Akulah Guru dan Tuhan. Meme Firman Hari Ini (20 Desember 2021).
Akulah gembala yang baik. Meme Firman Hari Ini (19 Desember 2021)
Akulah PINTU. Meme Firman Hari Ini (18 Desember 2021)
Mereka akan menamakan Dia Imanuel. Meme Firman Hari Ini (17 Desember 2021)
Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Meme Firman Hari Ini (16 Desember 2021).
Disangka BIJAK kalau BERDIAM DIRI. Meme Firman Hari Ini (15 Desember 2021)
Belajar dari ORANG MAJUS
Orang Majus disebut juga orang bijak atau raja-raja dari Timur. Mereka adalah golongan bangsawan yang belajar astronomi (ilmu perbintangan), sehingga mereka tahu benar letak bintang, pergerakan dan tanda-tandanya. Bukan hanya itu, mereka juga percaya bahwa matahari, bulan dan bintang-bintang secara periodik memberikan tanda-tanda yang dapat dipakai meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan, baik kaitannya dengan seseorang atau pun satu bangsa. Untuk lebih memahami topik tentang: “Belajar dari ORANG MAJUS”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Matius 2:1-12. Sahabat, Allah selain memanggil dan memilih orang-orang yang sederhana, seperti Maria dan Yusuf, serta para gembala di padang, ternyata Allah juga memakai orang-orang terpelajar supaya dengan pengetahuan yang dimiliki, mereka memahami kehendak Allah dalam hidupnya. Selain itu kita dapat belajar tentang kerendahan hati. Kita tahu bahwa orang-orang Majus ini adalah raja-raja dari Timur dan astronom, tetapi mereka rela meninggalkan kesibukannya dengan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk mencari bayi yang baru dilahirkan. Orang-orang Majus dalam bacaan kita pada hari ini adalah para cerdik pandai dan bukan bangsa Yahudi. Ketika mereka melihat bintang yang bersinar istimewa, mereka langsung tahu bahwa itu adalah pertanda kelahiran seorang pemimpin besar. Maka mereka punya tekad yang kuat, tidak mengenal lelah dalam mengikuti bintang tersebut. Jarak yang mereka tempuh diperkirakan sekitar 600 km. Pasti sesekali mereka beristirahat sepanjang pencarian itu. Namun, mereka begitu bersemangat untuk bertemu dengan Yesus (ayat 10). Mereka pun menyembah dan memberikan persembahan khusus (ayat 11) saat berhasil menemukan Yesus. Orang Majus mau bersusah payah untuk mencari Yesus. Mereka rela membayar harga untuk bertemu dengan Sang Raja. Setelah bertemu dengan Yesus, mereka bersedia menundukkan diri untuk menyembah, serta memberikan persembahan khusus yang sudah mereka persiapkan. Bagaimana dengan kita selama ini dalam memaknai Natal? Mari belajar dari orang Majus kalau kita ingin menimati sukacita natal. MENCARI Tuhan, MENYEMBAH Tuhan, dan MEMBERIKAN yang terbaik bagi Tuhan. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah apa yang Sahabat lakukan dalam menyambut dan merayakan natal pada tahun ini. Selamat sejenak merenung. Selamat Natal. Selamat memasuki dan menikmati tahun baru 2022 bersama Sang Imanuel. Tuhan beserta kita di sepanjang perjalanan pada tahun 2022. (pg).
TETAP PERCAYA kepada TUHAN di MASA SULIT
Sahabat, ada seorang teman bertanya, “Mengapa harus ada bagian yang sulit dan penuh penderitaan dalam hidup ini?” Itu mungkin menjadi pertanyaan dari sebagian besar manusia, termasuk orang-orang percaya. Ada cukup banyak orang percaya yang mengira bahwa mengikut Yesus berarti bebas dari masa-masa sulit. Jadi mereka sangat terguncang imannya ketika harus menghadapi pandemi Covid-19 selama hampir 2 tahun. Mereka kemudian melantunkan pertanyaan: “Bagaimana kami bisa tetap percaya kepada Tuhan di tengah-tengah masa yang sulit?” Untuk lebih memahami topik tentang: “TETAP PERCAYA kepada TUHAN di MASA SULIT”, Bacaan Sabda saya ambil dari Mazmur 25:1-22 . Pepatah lama mengatakan, “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula”. Sahabat, kira-kira seperti itulah gambaran kondisi Daud dalam Mazmur 25. Daud berhadapan dengan orang-orang yang membencinya (ayat 2 dan 19). Ia juga merasa kesepian dan menderita (ayat 16). Ia berada dalam kondisi terdesak (ayat 17). Ia sengsara dan mengalami kesukaran karena dosa (ayat 18). Bila kita mengalami seperti yang dialami Daud pada sat itu, kita mungkin akan putus asa, mengeluh, bahkan marah kepada Tuhan. Namun menariknya, Daud tidak merespons seperti itu. Ia memilih berdoa dan tetap percaya Tuhan di tengah kesulitannya. Perhatikan cara Daud menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan: Kuangkat jiwaku (ayat 1), kepada-Mu aku percaya (ayat 2), Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari (ayat 5), mataku tetap terarah kepada Tuhan (ayat 15), aku berlindung kepada-Mu (ayat 20), aku menanti-nantikan Engkau (ayat 21). Sahabat, mengapa Daud tetap percaya Tuhan di masa sulit? Karena ia mengenal Allahnya. Ia mengenal bahwa Allah sebagai: Penyelamatnya (ayat 5), penuh rahmat dan kasih setia (ayat 6), yang memberi kebaikan (ayat 7), yang bergaul dekat dengan orang yang takut akan Dia (ayat 14), yang peduli pada sengsara umat-Nya (ayat 15-20). Kepada Tuhan yang demikian, Daud berseru. Oleh karena itu, di tengah kesesakannya, Daud mencari Tuhan (ayat 4), terbuka pada ajaran-Nya (ayat 5), memohon pengampunan-Nya (ayat 7, 11), dan berharap pada penghiburan dan kekuatan-Nya (ayat 16-19). Meski situasi hidup menyesakkan dada, tetapi Daud tetap percaya bahwa Allah akan menolong. Bahkan kepercayaan itu membuat Daud berseru kepada Tuhan untuk membebaskan umat Israel dari segala kesesakannya (ayat 22). Sahabat, berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu bersama Tuhan, apa yang Sahabat lakukan ketika menghadapi saat-saat yang sulit dalam hidupmu. Selamat sejenak merenung. Selamat Natal. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2022. Tuhan Yesus beserta kita. (pg)
Belajar dari Bunda MARIA
Sahabat, ketika saya sedang menulis “Sejenak Merenung” ini, istri saya sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara peringatan Hari Ibu tingkat RW. Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Desember. Sejarah Hari Ibutidak terlepas dari Kongres Perempuan Indonesia. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu merupakan hasil dari Kongres Perempuan Indonesia ke-1 yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta. Kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 600 orang perempuan dari puluhan perhimpunan perempuan. Untuk lebih memahami topik tentang: “Belajar dari Bunda MARIA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Lukas 1:26-38 dengan penekanan pada ayat 38. Sahabat, sejak dahulu orang yang hamil tanpa status pernikahan itu dianggap aib. Karena itu, siapa pun perempuan yang mengalaminya akan berusaha untuk menutupinya. Bila ketahuan pasti mendapatkan sanksi sosial, dikucilkan, dan harus menanggung malu. Dalam budaya Yahudi tempat Bunda Maria hidup, hukumannya dirajam batu karena dianggap berzina. Karena itulah, ketika malaikat Gabriel datang kepadanya memberitahukan bahwa ia akan mengandung, Bunda Maria berkata, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?”(ayat 34). Ia pasti membayangkan betapa dahsyat hukuman yang akan diperolehnya. Ia pasti mengalami pergumulan yang berat. Tetapi ia tetap memilih taat atas berita tersebut. Simaklah responsnya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (ayat 38). Ia tidak menolak, tetapi menerima sepenuhnya. Bunda Maria yakin bahwa Allah, yang kepada-Nya ia percaya, berkuasa menolong dan melindunginya. Sahabat, setiap hari kita diperhadapkan pada pencobaan yang menuntut keteguhan iman. Kehormatan dan kehidupan dipertaruhkan. Tak sedikit orang yang ketika mengalaminya, imannya gugur dan meragukan Tuhan. Mereka takut direndahkan, takut kehilangan pekerjaan, takut dihukum, dan lain-lain. Karena itu, belajarlah dari kesetiaan Bunda Maria. Ia dengan keteguhan hati memilih taat kepada Allah walaupun terbayang risiko hukuman rajam yang harus diterimanya. Walaupun gentar, ia tetap memilih taat kepada Allah. Orang yang setia kepada Allah akan memilih taat walaupun harus menanggung risiko yang dahsyat. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong bagikan pengalaman hidupmu bersama Tuhan ketika Sahabat harus merespons panggilan hidup dari Tuhan. Selamat sejenak merenung. Selamat menyambut natal dengan penuh syukur dan pengharapan. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2022. Tuhan memberkati. (pg)