Firman itu adalah Allah. Meme Firman Hari Ini (06 Januari 2022)
Pengharapan: Better Days. Sapaan Kekariban.
Kemampuan Bersyukur. Sapaan Kekariban.
Beragam Pertolongan TUHAN. Sapaan Kekariban.
ReKat: BUKALAH PINTU HATIMU (6 Januari 2022)
Bacaan Sabda: Wahyu 3:14-22 Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: Bacaan kita pada hari ini merupakan firman Tuhan yang disampaikan kepada jemaat di Laodikia. Kondisi kerohanian jemaat di Laodikia pada saat itu: Suam-suam kuku, tidak dingin dan tidak panas, tidak ada kemajuan atau pertumbuhan. Reaksi Tuhan terhadap kondisi kerohanian jemaat di Laodikia: Tuhan akan memuntahkan (menolak) mereka. Kerohanian jemaat di Laodikia mengalami stagnasi karena mereka membanggakan kekayaan dan keberhasilan secara materi dan ilmu pengetahuan, mereka merasa hidupnya tidak kekurangan apa-apa. Supaya jemaat di Laodikia mengalami pemulihan, mereka harus melakukan: Mereka harus memiliki kerohian yang terus bertumbuh, kekudusan hidup, dan memiliki mata rohani yang tajam untuk melihat kebenaran . Dengan membuka hati dan mengundang Tuhan hadir dalam segala aspek kehidupan, serta melibatkan Dia dalam perencanaan apapun, maka mereka akan memiliki kerohanian yang terus bertumbuh seperti yang dikehendaki Tuhan. (Lidia Titik)
TUHAN MAHAKUASA namun MAU PEDULI
Sahabat, salah satu arti dari kuasa adalah wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan sesuatu. Dalam arti demikian, seorang yang berkuasa bisa menggunakan kekuasaannya sesuai kehendaknya. Bisakah seseorang yang berkuasa peduli kepada yang dikuasainya? Tuhan itu Mahakuasa. Segala hal yang ada di dunia ini, segala sesuatu yang berjalan, dan proses kehidupan yang kita jalani, semuanya bersumber dari Tuhan. Dia adalah pencipta kehidupan, Dia juga yang mengatur dan mengendalikan kehidupan serta seisinya, termasuk kehidupan manusia, mahkluk ciptaan-Nya. Tapi syukur, Tuhan yang mahakuasa namun peduli dengan umat-Nya. Untuk lebih memahami topik tentang: “TUHAN MAHAKUASA namun MAU PEDULI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 33:1-22. Sahabat, saat kita membaca Mazmur 33 segera terbayang mengenai kekuasaan Tuhan. Kekuasaan-Nya tampak dalam alam. Langit dijadikan hanya oleh firman-Nya (ayat 6), air laut bisa dikumpulkan-Nya dan samudera dapat diwadahi-Nya (ayat 7). Kekuasaan-Nya dibandingkan dengan berbagai kekuatan yang seringkali diandalkan oleh manusia. Kalau raja-raja memiliki kekuasaan, maka kuasa Tuhan jauh melampaui mereka (ayat 16). Jika dibandingkan dengan kekuatan seorang pahlawan, maka kekuatan Tuhan tidak ada batasnya (ayat 16). Kuda yang hebat pun tidak sehebat Tuhan (ayat 17). Namun, Tuhan yang berkuasa itu tidak digambarkan sebagai penguasa yang arogan. Karena Dia tidak bertindak sewenang-wenang. Malahan Dia peduli dengan ciptaan-Nya. Dia memandang dari surga untuk menilik anak-anak manusia (ayat 13). Bahkan Pemazmur menggambarkan bahwa Tuhanlah sumber pengharapan manusia (ayat 20-22). Itu sebabnya Pemazmur mengajak umat senantiasa memuji-muji Tuhan. Sahabat, Tuhan yang berkuasa tetapi tetap peduli membuat kita percaya diri menjalani kehidupan ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Dia berkuasa atas segala sesuatu. Sebab itu, Tuhan dapat dijadikan sumber pengharapan kita. Untuk alasan inilah, kita harus menjalani hidup penuh puji-pujian kepada Tuhan. Puji-pujian itu harus menjadi nyata dalam kehidupan kita dengan meneladani perbuatan Allah. Lagipula setiap orang percaya juga memiliki kuasa yang dapat memengaruhi kehidupan orang lain dan ciptaan lain. Karena itu, kehidupan kita harus dijalani dengan peduli kepada sesama ciptaan Tuhan dan tidak bertindak sewenang-wenang. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Seperti apa penggambarkan kekuasaan Tuhan dalam ayat 6 dan 7? Oleh Pemazmur dalam ayat 16 dan 17 kekuasaan Tuhan dibandingkan dengan apa saja? Dalam ayat 13-15, bagaimana Pemazmur menggambarkan bahwa Tuhan yang Mahakuasa itu juga Tuhan yang peduli dengan ciptaan-Nya? Dalam ayat 20-22, bagaimana Pemazmur menggambarkan bahwa Tuhan menjadi sumber pengharapan manusia? Selamat sejenak merenung. Marilah kita berdoa, “Tuhan, kami bersyukur karena Engkau yang berkuasa, namun tetap peduli kepada kami. Kami bertekad meneladani perbuatan-Mu.” (pg)
DAMAILAH JIWAKU
Sahabat, apakah kamu pernah mengalami perasaan bersalah yang mendalam sehingga kamu tidak mampu lagi untuk menegakkan kepala? Jika Sahabat pernah mengalaminya, maka secara jujur saya pun pernah mengalaminya. Lalu apakah yang Sahabat rasakan ketika dosa dan pelanggaranmu diampuni? Ya, kita merasakan kedamaian yang luar biasa. Damailah jiwaku. Untuk lebih memahami topik tentang: “DAMAILAH JIWAKU”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 32:1-11. Sahabat, di satu masa ketika Daud berada di puncak kejayaannya, ia melakukan dosa yang keji. Ia telah berzina dengan istri Uria dan dengan sengaja membiarkan Uria terbunuh di medan pertempuran agar ia dapat memperistri Batsyeba (2 Samuel 11). Syukur pada saat itu TUHAN bermurah hati kepadanya sehingga Ia mengutus Nabi Natan untuk menegur dosa Daud. Teguran keras itu membuat Daud menyadari kesalahan dan kekejiannya. Ia merasa sangat berdosa kepada TUHAN. Perasaannya itu diungkapkannya dalam Mazmur 51. Perasaan bersalah telah menyelimuti hatinya, namun Daud tidak membiarkan hal itu menjadi senjata yang akan menghancurkan dirinya. Ia membawa rasa bersalah dan penyesalannya di hadapan TUHAN (ayat 3-5). TUHAN yang penuh rahmat dan belas kasihan menerima penyesalan Daud dan mengampuni dosanya. Daud menuangkan sukacitanya pada bagian awal dari bacaan kita pada hari ini (ayat 1 dan 2). Sebelum kita menerima pengampunan dari Tuhan, kita akan selalu mengalami tekanan dan penderitaan dalam diri kita. Titik balik terjadi setelah Daud datang kepada Tuhan dan menyesali dosa-dosanya; Tuhan mengampuni dosa-dosanya dan memulihkan keadaannya. Kematian Kristus di atas kayu salib adalah bukti nyata betapa Ia menanggung dosa dan pelanggaran kita. Pengampunan Tuhan berikan supaya kita mengalami pemulihan. Sahabat, ada begitu banyak orang yang hidupnya penuh rasa bersalah karena dosa pada masa lalu. Akibatnya mereka tidak bisa bangkit karena mereka tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, bahkan cenderung membenci dirinya. Tekanan batin yang berkepanjangan pada akhirnya membuat mereka sakit, baik jasmani maupun rohani. Tuhan tidak pernah menginginkan kita tenggelam dalam perasaan bersalah. Ia mau kita mengakui dosa secara jujur di hadapan-Nya. Ia akan mengampuni kita. Pesan-Nya adalah jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang dan kita dapat berkata, “Damailah jiwaku karena Tuhan telah mengampuni aku.” Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Siapakah yang disebut orang yang berbahagia dalam ayat 1 dan 2? Daud juga mengungkapkan pergumulannya ketika ia menyembunyikan dosanya. Apa yang dirasakannya pada waktu itu? (Ayat 3-4) Agar Daud bebas dari tekanan berat tersebut, apa yang dilakukannya? (Ayat 5) Apa nasihat Daud bagi kita semua yang sedang bergumul dengan dosa? (Ayat 6-7) Daud juga membagikan pengajaran yang diterimanya dari Tuhan yang telah mengampuni dosanya. Apa isi nasihat Tuhan kepadanya? (Ayat 8-9) Apa himbauan Daud kepada kita dalam ayat 11? Selamat sejenak merenung. Marilah kita berdoa, “Bapa yang penuh kasih, aku mengakui segala dosaku. Ampunilah aku oleh karena kasih dan kemurahan-Mu.” (pg)