BIJAK, yang mengabaikan CEMOOH. Meme Firman Hari Ini (13 Januari 2022)
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita. Sapaan Minggu Pagi.
Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup. Sapaan Minggu Pagi.
Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Sapaan Minggu Pagi.
ReKat: DAMAILAH JIWAKU (13 Januari 2022)
Bacaan Sabda: Mazmur 32:1-11 Jawaban atas beberapa pertanyaan: Yang disebut orang yang berbahagia dalam ayat 1 dan 2 yaitu orang yang diampuni pelanggarannya, dan dosanya ditutupi (dilupakan, tidak diingat) oleh Tuhan. Selain itu Tuhan tidak memperhitungkan kesalahannya. Dengan gaya bahasa hiperbol dalam ayat 3 dan 4, Daud mengungkapkan perasaan bahwa tulang- tulangnya lesu karena dia mengeluh di sepanjang hari. Tekanan yang berat berakibat sumsumnya kering, siang malam tangan Tuhan menekannya dengan berat, sumsumnya menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Dalam ayat 5 Daud menyampaikan apa yang dia lakukan agar terbebas dari tekanan: Dia secara jujur, terbuka menyampaikan pengakuan dosa kepada Tuhan. Dalam ayat 5 dan 7 Daud menyampaikan nasihat kepada kita yang sedang bergumul : Hendaknya setiap kita berdoa kepada Tuhan selagi Dia dapat ditemui, karena Tuhanlah tempat yang tepat yang dapat memberi perlindungan dari berbagai kesesakan. Isi nasihat Daud dalam ayat 8 dan 9: Hendaklah kita mengikuti petunjuk dan nasihat dari Tuhan. Pergunakanlah akal ini dengan benar, cerdas dan tepat agar terhindar dari penyesatan. Himbauan Daud dalam ayat 11: Bersyukurlah senantiasa di dalam segala perkara, pujilah, agungkanlah Tuhan dengan segenap hati. Itulah bukti dari orang yang benar dan jujur. (Haryono)
BERSYUKUR, TAAT dan MENYAKSIKAN
Sahabat, coba sejenak merenungkan perjalanan hidupmu. Kalau mau jujur, kita akan mengakui bahwa didalam kesulitan hidup dan ancaman bahaya apa pun, ternyata Tuhan menolong kita keluar dari kesulitan atau pun melindungi dari bahaya yang mengancam. Lebih lanjut yang ingin saya tanyakan, “Bagaimana perasaan Sahabat ketika berada dalam keadaan terjepit kesulitan hidup, lalu datanglah pertolongan dari seseorang?” Tentu pertolongan tersebut menjadi sesuatu yang sangat berarti sekali bukan? Sudah pada tempatnya Sahabat sangat berterima kasih kepada orang tersebut. Sahabat mungkin akan mengingat kebaikannya di sepanjang hidup, bersedia melakukan apa saja yang dikehendakinya dan menyaksikan segala kebaikannya kepada banyak orang. Untuk lebih memahami topik tentang: “BERSYUKUR, TAAT, dan MENYAKSIKAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 40:1-18. Sahabat, Mazmur 40 merupakan ungkapan hati Daud atas keselamatan yang telah dinyatakan oleh Tuhan atas hidupnya. Ayat 1-3 menggambarkan bagaimana Allah menyelamatkan dirinya dari kehancuran dan menegakkan hidupnya kembali. Lalu di ayat 18 juga melukiskan bahwa meski Daud miskin dan sengsara, namun Allah tetap memerhatikan dan menolongnya. Daud mengalami dan merasakan bahwa dalam penderitaan sehebat apapun, Tuhan selalu menjadi penolongnya dalam kesesakan. Karena itu, ia menaikkan syukur dan puji-pujiannya kepada Allah yang telah menyelamatkannya (ayat 4-6). Bukan hanya itu saja respons Daud. Perhatikan di ayat 7-9 dan 10-11. Sebagai respons atas pertolongan Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya, Daud bersedia, bahkan suka melakukan kehendak Tuhan (ayat 9) karena ia sadar, ketaatan kepada Tuhan jauh lebih berharga dibandingkan kurban persembahan dalam bentuk jasmani (ayat 7). Selain ketaatan, Daud juga bersukacita untuk menyaksikan karya Tuhan kepada orang lain (ayat 10-11). Bersyukur, taat, dan menyaksikan, ketiga hal tersebut menjadi respons Daud atas pertolongan dan karya Tuhan dalam hidupnya. Adakah ketiga hal tersebut juga menjadi respons kita, ketika kita menyadari betapa luar biasa Allah telah menolong kita? Bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan, firman-Nya berkata, “Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan” (ayat 5a). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa saja yang telah dikerjakan Tuhan dalam kehidupan Daud? (Ayat 2-4) Apa yang telah diungkapkan oleh Daud dalam ayat 7-9? Apa yang diharapkan Daud dari Tuhan dalam ayat 12-18? Selamat sejenak merenung. Sahabat, marilah kita berdoa, “Ya Tuhan, tolong aku untuk tidak melupakan kebaikan-Mu agar saat hari esok terasa gelap, aku tetap dapat mengucap syukur.” (pg)
Ketika HIDUPKU terasa MEMENATKAN
Sore itu dengan wajah lesu Hogi bercerita, “Belakangan ini aku merasa sangat penat dengan hidupku. Aku merasa sudah berusaha sekuat tenaga untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik, tetapi ibarat orang yang berusaha menangkap angin, semua terasa sia-sia. Dalam pekerjaan, ada saja hambatan yang membuat hasil kerjaku terasa tidak memuaskan. Dalam persahabatan, aku masih mengecewakan sahabatku. Dalam keluarga, impianku untuk membahagiakan orangtua kandas karena sebelum bisa mewujudkannya, papiku sudah dipanggil Tuhan.” Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika HIDUPKU terasa MEMENATKAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 39:1-14. Sahabat, dalam Mazmur 39, Daud sangat bergumul soal kehidupan yang dijalaninya. Ia merasa tidak dapat berbuat apa-apa atas pergumulannya (ayat 3a), penderitaannya semakin berat (ayat 3b), dan hatinya dipenuhi dengan gejolak kemarahan dan keluhan yang tak habis-habisnya (ayat 4). Ditambah lagi, orang fasik di sekelilingnya berusaha menjatuhkannya (ayat 2b dan 9b) dan ia mulai penat dengan kehidupannya (ayat 5-7, 12). Meski demikian, Daud tidak membuka mulutnya di hadapan orang fasik yang mencoba menjatuhkannya. Ia memilih diam, agar perkataan dan keluhannya tidak dijadikan senjata untuk menjatuhkannya. Sahabat, Daud kelu, diam dan membisu. Terhadap orang fasik, ia diam seribu bahasa. Tetapi terhadap Tuhan, ia berbicara secara terbuka mengungkapkan isi hatinya kepada Allahnya (ayat 5-14) dan tetap berharap pada Tuhan (ayat 8). Meski Daud menyadari betapa fana hidupnya (ayat 5-7, 12-14), ia percaya Tuhan tidak akan tinggal diam melihat perkaranya (ayat 10). Pergumulan hidup yang Sahabat alami saat ini mungkin terasa memenatkan. Seberapa pun beratnya pergumulan itu, seberapa pun banyaknya orang di sekitar kita yang berusaha menjatuhkan kita, marilah kita belajar seperti Daud, yang tetap berharap kepada Allah dan tidak hilang percaya kepada-Nya. Yakinlah, akan tiba waktunya Allah akan bertindak menolong hidup kita! Sahabat, Tuhan tahu betul apa yang harus Dia lakukan. Dari sudut pandang manusia yang terbatas, mungkin kita mengira Dia sedang berpangku tangan saat apa yang telah kita usahakan dengan segenap hati tampaknya tidak membuahkan hasil apa-apa. Namun, sebenarnya Dia sedang dan senantiasa bekerja, dengan cara yang melampaui akal kita. Ketika hati kita melekat kepada Tuhan, memercayai-Nya sebagai Penguasa segala sesuatu dan sebagai Bapa yang punya rancangan damai sejahtera bagi anak-anak-Nya (Yeremia 29:11), kita akan selalu memiliki semangat dan kekuatan untuk melakukan yang terbaik, sekalipun situasi tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami mengenai hidup manusia di dunia dari ayat 5-7? Apa yang Sahabat pahami mengenai keadaan Daud pada saat itu dari ayat 12? Apa yang Daud lakukan? (Ayat 5-14) Apa yang Daud harapkan dari Tuhan? (Ayat 13-14) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
WARISAN yang terus BERGULIR
Teman saya, Pdt. Andi O. Santoso, menulis buku berjudul: “Live Simply, Leave Legacy”. Hampir dalam setiap kesempatan dia selalu menyampaikan agar kita dapat mewariskan sesuatu yang cukup bernilai kepada generasi penerus. Sahabat, ada berbagai bentuk warisan. Ada warisan yang bersifat kebendaan: Rumah, tanah, perhiasan, surat berharga, deposito, dan sebagainya. Ada pula warisan yang tidak terlihat: Iman, ilmu pengetahuan, pendidikan budi pekerti, nilai-nilai luhur, teladan hidup, dan sebagainya. Untuk lebih memahami topik tentang: “WARISAN yang terus BERGULIR”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 37:21-29, dengan penekanan pada ayat 25-26. Sahabat, Sungguh hebat kasih setia dan anugerah Tuhan. Tidak disangka dan juga tidak pernah diduga. Bukan saja pemeliharaan dan berkatnya melimpah atas kita, tetapi ternyata TIDAK BERHENTI KEPADA KITA SAJA. Berkat dan kasih setia-Nya, ternyata terus bergulir secara turun temurun, tidak pernah berhenti. Apa yang terbaik yang kita nikmati saat ini, tidak akan berhenti dan akan terus bergulir kepada anak cucu kita, kepada keturunan-keturunan kita yang berikutnya. Sahabat, hidup benar di hadapan Tuhan adalah kunci untuk mengalami hidup yang diberkati. Orang yang hidup benar di hadapan Tuhan pasti memiliki hubungan yang karib dengan Dia. Daud adalah sosok yang memberikan teladan dalam hal kekariban dengan Tuhan. Sejak muda sampai menjadi raja atas Israel Daud senantiasa bergaul karib dengan Tuhan. Ratusan pasal yang terdapat dalam Kitab Mazmur adalah pengalaman kekaribannya dengan Tuhan. Karena karib dengan Tuhan, Daud dapat melihat dan merasakan sendiri bagaimana Tuhan memberkati orang benar dan memberkati pula anak-cucu orang benar tersebut (ayat 25-26). Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang hidup benar, bahkan langkah-langkahnya pun ditetapkan-Nya (ayat 23). Orang benar bukan hanya menerima dan mengalami kebaikan Tuhan bagi dirinya sendiri, tapi kebaikan Tuhan itu juga akan dialami oleh anak-cucunya. Setiap orang yang percaya kepada Kristus secara de jure (secara hukum) beroleh status sebagai orang benar. Sahabat, kita dibenarkan secara cuma-cuma oleh penebusan Kristus di Kalvari. Dengan kata lain kita diberi status sebagai orang benar, semata-mata karena iman. Karena itu Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya dibenarkan secara status, tapi kita harus benar-benar bertumbuh dalam kebenaran. Ini membutuhkan sebuah proses yang berlangsung seumur hidup kita. Jika kita sudah bertumbuh sampai kepada tingkat “orang benar”, maka janji berkat Tuhan pasti akan digenapi dalam kehidupan kita dan berkat itu juga sampai kepada anak cucu kita. Orang benar adalah orang yang takut akan Tuhan. Itu diwujudkan melalui ketaatan melakukan firman Tuhan dan menjauhi segala bentuk kejahatan, “Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.” (Mazmur 25:12-13). Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang disaksikan oleh Daud di ayat 23-24? Apa yang disaksikan oleh Daud di ayat 25-26? Apa janji Tuhan bagi orang-orang benar? (Ayat 27-29) Selamat sejenak merenung. Jika Tuhan telah memelihara hidup kita sampai hari ini, maka yakinlah Tuhan juga mampu memelihara hidup anak cucu kita. (pg)