PENDENGAR dan PEMERHATI. Sapaan Kekariban.
Berbahagialah orang yang mendapat HIKMAT. Meme Firman Hari Ini (27 Januari 2022)
Hati orang benar MENIMBANG-NIMBANG JAWABANNYA. Meme Firman Hari Ini (26 Januari 2022)
Orang bijak MEREDAKAN AMARAH. Meme Firman Hari Ini (25 Januari 2022)
ORANG BEBAL: Tidak ada ALLAH
Sahabat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bebal adalah sukar mengerti atau tidak cepat menanggapi sesuatu (tidak tajam pikiran). Sedangkan sinonim bebal adalah bodoh. Orang bodoh karena belum tahu. Sedangkan orang bebal tidak mau diberitahu. Hampir semua orang pasti akan merasa tersinggung dan marah besar jika mereka dikata-katai oleh orang lain dengan sebutan orang bodoh, apalagi disebut orang bebal. Dalam teks aslinya kata bebal diartikan sebagai orang yang bodoh, jahat dan tidak menghormati Tuhan. Orang bebal dapat diartikan pula orang yang sukar sekali untuk mengerti, tidak cepat tanggap, tidak mau berubah, karena ia menolak pengertian dan pengajaran. Untuk lebih memahami topik tentang: “ORANG BEBAL: Tidak ada ALLAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 53:1-7 dengan penekanan pada ayat 2. Sahabat, Daud menggambarkan orang bebal sebagai orang yang tidak memercayai adanya Tuhan, tidak berakal budi dalam pandangan TUHAN, dan tidak mencari Allah (ayat 1-3). Karena tidak percaya adanya Tuhan, orang bebal hidup berbuat curang (ayat 2), tidak peduli dengan kebaikan (ayat 2, 4), hidup bejat (ayat 4), dan melakukan kejahatan (ayat 5). Sahabat, intinya, orang bebal hidup tanpa takut akan Tuhan dan makin terjerumus dalam kebobrokan. Kepada orang-orang yang demikian, Tuhan memastikan bahwa hidup mereka akan ditimpa musibah secara tiba-tiba, dikepung dan dipermalukan, dan yang lebih mengerikan lagi yaitu ditolak oleh Allah (ayat 6). Kontras dengan orang bebal, hidup orang saleh yang diwakili oleh umat Israel sebagai umat pilihan Allah justru mengalami hal yang jauh berbeda. Tuhan menjamin bahwa umat-Nya akan diselamatkan dan dipulihkan oleh Tuhan sehingga mereka akan mengalami sukacita dari Allah (ayat 7). Sahabat, kita sebagai orang percaya, sungguh mazmur ini sangat menghibur dan menguatkan kita. Saat ini, mungkin kita mengalami tekanan dan pergumulankarena kejahatan dari orang-orang di sekitar kita yang tidak mengenal Tuhan. Atau mungkin kita dikucilkan karena berbuat apa yang benar. Jangan khawatir, meski banyak orang menolak dan membenci kita, selama kita di dalam Tuhan, penerimaan dari Tuhan itu cukup bagi kita. Akan tiba waktunya di mana Tuhan akan menyelamatkan dan memulihkan hidup kita. Karena itu, tetap lakukan apa yang benar dan jangan menyerah! Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagaimana Daud menggambarkan apa yang diperbuat orang bebal? (Ayat 2-5) Apa yang akan dialami oleh orang bebal? (Ayat 6) Sebaliknya apa yang akan dialami oleh orang saleh? (Ayat 7) Selamat sejenak merenung. Sahabat, ingatlah: Jangan sekali-kali berlaku bebal, karena orang bebal tidak luput dari hukuman! (pg).
PILIHLAH KEBAIKAN
Hidup itu sebuah pilihan. Sahabat, dalam perjalanan hidup, kita sering diperhadapkan dengan pilihan: Mau berbuat kebaikan atau kejahatan? Sebagai orang percaya kita harus memilih mana yang baik dan benar, mana yang berguna dan bermanfaat. Tidak ada istilah kompromi dalam menjalani hidup ini, sebab kita semua tahu bahwa tidak ada orang yang dapat berdiri di atas dua perahu dengan kedua kakinya sekaligus. Kita tidak bisa terus-menerus berada di persimpangan jalan, mau tidak mau kita harus membuat ketegasan dalam memilih! Keputusan yang kita ambil itulah yang akan menentukan apakah kita akan berbuat baik atau berbuat jahar. PILIHLAH KEBAIKAN. Untuk lebih memahami topik tentang: “PILIHLAH KEBAIKAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 52:1-11. Sahabat, Mazmur 52 ditulis oleh Daud ketika Doeg, orang Edom, memberitahu Saul mengenai keberadaan Daud di rumah Ahimelekh (ayat 2; bdk. 1 Samuel 22:9-10). Mari kita memerhatikan seruan Daud dalam Mazmur 52. Ia menyoroti orang-orang yang dalam hidupnya senang merancangkan hal-hal buruk (ayat 4). Kata merancangkan dipakai untuk menjelaskan unsur pilihan yang diambil secara sadar. Secara spesifik, hal jahat yang dilakukan berkaitan dengan perkataan dusta atau menipu orang lain. Daud mengecam orang yang menyakiti sesamanya melalui perkataan yang dilontarkan (ayat 5-6). Ironisnya, kejahatan-kejahatan yang dilakukan justru semakin membuat orang-orang ini bangga dan memegahkan diri (ayat 3). Tidak ada penyesalan di dalam diri orang-orang tersebut. Hingga pada akhirnya, Allah sendirilah yang akan merobohkan segala keangkuhan mereka (ayat 7). Sahabat, bagi orang-orang benar, nasib mereka akan berbanding terbalik dengan nasib orang-orang fasik. Mereka memilih untuk mencari ketenteraman hidup dengan berdiam bersama dengan Allah. Orang-orang ini adalah pihak yang senantiasa menghayati kasih setia Allah. Mereka terus berjuang untuk taat kepada-Nya (ayat 10). Allah berpihak kepada mereka yang berjuang untuk berbuat benar dalam kehidupannya. Sementara itu, orang yang terus-menerus terjebak dalam perbuatan jahat akan menemui kebinasaan. Sahabat, bagaimana dengan pilihan kita saat ini? Sebagai manusia biasa, kita memang tidak pernah terlepas dari kesalahan dan dosa. Namun, kondisi tersebut bukan pembenaran, sehingga kita bisa mendukakan-Nya. Sadarilah, kita akan terbiasa dengan dosa jika kita terus-menerus memakluminya. Sebaliknya, kita harus berani memilih segala sesuatu yang selaras dengan kehendak Allah. Jangan ragu memilih yang baik! Jangan pernah ragu: Pilihlah Kebaikan! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang telah diperbuat Saul dan Doeg dalam ayat 3-5? Apa yang akan diperbuat Allah bagi orang-orang yang merancangkan dan berbuat kejahatan? (Ayat 7 dan 9) Sebaliknya, apa yang diyakini dan dilakukan oleh Daud? (Ayat 10-11) Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Tuhan, mampukan kami untuk berani memilih kebaikan dan berbuat baik bagi sesama.” (pg)
Menyadari, Mengakui, dan Meminta Pengampunan
Sahabat, menyadari kesalahan itu biasa, tetapi mengakui kesalahan yang telah kita perbuat, kemudian meminta pengampunan, dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi adalah tindakan yang luar biasa. Kehidupan kita tidak terlepas dari pelanggaran. Intinya, tidak seorang pun kebal terhadap dosa! Yang membedakan adalah respons kita setelah kita menyadari bahwa kita telah melakukan suatu pelanggaran. Ada perbedaan yang mencolok antara pribadi Raja Saul dan Raja Daud. Salah satunya adalah, Saul tidak pernah berjiwa besar untuk mengakui kesalahan, tidak pernah merasa menyesal ketika melakukan sebuah pelanggaran, melainkan selalu berkilah dengan menyalahkan situasi atau menyalahkan orang lain. Berbeda sekali dengan Daud! Hati Daud selalu terbuka untuk teguran dan koreksi Ketika sadar telah melakukan kesalahan, Daud segera datang kepada Tuhan, mengakui dengan jujur kesalahan yang telah diperbuatnya, memohon pengampunan kepada Tuhan dan bertobat, tanpa pernah menutup-nutupi kesalahannya, membenarkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain. Untuk lebih memahami topik tentang: “Menyadari, Mengakui, dan Meminta Pengampunan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 51:1-21 dengan penekanan pada ayat 13. Sahabat, Mazmur 51 merupakan doa dan refleksi iman Daud. Ia begitu menyesali dosanya dan memohon pengampunan kepada Allah. Secara khusus, doa penyesalan dosa ini terkait penyesalan Daud yang merampas Batsyeba, istri Uria. Sahabat, penyesalan dan pengampunan selalu diawali dengan pengakuan. Sebuah pengakuan yang didasarkan oleh kesadaran betapa rapuh diri yang penuh dosa ini (ayat 5). Dosa bagaikan belenggu yang menawan dan menjerat hidup manusia. Akibat dosa ialah rusaknya relasi dengan sesama dan Tuhan. Daud sadar betul bahwa untuk memulihkan relasi itu, Tuhan perlu campur tangan. Berulang kali ia memohon pengampunan dan campur tangan Allah (ayat 10-12). Daud yakin bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya. Sebab, Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih terhadap umat-Nya. Ia akan mengasihani umat-Nya dan dalam rahmat-Nya manusia akan diberikan hidup yang baru (ayat 3). Sahabat, bacaan kita pada hari ini merupakan pesan bagi kita saat ini. Daud mengajak kita agar selalu menyadari dan mengakui dosa kepada Allah. Sering kali, kita berlagak seolah-olah bisa “menyembunyikan dosa” dari Allah yang maha mengetahui segalanya. Padahal, tidak ada yang bisa bersembunyi dari dekapan kasih-Nya. Akuilah dosa kita di hadapan-Nya, maka pengampunan Allah pasti tersedia bagi kita. Sadarilah bahwa pulihnya relasi dengan Allah adalah satu-satunya yang berharga di dunia ini. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Ketika nabi Natan menegur Daud yang telah melakukan pelanggaran, bagaimana respons Daud? (Ayat 5) Meskipun hatinya diliputi penyesalan, hari-hari kesalahan Daud tidak dapat diputar ulang. Lalu apa yang dilakukan oleh Daud? (Ayat 3) Apa yang menjadi permohonan Daud kepada Allah dalam ayat 9? Apa yang menjadi permohonan Daud kepada Allah dalam ayat 13? Selamat sejenak merenung. Sekarang, mari kita renungkan dalam-dalam pernyataan Daud berikut ini, “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (ayat 19). (pg)