Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Meme Firman Hari Ini (27 Desember 2021)
YESUS akan memberi kelegaan kepadamu. Meme Firman Hari Ini (26 Desember 2021).
Akulah terang dunia. Meme Firman Hari Ini (25 Desember 2021)
BUKALAH PINTU HATIMU
Laodikia terletak kira-kira 43 mil sebelah tenggara kota Filadelfia, 11 mil sebelah barat kota Kolose, dan 6 mil sebelah selatan kota Hierapolis (bnd. Kolose 4:13) di Lembah Lisius. Kota ini adalah pintu gerbang ke Efesus, batas timur kira-kira 100 mil merupakan pintu gerbang ke Siria. Sahabat, Laodikia menjadi pusat perdagangan yang makmur dan berpengaruh. Industri wolnya berkembang pesat dengan produksi dan ekspor wol hitam, manufaktur pakaian sehari-hari dan pakaian mahal, serta penemuan salep mata yang efektif. Kota ini memiliki sekolah kedokteran yang maju dengan spesialisasi dalam bidang pengobatan mata dan telinga, dan telah mengembangkan salep untuk penyembuhan radang mata. Salep mata ini membuat sekolah kedokteran di Laodikia menjadi terkenal pada waktu itu. Untuk lebih memahami topik tentang: “BUKALAH PINTU HATIMU”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Wahyu 3:14-22, dengan penekanan pada ayat 20. Sahabat, bacaan kita pada hari ini merupakan firman Tuhan kepada jemaat di Laodikia mengingat kondisi rohani mereka yang tidak dingin dan tidak panas (ayat 15). Keadaan suam-suam kuku itu seperti makanan yang menjadi basi, dan Tuhan akan memuntahkan mereka dari mulut-Nya (ayat 16), artinya mereka tidak dapat menyatu dengan Tuhan. Jemaat di Laodikia merasa hidup mereka sudah cukup dengan kekayaan yang berhasil mereka kumpulkan, namun di mata Tuhan, mereka miskin dan buta rohani (ayat 17). Tuhan menasihatkan agar mereka membeli emas murni, iman sejati dari Tuhan; dan pakaian putih yaitu kekudusan yang dianugerahkan Tuhan; serta minyak untuk melumas mata mereka agar celik dalam melihat kebenaran (ayat 18). Sesungguhnya itulah kekayaan rohani yang dibutuhkan oleh setiap orang percaya Sahabat, Allah menginginkan setiap jemaat-Nya bertumbuh dan berkembang, Allah tidak menginginkan kita berdiri di tempat, tidak maju tidak mundur. Mereka akan mengalami stagnasi dengan tidak bergeming terhadap perubahan atau mereka tidak ada respons untuk bergerak dan maju bagi pertumbuhan rohaninya. Oleh karena itu Allah berdiri di muka pintu dan mengetuk, Allah berusaha mengetuk pintu hati kita yang sudah tertutup. Kadang-kadang kita merasa tidak butuh Tuhan, tidak butuh apa-apa lagi. Keadaan sepeti ini sangat membahayakan diri kita sendiri, karena kerohanian kita mungkin akan menjadi lemah dan mati. Diri kita menjadi suam, tidak maju dan tidak mundur, bahkan kita sering menjadi apatis terhadap segala kegiatan, pergumulan, dan perubahan dalam gereja. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini: Bacaan kita pada hari ini merupakan firman Tuhan yang disampaikan kepada jemaat di mana? (Ayat 14) Bagaimana kondisi kerohanian jemaat tersebut? (Ayat 15) Apa reaksi Tuhan terhadap kondisi kerohanian jemaat tersebut? (Ayat 16) Mengapa jemaat tersebut kerohaniannya mengalami stagnasi? (Ayat 17) Apa yang harus dilakukan oleh jemaat tersebut agar mengalami pemulihan? (Ayat 18) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
IBADAH: Ungkapan Iman
Ibadah adalah ungkapan iman kita. Apakah artinya? Ibadah yang hidup terpancar dari iman yang dinamis, nyata, dan melewati pergumulan bersama dengan Allah. Adalah hal yang mulia untuk menghadirkan iman kita dalam setiap ibadah dan mengungkapkannya kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Sahabat, bagaimana sikap hati kita saat memersiapkan diri dalam ibadah? Adakah kita berdoa memohon Tuhan untuk menyadarkan kita akan keberdosaan dan kebutuhan kita akan kasih anugerah-Nya? Atau pernahkah kita pergi beribadah dengan maksud untuk bisa memberi yang terbaik kepada Allah? Untuk lebih memahami topik tentang: “IBADAH: Ungkapan Iman”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 24:1-10. Sahabat, Mazmur 24 mungkin dipakai dalam ibadah di bait Allah untuk merayakan Allah sebagai Raja, Pencipta alam semesta (ayat 1-2). Sebagai Raja, Allah berhak menuntut seluruh ciptaan-Nya, khususnya manusia, tunduk menyembah Dia dan taat pada firman-Nya. Dalam tradisi Perjanjian Lama, Mazmur 24 adalah nyanyian bangsa Israel ketika mereka berjalan ke Gunung Sinai untuk beribadah kepada Allah. Mazmur 24 disusun dengan tatanan, misalnya: Pernyataan siapakah Allah, Pencipta semesta dan Raja yang berdaulat. Inilah Allah yang disembah orang Israel sehingga mereka tidak boleh memandang sebelah mata ibadah kepada Allah leluhur mereka. Karena itu, mereka perlu memersiapkan diri sebaik mungkin. Sedangkan ayat 3-6 berperan sebagai pengujian diri, yaitu hal apa saja yang diharapkan Allah dari umat saat mereka datang menyembah-Nya. Mereka tidak boleh dicemari dengan motivasi atau niat yang cemar. Seluruh hidup mereka harus mencerminkan sifat Allah. Prosesi perjalanan menuju Bait Allah akan membawa umat mencapai Pintu Gerbang Bait Allah di mana para imam akan berseru dari dalam: “Siapakah itu Raja Kemuliaan?” dan umat akan menjawab dari luar gerbang, “TUHAN, jaya dan perkasa. TUHAN, perkasa dalam peperangan!” Sahut-menyahut ini diulang saat umat melihat pintu gerbang Bait Allah terbuka untuk menyambut orang-orang yang rindu berbakti kepada Allah (ayat 9-10). Sungguh sebuah cara yang megah untuk memulai ibadah! Sahabat, puncak ibadah ialah undangan bagi Allah untuk bertaktha di bait-Nya yang kudus (ayat 7-10). Kemudian berkumandanglah paduan suara secara bersahut-sahutan, mungkin antara kaum Lewi dengan para imam dan diikuti oleh segenap umat yang ikut beribadah. Bayangkan kemegahan ibadah dan suara pujian yang menggema dan memancar keluar dari pelataran di mana umat berkumpul. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu secara pribadi, apa yang Sahabat lakukan ketika akan mengikuti ibadah di gerejamu. Selamat sejenak merenung. Selamat Natal. Selamat mensyukuri untuk tahun baru 2022 yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita. Tuhan memberkati. (pg)
TEMBANG MADAH di saat NATAL
Sahabat, lebih dari duaribu tahun yang silam, di kota Yerusalem, terdengarlah Maria, perempuan yang beroleh kasih karunia Tuhan, melantunkan tembang madah (pujian) bagi Tuhan. Suatu anugerah besar bagi Maria karena Tuhan berkenan menjadikannya saluran berkat bagi dunia, karena melalui dirinya lahirlah Sang Juruselamat dunia. Untuk menggenapi rencana Tuhan tersebut, Maria berani membayar harga yaitu menanggung risiko besar, bisa dihukum mati karena dituduh berzinah. Karena itulah di tengah-tengah situasi sulit Maria bisa bersyukur dan mendedangkan madah dan memuliakan Tuhan. Untuk lebih memahami topik tentang: “TEMBANG MADAH di saat NATAL”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Lukas 1:46-56. Sahabat, atas respons dan peneguhan dari Elizabet, Maria dengan sukacita mendedangkan madah yang begitu indah kepada Allah. Madah Maria dalam bahasa Latin disebut magnificat artinya memuliakan. Madah tersebut muncul dari hati Maria yang terdalam, menyangkut karya Allah yang besar atas dirinya dan umat-Nya. Dalam bagian yang pertama (ayat 46-49), Maria memuji Allah karena perkara besar yang Allah telah lakukan bagi dia. Maria memahami keberadaan dirinya. Terlebih di hadapan Allah, ia hanya seorang hamba. Itulah sebabnya, orang akan menyebut dia berbahagia karena telah dipilih untuk mengandung dan melahirkan Anak Allah. Sedangkan pada bagian yang kedua (ayat 50-53), Maria memuji Allah karena kekudusan, rahmat, dan kuasa-Nya, yang ditujukan kepada orang-orang yang takut akan Dia. Allah juga akan menunjukkan kuasa-Nya atas mereka yang meninggikan diri, yaitu mereka yang angkuh, penguasa yang korup, dan orang kaya yang tidak memedulikan orang miskin. Di bagian terakhir, ketiga (ayat 54-55), Maria memuji Allah yang setia padaperjanjian-Nya dengan umat-Nya. Sahabat, dari madah Maria, nyata imannya bahwa Allah akan setia memeliharaumat-Nya sebagaimana yang telah Dia janjikan kepada Abraham, nenek moyang mereka. Dari pokok-pokok iman di dalam madah Maria, nyata juga pengharapannya sebagai umat Allah, yaitu bahwa Allah akan bertindak menolong mereka. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa Maria mendedangkan tembang madah bagi Allah? (Ayat 46-49) Apa yang Sahabat pahami dari ayat 50 -53? Mengapa Maria mendendangkan tembang madah bagi Allah? (Ayat 54 – 55) Selamat sejenak merenung. Selamat Natal. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2022. Pujilah Allah dengan segenap hati dan dengan segenap kesadaran serta pemahaman kita. Terpujilah Tuhan! (pg)
YESUS: TERANG SEJATI
Sahabat, coba bayangkan bila dunia ini gelap gulita, tanpa secercah cahaya sedikit pun. Pasti tidak akan ada kehidupan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa, dan tidak ada makhluk yang dapat hidup. Karena itu berfirmanlah Tuhan, “Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. …” (Kejadian 1:3-5a). Tuhan pun melengkapi dengan benda-benda langit: Matahari, bulan dan bintang. Dengan adanya terang, makhluk hidup dapat bertumbuh dan ada kehidupan, manusia pun dapat melakukan aktivitasnya. Sungguh, semua orang membutuhkan terang atau cahaya. Memang, kita memiliki mata yang berfungsi untuk melihat, tetapi apabila tidak ada terang atau cahaya, mata kita pun tidak dapat berfungsi untuk melihat. Untuk lebih memahami topik tentang: “YESUS: TERANG SEJATI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yohanes 8:12-20 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, Yesus melakukan banyak perbuatan besar, seperti mengajar, menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, dan lain-lainnya. Hal tersebut membuat banyak orang bertanya mengenai siapa diri-Nya yang mampu melakukan hal-hal seperti itu. Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah Terang dunia (ayat 12). Ia menegaskan bahwa setiap orang yang mengikut-Nya akan memiliki terang dalam hidupnya. Sahabat, orang Farisi tidak menerima pernyataan Yesus tersebut (ayat 13). Mereka meragukan-Nya karena diperlukan dua saksi untuk sebuah kebenaran. Lalu, Yesus menyatakan dengan jelas mengenai diri-Nya. Dia tahu siapakah diri-Nya dan apa yang akan dilakukan-Nya, sementara orang Farisi merasa lebih tahu, padahal mereka sama sekali tidak mengetahuinya (ayat 14 dan 19). Yesus diutus untuk menyatakan kehendak Bapa-Nya (ayat 16). Dengan demikian, ada dua pribadi yang memahami Yesus, yaitu diri-Nya dan Allah (ayat 18). Hal ini dipandang benar menurut hukum Taurat (ayat 17). Sering kali kita juga sulit memahami Yesus. Perkembangan kehidupan dengan segala kemajuannya dapat mengalihkan mata kita dari terang Kristus. Seakan-akan Ia tidak berperan apa-apa dalam kehidupan ini. Kita diingatkan bahwa Yesus Kristus adalah Terang kehidupan. Yesus ingin pengikut-Nya memahami kehendak Allah dan dapat menjalani kehidupan dengan benar. Dinamika kehidupan yang naik turun dengan cepat seharusnya membuat kita makin percaya dan bergantung penuh kepada Tuhan. Dengan begitu, kita dapat merasakan kuasa penyertaan-Nya yang ajaib dalam setiap kisah kehidupan. Jangan biarkan keadaan yang sulit mengusai diri kita dan menggantikan kuasa Kristus. Yesus adalah Terang dan biarlah Ia senantiasa menerangi setiap langkah dalam hidup kita. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, dan kini Tuhan Yesus menyerahkan tongkat estafet itu kepada kita, anak-anak-Nya, untuk melanjutkan tugas-Nya menyinari dunia ini dengan terang surgawi. Tolong bagikan pemahamanmu bagaimana caranya agar kita dapat berperan sebagai terang dunia. Selamat sejenak merenung. Terang Tuhan menerangi hati, pikiran, dan langkah kita dalam menjalani tahun baru 2022. (pg)