Tidak akan tenang dalam hidupnya. Meme Firman Hari Ini (09 Januari 2022)
Kamu akan menerimanya. Meme Firman Hari Ini (08 Januari 2022)
AIR TUBA dibalas dengan AIR SUSU
Sahabat, dunia menggemakan ungkapan, “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Bagi Yusuf ungkapan tersebut tidak berlaku. Yusuf sangat yakin bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28 dan Kejadian 50:20). Itulah sebabnya ia bisa mengampuni dan melupakan kejahatan yang diperbuat oleh saudara-saudaranya. Andaikan Yusuf mengandalkan kekuatan sendiri dan melakukan pembalasan terhadap apa yang telah diperbuat oleh saudara-saudaranya, ia tidak akan mengalami peninggian dari Tuhan; mimpi yang pernah ia terima pun tidak akan pernah menjadi kenyataan. Untuk lebih memahami topik tentang: “AIR TUBA dibalas dengn AIR SUSU”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 35:1-16. Sahabat, Daud memberikan gambaran unik mengenai cara bersikap terhadap orang-orang yang membencinya dan yang ingin mencelakainya. Daud meminta pertolongan Tuhan. Ia meyakini bahwa Tuhan yang memiliki kuasa untuk bertindak kepada mereka. Sekilas tampaknya permohonan Daud menyiratkan dendam, seakan-akan meminta supaya Tuhan mencelakai para musuhnya. Sesungguhnya penekanan Daud bukan pada dendam, melainkan pada penyerahan diri kepada Tuhan. Sebab, ia percaya pada keadilan Tuhan yang akan bertindak terhadap ketidakadilan yang menimpa umat-Nya. Selain itu, Daud juga tidak melakukan pembalasan. Sebaliknya, dia menunjukkan kepedulian dan empati terhadap musuhnya. Ayat 13-14 menjadi kesaksian mengenai tindakannya bagi orang-orang yang membencinya. Dia berduka atas kemalangan mereka. Sebab dia menganggap mereka sebagai saudara sendiri. Ia tidak bergembira atas sakit mereka. Sahabat, pembalasan seringkali menjadi jalan pintas untuk memuaskan hasrat. Tetapi, pembalasan tidak menghentikan perbuatan jahat dan kekerasan. Meskipun pelaku kekerasan awalnya adalah korban kekerasan. Namun, mereka meniru tindakan kekerasan dengan cara membalas sakit hati dengan kekerasan terhadap musuhnya. Dunia ini penuh dengan kekerasan. Dunia membutuhkan empati dan pengampunan. Kita perlu berempati terhadap pelaku kekerasan dan mengampuni mereka. Empati dan pengampunan akan membuka jalan kepada pelaku kekerasan untuk bertobat. Mengampuni bukan berarti kalah, justru merupakan jalan menuju kemenangan untuk meraih berkat-berkat Tuhan. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Orang-orang yang selama ini diperlakukan baik oleh Daud justru membalasnya dengan kejahatan, apa saja yang diperbuat oleh mereka? (Ayat 4, 7, 11, 15, dan 16) Sebaliknya apa saja yang diperbuat oleh Daud untuk orang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya? (ayat 13 dan 14) Selamat sejenak merenung. Marilah kita berdoa, “Tuhan, ajari kami untuk rendah hati supaya kami tidak mendendam orang-orang yang berbuat jahat kepada kami, melainkan kami mampu untuk berempati dan mengampuni orang yang berlaku jahat kepada kami. Mampukan kami Tuhan untuk membalas air tuba dengan air susu.” (pg)
TERSAJI PILIHAN bagi kita
Sahabat, apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata PRASMANAN. Kalau saya langsung tertuju ada meja panjang, di situ ditata dengan apik dan menarik beberapa makanan, tamu undangan atau pembeli dipersilakan untuk memilih dan mengambil sesuai dengan seleranya atau kesukaan masing-masing. Selain itu setiap orang diberi kebebasan untuk menentukan berapa banyak makanan yang hendak disantapnya. Tersaji pilihan bagi kita. Untuk lebih memahami topik tentang: “TERSAJI PILIHAN bagi kita”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 36:1-13. Sahabat, dalam karya-Nya, Tuhan menciptakan manusia dengan begitu istimewa. Manusia diberi kebebasan untuk berpikir dan bertindak. Karena itu, dalam relasi dengan Allah, manusia bisa memilih untuk mendekat atau menjauh. Manusia bisa juga memilih untuk mendengarkan firman Tuhan, memerhatikannya, atau menolak firman itu dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Mazmur 36 menunjukkan keberadaan dua cara pilihan itu. Ada orang yang hati dan hidupnya dipenuhi dosa dan perilaku jahat (ayat 2-5). Ada pula orang benar yang berlindung dalam naungan sayap Tuhan (ayat 8). Keduanya sama-sama ciptaan Tuhan. Keduanya sama-sama menerima tawaran kasih setia Tuhan, namun respons mereka berbeda. Sahabat, seperti seseorang yang akan mengambil makanan secara prasmanan. Ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap orang. Jika makanan yang diambil terlalu banyak, maka orang itu akan kekenyangan. Jika makanan yang dipilih semuanya berlemak, maka akan berisiko pada kesehatannya. Demikian pula halnya saat merespons kasih setia Tuhan. Orang yang menolak-Nya akan jatuh dan tidak bangkit lagi (ayat 13). Sedangkan orang yang menerima-Nya akan dikenyangkan dan mendapatkan terang kehidupan (ayat 9-10). Betapa berharganya kasih setia Tuhan, tanpa-Nya kita tak bisa berbuat apa-apa! Sepanjang hidup, kita berhadapan dengan pilihan untuk menerima atau menolak kasih setia Tuhan. Karena itu, selera dan keinginan kita perlu dikendalikan dan diselaraskan dengan terang firman Tuhan. Jadi, manakah yang hendak kita pilih? Sahabat, kiranya Tuhan menolong kita menjalani hidup yang takut akan Tuhan dan dipenuhi dengan kebaikan-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Ayat 2-5 menunjukkan golongan orang-orang yang seperti apa? Ayat 8-9 menunjukkan golongan orang-orang yang seperti apa? Bagaimana Daud menggambarkan tentang Allah dalam ayat 6-10? Apa akibatnya bagi orang-orang yang menerima kasih setia Tuhan? (Ayat 9-10) Apa akibatnya bagi orang-orang yang menolak kasih setia Tuhan? (Ayat 13) Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Tuhan, kami bertekad untuk setia kepada-Mu dan siap dengan segala konsekuensinya.” (pg)
MENGECAP KEBAIKAN TUHAN pada saat di NADIR
Ketika berada dalam situasi berat umumnya orang akan menjadi kalut, takut dan frustasi. Berbeda dengan Daud yang terus mengarahkan pandangannya kepada Tuhan dan mengingat-ingat akan kebaikan-Nya sehingga ia tetap bisa memuji-muji Tuhan. Ia sangat percaya bahwa Tuhan yang disembahnya adalah Tuhan yang tidak pernah berubah. Karena itu dalam keadaan yang seakan tiada harapan Daud selalu mengingat betapa baiknya Tuhan itu dan berusaha untuk mengecap segala kebaikan-Nya. Mengecap kebaikan Tuhan pada saat di nadir. Untuk lebih memahami topik tentang: “MENGECAP KEBAIKAN TUHAN pada saat di NADIR”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 34:1-23. Sahabat, Mazmur 34 ditulis Daud bukan ketika ia sudah menjadi raja atas Israel, bukan pula saat berada dalam situasi yang baik dan tenang. Melainkan saat ia melarikan diri dari kejaran Saul yang berusaha untuk membunuhnya. Tragisnya lagi, saat lari ke daerah Filistin raja Filistin mengenali dia sebagai pahlawan Israel yang telah membinasakan banyak perwira-perwira Filistin, sehingga raja itu pun berniat membunuhnya juga. Daud benar-benar dalam keadaan terjepit! Sahabat, Daud, yang dalam perjalanan hidupnya mengalami banyak masalah dan penderitaan, bahkan sampai harus berpura-pura gila karena beratnya tekanan hidup, membagikan pengalaman pribadinya yang luar biasa bersama dengan Tuhan. Ia memberikan rahasia bagaimana supaya kita bisa mengalami kebaikan dari Tuhan. Pertama, “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;” (ayat 14). Mari berhati-hati dengan apa yang Saudara perkatakan, karena “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21). Ingat, ada kuasa dalam setiap perkataan kita. Oleh sebab itu perkatakan selalu hal-hal yang positif, maka semua yang baik akan terjadi dalam hidup kita. Kedua, “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,” (ayat 15a). Artinya kita harus hidup sesuai dengan firman Tuhan. Selama kita hidup dalam ketidaktaatan kita tidak akan pernah mengalami kebaikan Tuhan. Jadi jika selama ini kita telah menyimpang dari jalan Tuhan, jangan tunda waktu untuk segera bertobat! Ketiga, “…carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!” (ayat 15b). Jangan menyimpan kepahitan, dendam atau sakit hati! Berilah pengampunan kepada semua orang, sebab jika kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan juga tidak akan mengampuni dosa-dosa kita! (Matius 6:15). Daud merespons penderitaan dengan pujian, dan merespons kebaikan Tuhan dengan ketaatan. Biarlah ini menjadi prinsip rohani bagi kita dalam keadaan apapun, agar kita tetap dekat dan mengalami kasih-Nya senantiasa. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Kebaikan Tuhan berupa apa saja yang dialami oleh Daud ketika dia dalam masa yang sangat sulit? (Ayat 5, 7, 8 dan 19) Apa respons Daud ketika dia menerima banyak kebaikan Tuhan? (Ayat 2, 3, 4, 10 dan 12) Selamat sejenak merenung. Sahabat, menaati firman Tuhan adalah rahasia untuk mengalami dan menikmati semua yang baik dari Tuhan! (pg)