MENYINGKAPKAN KEBENARAN

Syukur kepada Tuhan, ada cukup banyak orang percaya yang mengikuti program pembacaan Alkitab secara berurutan dari Kejadian sampai dengan Wahyu dalam waktu satu tahun. Bagaimana perasaan Sahabat ketika mulai memasuki kitab Wahyu?    Sahabat, ada yang menyangka kitab Wahyu hanya berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan penghakiman di akhir zaman dan sangat sulit dimengerti karena banyak menggunakan lambang. Sesungguhnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk lebih memahami topik tentang: “MENYINGKAPKAN KEBENARAN”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari kitab Wahyu 1:1-3. Sahabat, kitab Wahyu, sesuai dengan artinya, ditulis dengan tujuan untuk menyingkapkan atau membukakan kebenaran. Kitab Wahyu diumpamakan seperti sebuah lukisan yang sebelumnya terselubung, lalu selubung itu disingkapkan sehingga lukisan tersebut kini tampak jelas. Bacaan kita pada hari ini  merupakan pembuka dari kitab Wahyu, “Inilah wahyu Yesus Kristus” (ayat 1), itu berarti Yesus sebagai sumbernya, sekaligus Dia sebagai berita utamanya. Keduanya mengungkapkan kebenaran yang penting. Kitab Wahyu merupakan wahyu dari dan tentang Yesus. Dari Yesus Kristus menegaskan bahwa apa yang Yohanes tulis merupakan segala sesuatu yang Yesus telah nyatakan kepadanya. Sedangkan tentang Yesus, berarti wahyu ini menyingkapkan pribadi-Nya. Dia telah mati, bangkit, dan naik ke surga serta karya-Nya di dalam kehidupan orang percaya pada masa kini, dan juga menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi berkaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali. Sahabat, itulah keindahan kitab Wahyu. Kitab ini menyingkapkan isi hati Allah. Kepada para pembaca kitab ini, Dia berjanji, “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” (ayat 3) Janji tersebut berlaku bagi setiap orang percaya dari segala abad dan tempat. Juga berlaku bagi kita yang membaca dan menuruti apa yang tertulis di dalamnya. Bagi orang percaya hendaknya bersaksi tentang kasih Kristus dengan cara  menjalankannya. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu ketika membaca kitab Wahyu. Berkat apa saja yang Sahabat peroleh. Selamat sejenak merenung. Selamat menyambut natal dan tahun baru 2022 dengan penuh syukur dan sukacita. Tuhan memberkati. (pg)

DOA membawa KEBERHASILAN

Martin Luther, sang reformator, berkata bahwa doa adalah nafas hidup orang percaya. Lebih jauh dia berkata  bahwa menjadi orang percaya tanpa berdoa tidak lebih dari menjadi seorang yang hidup tanpa bernafas. Jika dilihat dari sisi medis, orang yang sudah tidak bernafas berarti  sudah meninggal dunia. Kalau frasa “tidak bernafas” dikaitkan dengan kerohanian berarti sudah mati rohani. Atau dengan kata lain, hidupnya telah putus hubungan dengan Allah. Sahabat, sesungguhnya satu-satunya sumber kekuatan bagi orang percaya dalam menjalani  hidup adalah berdoa. Bagi orang percaya, doa membawa keberhasilan. Untuk lebih memahami topik tentang: “DOA membawa KEBERHASILAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 20:1-10 dengan penekanan pada ayat 5. Bacaan kita pada hari ini merupakan sebuah doa. Sebuah doa dari Daud, sang biduan kenamaan. Daud adalah seorang pejuang, raja, pemikir, pemazmur dan pendoa. Sungguh! Tuhan sudah memberi Daud apa yang dikehendaki dan dimintanya. Apa yang Daud minta dalam doanya sudah diberikan kepadanya oleh Tuhan. Benar! Diberkati-Nya doa-doa Daud dan dilimpahkan-Nya apa yang diminta dan dikehendaki dengan setulus hati dan jiwanya. Ya! Daud diberkati dan dijadikan-Nya semua doanya menjadi nyata. Sahabat, Daud pun mengakui bahwa doa memainkan peranan penting dalam kehidupan jasmani dan rohani seseorang. Sebab doa bukan hanya menjadi sumber nafas kehidupan, tetapi juga motor penggerak utama bagi orang percaya  untuk memperoleh perlindungan dan berkat Allah. Daud juga meyakini bahwa dalam doa terdapat kekuatan Allah. Wujud konkret kekuatan Allah terlihat bagaimana Allah memberikan kemenangan dalam setiap masalah yang dihadapi oleh umat-Nya. Hal itu tampak saat umat-Nya berada dalam kesesakan, Allah memberikan solusi dan meluputkan mereka dari bahaya. Karena itu, Daud tidak ragu-ragu mengajak bangsanya untuk berseru kepada Tuhan dan Ia hanya bisa ditemui dalam doa. Sahabat, keyakinan Daud itulah yang memberikan harapan dan sukacita. Harapan dan sukacita itu pada akhirnya menjadi kekuatan bagi umat Allah untuk tidak takut dan gentar dalam menghadapi siapa pun. Sebab mereka menyadari bahwa Allah senantiasa bersama dengan umat-Nya. Bahkan Allah tidak ragu-ragu turun tangan untuk berperang membela umat-Nya dari para musuh mereka. Semua pertolongan Allah ini membuat umat Allah dapat bermegah dan memuliakan nama-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah  salah satu pengalamanmu,  bagaimana Tuhan telah mengabulkan permohonanmu. Selamat sejenak merenung. Selamat natal. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2022 dengan doa dan syukur. Tuhan memberkati. (pg)