Nya. Maka muncullah seruan iman yang sampai diulang, “… kepada Allah aku percaya, aku tidak takut …” (ayat 5, 11-12). Sahabat, seruan iman tersebut mengubah perasaan Daud dari ketakutan menjadi berpengharapan. Daud tahu, Tuhan peduli kepadanya (ayat 9). Oleh karena itu, Daud tahu bahwa musuh tidak dapat menyakitinya (ayat 10). Oleh karena keyakinan yang kuat tersebut, Daud berani bernazar dan memastikan diri akan membayar nazar tersebut (ayat 13-14). Belajar dari hidup Daud, Tuhan mengingatkan bahwa kehidupan orang yangberkenan di hadapan-Nya tidak lepas dari kesesakan dan penganiayaan. Meski begitu, ingatlah bahwa Tuhan melihat setiap tetesan air mata. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan peduli dan akan memberi kemenangan iman kepada kita. Marilah kita bersabar dalam menghadapi penderitaan. Hendaklah kita senantiasa bersukacita dan mengucap syukur kepada-Nya. Dengan ini, kita dapat memahami kehendak Tuhan di balik penderitaan. Sahabat, Daud atau siapa pun di muka bumi ini. Saat kita menaruh harap hanya kepada-Nya, Dia akan bertindak memberikan kekuatan baru pada kita (Yesaya 40:31) dan juga memukul mundur semua musuh yang berniat jahat kepada kita. Waktu kita takut, mari katakan “Aku PERCAYA kepada TUHAN … Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dialami Daud pada saat itu? (Ayat 3, 6-7) Lalu apa yang menjadi keyakinan Daud? (Ayat 5, 8, 10-12) Bagaimana Daud menggambarkan apa yang Allah sedang kerjakan atas dirinya? (Ayat 9) Pada akhirnya, apa yang mendorong Daud membuat nazar? (Ayat 13 dan 14) Selamat sejenak merenung. Sahabat, tetaplah percaya kepada Tuhan dalam situasi dan kondisi sesulit apapun. Renungkan firman-Nya dan bergembiralah karena Tuhan ada di pihak kita. (pg)
Tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN
Seorang sahabat saya tanya, “Kapan terakhir memuji Tuhan?” Dia menjawab: “Pada saat mengikuti ibadah di hari Minggu kemarin.” Artinya mungkin di luar jam-jam ibadah dia tidak pernah memuji Tuhan. Bagaimana dengan kita? Mungkin sama, tidak secara rutin memuji Tuhan. Itu ironis sekali! Apakah kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita itu hanya dinyatakan pada saat jam-jam ibadah saja? Bukankah setiap saat, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, kita mengalami kasih dan kebaikan Tuhan? Jika saat ini kita masih bisa melihat matahari terbit, jika kita masih bisa menghirup udara segar dan bernafas, jika hari ini kita bisa melakukan aktivitas dengan tubuh yang sehat, mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah, lalu kita bisa sampai ke kantor atau tempat kerja dengan selamat tanpa ada halangan, bukankah semuanya itu karena anugerah Tuhan? Tuhan yang menolong, memelihara, dan menyertai kita. Maka sudah selayaknya jika tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN. Untuk dapat lebih memahami topik tentang: “Tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 57:1-12, dengan penekanan pada ayat 10-12. Sahabat, Mazmur 57 ditulis pada saat Daud sedang bersembunyi dalam gua untuk menghindar dari kejaran Saul (ayat 1). Daud begitu terdesak hingga dengan sangat memohon belas kasihan dan perlindungan dari Allah. Ia seperti berada di tengah-tengah singa yang siap melumatnya dengan gigi tajamnya (ayat 2, 5). Ia seperti berada di tengah-tengah musuh yang memasang jaring perangkap pada setiap langkahnya (ayat 7). Sahabat, dalam keadaan demikian, ia tetap percaya kepada Allah. Ia yakin Allah akan melindunginya seperti anak rajawali di bawah kepak sayap induknya (ayat 2). Ia tahu ketika berseru kepada Allah yang Maha Tinggi, Allah akan menyelesaikan perkaranya (ayat 3). Baginya, Allah begitu mulia hingga mengatasi langit dan bumi (ayat 6). Oleh karena itu, Daud tetap menyanyi bagi Tuhan. Ia bermazmur bagi nama-Nya dengan permainan gambus dan kecapi. Ia senantiasa bernyanyi bahkan sebelum fajar menyingsing (ayat 8-12). Mengapa Daud tetap memuji Tuhan sekalipun keadaannya tidak baik? Alasannya, Daud telah memasrahkan dirinya kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mulia. Saat kita berada dalam keadaan di luar batas kemampuan, tidak ada jalan lain selain berserah kepada-Nya. Kita wajib memercayakan diri sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Sebab, apa pun yang kita perbuat tidak akan berdampak apa-apa, malahan mungkin akan memperburuk. Kita harus membiarkan Tuhan bekerja dengan cara-Nya. Kita mengikuti ke mana Tuhan memimpin dan membawa kita. Dalam proses itu, kita sambil tetap bernyanyi, memuji Dia karena ada kuasa dalam puji-pujian kepada Allah. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pengalamanmu sendiri, apakah engkau tetap dapat bernyanyi memuji Tuhan di tengah pergumulan hidupmu yang menghimpit? Selamat sejenak merenung. Sekarang mari kita berdoa, “Tuhan, ajar kami untuk tetap memuji-Mu, sekalipun pergumulan dan tantangan berat yang sedang kami alami dan hadapi.” (pg)
Tatkala KEKHAWATIRAN Menyerang Pikiran Kita
Kekhawatiran adalah sebuah perasaan gelisah, ketakutan atau kengerian terhadap sesuatu yang belum terjadi. Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Merasa kuatir berarti merasa cemas, bingung dan pikirannya terbagi-bagi. Sahabat, biasanya rasa khawatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun, tentu cukup banyak orang yang khawatir akan masa depannya. Lalu apa yang harus kita perbuat tatkala kekhawatiran menyerang pikiran kita? Untuk lebih memahami topik tentang: “Tatkala KEKHAWATIRAN Menyerang Pikiran Kita”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 55:1-24 dengan penekanan pada ayat 23. Sahabat, Mazmur 55 merupakan cara Daud dan juga orang-orang sezamannya dalam menghadapi sebuah persoalan. Persoalan yang dibicarakan dalam konteks bacaan kita pada hari ini ialah ketika seseorang dikejar-kejar oleh musuh dan mara bahaya. Dalam ayat 2-9 terlihat sebuah doa memohon pertolongan. Sahabat, ada kesan Mazmur 55 memaksa Allah untuk bertindak. Kenapa timbul kesan seperti itu? Daud merasakan mara bahaya yang mendekat dan mengancam hidupnya. Ia merasa tidak ada lagi yang bisa menolongnya kecuali Allah sendiri. Allah adalah sumber perlindungan dan pertolongannya. Jadi, pada dasarnya Daud sama sekali tidak memaksa Allah. Justru, doa tersebut adalah simbol kebergantungan mutlak kepada Allah. Daud percaya bahwa Allah akan bertindak (ayat 17). Atas keyakinan tersebut, maka manusia tidak perlu merasa khawatir. Rasa cemas dan khawatir adalah hal yang wajar. Marilah kita serahkan segala kekhawatiran kepada Allah (ayat 23). Yakinlah, Ia akan mendengar orang yang berseru kepada-Nya. Sahabat, kuatkanlah diri kita masing-masing saat sedang menghadapi persoalan. Marilah kita berseru kepada Allah dan mintalah pertolongan dari-Nya. Sebab, hanya Dialah satu-satunya sumber pertolongan kita. Kita tidak usah khawatir karena itu tidak memberikan solusi bagi persoalan. Kekhawatiran adalah simbol dari ketidakpercayaan kepada Allah. Kita mesti yakin bahwa Allah pasti memelihara hidup kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagaimana perasaan Daud saat itu? (Ayat 3, 5-6) Apa yang diinginkan Daud pada saat itu? (Ayat 7-9) Apa yang menjadi penyebab kekhawatiran, ketakutan, dan penderitaan Daud pada saat itu? (Ayat 13-15 dan 2 Samuel 15-17) Dalam kondisi hati yang berduka, apa yang diserukan Daud? (Ayat 23-24) Selamat sejenak merenung. Sahabat, janganlah larut dalam kesedihan, serahkanlah semua kekhawatiran kepada Tuhan. Ia akan memelihara dan memberikan keselamatan. (pg)