Tetap PERCAYA di tengah DERITA

Ketika Sahabat menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupanmu, apakah kamu memiliki iman kepercayaan kepada Tuhan? Saat keadaan seperti tidak ada harapan, apakah kamu masih percaya kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya? Beranikah kamu menaruh pengharapanmu kepada Tuhan dan sepenuhnya mengandalkan Dia? Dalam penderitaan ada banyak sekali godaan yang dapat membuat kita mengeluh, bersungut-sungut kepada Allah, menyerah, tidak mau memercayai Allah, atau bahkan beralih kepada illah-illah yang lain. Untuk lebih memahami topik tentang: “Tetap PERCAYA di tengah DERITA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 31:10-25. Sahabat, Bacaan kita diawali dengan keluh kesah Raja Daud. Ia merasakan keadaan yang begitu sesak, sakit hati,  dan tubuhnya merana, serta sepanjang hidupnya hanya diselimuti oleh duka dan keluh kesah (ayat 10-11). Sahabat, penderitaan Daud bertambah karena ia menjadi celaan dari para lawannya. Kondisinya begitu menakutkan sehingga orang-orang yang mengenalinya pun menjauh dan menghindar (ayat 12). Syukur, sekalipun keadaannya memprihatinkan, ia tetap percaya kepada TUHAN (ayat 15). Ia tahu bahwa kehidupannya ada dalam tangan TUHAN (ayat 16). Dengan iman Daud berkata, “Alangkah limpahnya kebaikan-Mu. Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan!” (ayat 20 dan 22). Ia menaruh harapan bahwa dibalik penderitaan panjang terdapat kebaikan Allah bagi mereka yang takut akan TUHAN dan yang berlindung kepada-Nya (ayat 20). Iman seseorang mungkin saja diuji ketika ia berada di titik terendah. Apakah kita akan tetap percaya kepada Allah atau justru meninggalkan-Nya? Memilih tetap percaya kepada Allah pada saat kita tidak melihat pertolongan-Nya bukanlah hal yang mudah. Sebab, memilih untuk tetap percaya kepada Allah pun tidak berarti akan melepaskan kita dari berbagai penderitaan. Sebaliknya, apakah berpaling dari Allah akan menjadikan semuanya lebih baik? Tidak mungkin. Tidak ada kebaikan dan pertolongan yang sejati di luar Allah. Karena pertolongan-Nya tidak datang terlambat. Ia akan menunjukkan kasih-Nya dengan cara ajaib. Saat kita berpikir bahwa kita sendirian, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Tuhan mendengarkan semua permohonan kita dan Ia akan menjawab sesuai waktu dan cara-Nya. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dirasakan Daud pada saat itu? (Ayat 10-11) Saat itu Daud keadaannya sangat memprihatinkan, tapi bagaimana dengan  kepercayaannya kepada Allah? (ayat 15 dan 16) Apa yang dikatakan Daud dalam ayat 20 dan 22? Lalu apa yang menjadi harapan Daud? (Ayat 20) Apa yang diserukan oleh Daud di ayat 25? Selamat sejenak merenung. Sahabat, mari kita berdoa, “Tuhan, aku mau percaya kepada-Mu meskipun saat ini sedang menghadapi situasi dan kondisi  yang berat dan menyesakkan. Tuntun dan sertailah aku, ya Tuhan.” (pg) 

BERSERAH kepada TUHAN

Sahabat, sebagai murid Kristus status kita sebagai anak-anak Tuhan dan kita disebut  sebagai orang percaya, yaitu percaya kepada Kristus.  Kepercayaan yang dimaksud bukanlah sekadar mengaku percaya di bibir saja, tetapi penyerahan penuh kepada Tuhan dan memercayakan segenap hidup kita kepada-Nya,  “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;”  (Mazmur 37:5). Untuk lebih memahami topik tentang: “BERSERAH kepada TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 31:1-9, dengan penekanan pada ayat 6. Sahabat, Mazmur 31 berisi doa memohon perlindungan TUHAN. Dalam permohonannya, Daud memercayakan dirinya kepada TUHAN (ayat 2). Baginya, TUHAN itu seperti gunung batu dan kubu perlindungan yang kukuh (ayat 3). Berada dibalik-Nya pastilah aman dari serangan musuh-musuhnya. Mengapa Daud dapat begitu percaya kepada TUHAN? Karena Daud tahu bahwa TUHAN akan melindunginya oleh karena nama dan kasih setia-Nya (ayat 4 dan 6). Kesetiaan Allah adalah kesetiaan yang teguh. Ketika Ia melindungi orang yang dikasihi-Nya, maka tidak ada satu kuasa pun yang dapat mengalahkan-Nya. Pengalaman Daud selama masa mudanya membuatnya tidak pernah meragukan TUHAN yang disembahnya. Sebab berkali-kali dia diluputkan dari bahaya maut yang dirancang oleh para musuhnya. Ketika Daud memercayakan hidupnya dalam kuasa TUHAN, maka amanlah dia. Karena itu, ia bersorak-sorai dan bersukacita di hadapan para lawannya. Sahabat, milikilah penyerahan penuh kepada Tuhan karena Dia tahu yang terbaik bagi kita dan tidak ada rancangan-Nya yang gagal atau salah!  Berserah berarti kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan di segala keadaan, baik suka maupun duka, saat dalam masalah, penderitaan, sakit, kesulitan, atau sedang naik daun dan sehat wal’afiat,  hari lepas hari, bukan pada saat-saat tertentu saja.  Itulah yang disebut dengan tindakan iman, di mana kita memercayakan hidup dan mempersilakan Tuhan berkarya dalam hidup kita.  Bukan iman yang setengah-setengah, bukan iman musiman, tetapi iman yang utuh dan menyeluruh. Mengapa perlu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan?  Supaya hidup kita sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.  Ini tidaklah mudah karena sebagai manusia kita cenderung mengandalkan kekuatan dan kepintaran sendiri dibanding tunduk kepada kehendak Tuhan.  Namun untuk berkenan kepada Tuhan tidak ada jalan lain selain harus mau dibentuk seperti tanah liat.  Adakah tanah liat memberontak ketika dibentuk dan  diproses?  Tanah liat hanya bisa berserah dan percaya penuh kepada sang panjunan. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Daud memercayai Tuhan sebagai apa? (Ayat 2) Mengapa Daud memercayai Tuhan sebagai pelindungnya? (Ayat 4 dan 6) Apa yang dilakukan Daud di ayat 6? Mengapa Daud bersorak-sorai? (Ayat 8 dan 9) Selamat sejenak merenung. Sahabat, mari kita berdoa: “Bapa di surga, ajarlah aku untuk dapat berserah penuh kepada-Mu.” (pg)