YESUS KRISTUS TETAP SAMA. Meme Firman Hari Ini (02 Januari 2022)
DOA BAPA KAMI. Meme Firman Hari Ini (01 Januari 2022).
BERSYUKUR dalam segala KONDISI dan SITUASI
Saya pernah nenulis qoute tentang bersyukur sebagai berikut: “Salah satu tolok ukur pertumbuhan rohani kita adalah KEMAMPUAN BERSYUKUR dalam segala SITUASI dan KONDISI. Latar belakang penulisan quote tersebut adalah bahwa tak selamanya hidup yang kita jalani ini mendatangkan sukacita dan kegembiraan, adakalanya kita diperhadapkan dengan situasi yang membawa kita larut dalam kepedihan dan ratap tangis. Sedangkan sesungguhnya suka dan duka, tangis dan bahagia, tawa dan sedih, adalah dua sisi yang datang dan pergi dalam kehidupan ini. Sahabat ada cukup banyak orang percaya seringkali rasa syukurnya lebih berorientasi pada berkat atau kesenangan. Bila dalam keadaan yang sulit, terjepit, dan gagal, biasanya sulit bagi mereka untuk bersyukur. Mungkin karena mereka berpikir, “Apa yang mau disyukuri di tengah kondisi sulit dan terjepit seperti ini?” Untuk lebih memahami topik tentang: “BERSYUKUR dalam segala KONDISI dan SITUASI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 30:1-13. Sahabat, Mazmur 30 sangat kental dengan ucapan syukur Daud kepada Tuhan: “Aku akan memuji Engkau, …” (Ayat 2); “Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN …” (Ayat 5); “… jiwaku menyanyikan mazmur bagimu …” (Ayat 13). Sahabat, mengapa Daud bersyukur kepada Tuhan? Pertama, karena meski hidupnya susah, tetapi Tuhan setia (ayat 2-4). Kesetiaan Tuhan dirasakan oleh Daud di tengah kesusahannya karena musuh-musuhnya, dalam kesesakannya, dan dalam dukacitanya. Kedua, karena meski sesaat Tuhan murka, tetapi seumur hidup Tuhan murah hati (ayat 6). Daud tahu rasanya dimurkai Tuhan karena dosanya, tetapi bagi Daud murka itu tidaklah sebanding dengan kemurahan hati yang telah Tuhan nyatakan di dalam hidupnya. Ia telah menyaksikan bahwa murka Tuhan itu hanya sesaat, dibandingkan kemurahan Tuhan di sepanjang hidupnya. Ketiga, karena meski pernah congkak, tetapi Tuhan mau menolong (ayat 7-12). Dalam kesenangannya, Daud pernah jatuh dalam dosa kecongkakan. Ia berpikir bahwa dengan kekuatannya, ia tidak akan goyah. Namun Tuhan menegur kecongkakannya dan menyadarkan Daud bahwa kekuatannya adalah karena pertolongan Tuhan semata. Karena Tuhanlah yang mengubah ratapnya menjadi tarian, perkabungannya menjadi sukacita. Sahabat, dalam kesusahan, dalam keberdosaan, dan dalam kejatuhan, Daud tetap dapat menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Saat ini, masih bisakah kita menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan, dalam segala situasi dan kondisi? Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pengalamanmu bagaimana Tuhan telah menolongmu sehingga kamu tetap dapat bersyukur dalam segala situasi dan kondisi. Selamat sejenak merenung. Naikanlah syukur senantiasa kepada Tuhan. (pg)
BETAPA MULIA RAJA SEMESTA ALAM
Sahabat, salah satu lagu favorit saya yang terdapat di buku “Puji-Pujian Rohani 1” adalah lagu “Betapa Mulia-Mu” (PPR 1 no. 171). Syair lagu tersebut berbunyi: Oh Tuhanku bila ku terpesona, Merenungkan ciptaan-Mu semua, Kusaksikan bintang guruh angkasa, Tanda kebesaran-Mu di dunia. Aku memuji kebesaran-Mu, Juruslamat, Penebusku. Syair lagu tersebut menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah ketika melihat karya ciptaan-Nya. Ia begitu kagum akan kebesaran Tuhan sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya. Syair dengan judul asli “O store Gud” ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg (1859-1940) Untuk lebih memahami topik tentang: “BETAPA MULIA RAJA SEMESTA ALAM”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 29:1-11. Sahabat, dalam Mazmur 29, Daud mengawalinya dengan seruan kepada segenap penghuni surgawi (mungkin yang dimaksud adalah segenap bangsa Israel sebagai anak-anak Allah) untuk memuji dan sujud menyembah TUHAN. Mengapa? Sebab TUHAN adalah Allah semesta alam. Daud memberikan gambaran betapa besarnya kuasa TUHAN. Suara-Nya mampu mengatasi segala air, baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah (ayat 3). Suara TUHAN penuh kuasa dan kekuatan (ayat 4). Suara-Nya mampu mematahkan pohon aras Libanon yang ukurannya sangat besar itu (ayat 5). Suara TUHAN menggetarkan gunung-gunung. Suara TUHAN itu seperti kilat yang menyambar dan menggetarkan padang gurun Kadesh dan sebagainya. Di bagian akhir Daud menutup mazmurnya dengan pengakuan bahwa TUHAN adalah Raja dan permohonan berkat kepada segenap umat-Nya. Carl dan Daud adalah dua penyair yang beda zaman. Akan tetapi mereka memiiki satu kesamaan, yaitu keduanya mengagumi Tuhan ketika melihat karya dan kedahsyatan-Nya atas ciptaan. Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kekaguman kita berhenti sampai pada keindahan ciptaan-Nya saja? Ataukah kita mampu mengarahkan rasa hormat dan kekaguman kita kepada Sang Pencipta? Ketika kita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja semesta alam, maka sikap hormat dan kagum kita tunjukkan dengan hidup bersahabat terhadap alam dengan cara tidak mengeksploitasi alam. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, apakah mungkin bagi kita untuk berjalan dalam damai-Nya meski badai hidup mengamuk di sekitar kita? (Ayat 10-11 dan Yesaya 54:10). O, terpujilah Tuhan dan syukur kepada Allah, Tuhan Yesus telah menguatkan kita! (pg).
Susah dan Miskin namun KAYA
Kota Smirna, dekat Turki, di utara kota Efesus, adalah kota yang indah, kota perdagangan yang sangat kaya dan maju di zamannya. Di kota tersebut banyak dibangun kuil-kuil megah untuk penyembahan kepada sang kaisar. Kuil-kuil tersebut merupakan lambang kemajuan dan perkembangan kota Smirna yang juga merupakan kota pelabuhan yang sangat strategis. Sebagai kota perdagangan yang maju, Smirna sangat terkenal sebagai pengekspor minyak wangi. Sahabat, nama Smirna berasal dari kata mur yaitu bahan pembuat minyak wangi, sedangkan kata mur sendiri berarti pahit rasanya. Itu sangat sesuai dengan keadaan jemaat Smirna yang saat itu mengalami hal-hal pahit karena penderitaan yang dialami, suatu kondisi yang berbanding terbalik dengan keadaan kota yang kaya dan sangat maju. Keadaan jemaat Smirna sangat memrihatinkan karena mereka hidup dalam keadaan susah dan miskin; bukan karena mereka malas bekerja, tetapi karena mendapat tekanan dari pemerintah setempat sebab mereka tidak mau menyembah kaisar. Untuk lebih memahami topik tentang: “Susah dan Miskin namun KAYA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari kitab Wahyu 2:8-11 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, meski berada dalam situasi yang sangat sulit karena kehilangan akses ekonomi, mereka tetap setia kepada Tuhan, kasihnya tidak berubah sedikit pun. Tuhan memuji, “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu-namun engkau kaya” (ayat 9). Sahabat, kemiskinan dalam bahasa Yunani ptocheia (tidak memiliki apa pun). Secara materi mereka papa namun kaya dalam iman! Kondisi ini jauh berbeda dari jemaat Laodikia yang secara materi kaya namun secara rohani papa, buta dan telanjang (Wahyu 3:17). Sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki umat-Nya hidup dalam kemiskinan karena rancangan-Nya adalah kehidupan yang berkelimpahan, namun jika Tuhan izinkan penderitaan itu terjadi berarti ada maksud dan rencana yang indah di balik semuanya itu! Baik dalam kelimpahan atau kekurangan, kaya atau papa, biarlah kita tetap setia mengikut Tuhan sampai akhir. Jemaat Smirna menderita karena tidak kompromi dengan dosa, tidak mau menyembah berhala. Secara fisik papa, tetapi mereka kaya rohani, kaya di mata Tuhan, suatu kekayaan yang bersifat kekal, di mana ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:20). Sebagaimana Yesus setia sampai mati di atas kayu salib, Dia mendorong orang percaya untuk setia sampai mati. Marilah kita terus melayani Tuhan sambil mengarahkan mata kita kepada Dia karena mahkota kehidupan ada di tangan-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagaimana kondisi jemaat Smirna saat itu? (Ayat 9) Penderitaan apa yang dialami oleh jemaat Smirna saat itu? (Ayat 9-10) Apa yang dipesankan Tuhan Yesus di ayat 10? Apa yang dijanjikan Tuhan Yesus di ayat 11? Selamat sejenak merenung. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” (Lukas 9:25) (pg)