ReKat: MELAYANI SESAMA dan MEMULIAKAN TUHAN (14 Desember 2021)

Bacaan Sabda: 1 Petrus 4 : 7 – 11 Dari ayat 7 – 10-a, sehubungan dengan semakin dekatnya kedatangan Tuhan Yesus kedua kali,  kita harus melakukan: Pertama, menguasai diri sendiri, supaya dapat hidup tenang dan dapat berdoa. Dapat lebih memfokuskan pada pertumbuhan kehidupan rohani. Kedua, hidup saling mengasihi, dan mengekspresikan kasih dalam berbagai tindakan nyata. Kasih yang diekspresikan itu akan mengurangi  tindakan dan ucapan yang menjurus kepada permusuhan, kebencian, dan balas dendam. Ketiga, terus mengembangkan hidup saling peduli, saling membantu, dan saling melayani. Dari ayat 10-b – 11, dua alasan mengapa kita harus melayani: Pertama, setiap orang telah diberi kepercayaan  oleh Tuhan sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Kedua, setiap orang telah diberi talenta, kekuatan, dan kemampuan untuk dapat melayani, dengan tujuan utama agar Allah dimuliakan dan diagungkan melalui pelayanan  kita. (Haryono)  

TUHAN TERSENYUM memandang aku

Saya melihat seorang ibu menggendong sambil menyuapi anaknya yang masih bayi. Tiba-tiba tangan si anak menyenggol piring makanan hingga tumpah mengotori lantai. Belum selesai si ibu membersihkan tumpahan makanan, si anak mengompol membasahi baju ibunya. Banyak faktor yang dapat membuat si ibu merasa jengkel dan kesal, tetapi ia terus merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Bagi si ibu, anaknya adalah kebahagiaannya. Menurut Sahabat, bagaimana Allah memandang kita, anak-anak-Nya? Apakah setiap saat Dia memandang kita dengan perasaan marah, benci, dan kecewa oleh sebab dosa yang tiada henti-hentinya terjadi di dunia ini? Memang Allah sangat membenci dosa, tetapi Dia selalu mengasihi kita. Sungguh merupakan suatu kenyataan indah, tetapi sulit untuk dipahami bahwa Allah yang Mahakuasa bergirang atas kita. Bayangkan TUHAN TERSENYUM setiap kali memandang Sahabat dan saya! Untuk lebih memahami topik tentang “TUHAN TERSENYUM memandang kita”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Zefanya 3:1-20 dengan penekanan pada ayat 17. Pasal tiga dimulai dengan teguran terhadap Yehuda, khususnya terhadap Yerusalem (ayat 1-8). Jelas bahwa kecaman dan penghukuman Tuhan adalah untuk memurnikan. Sebagai umat Allah, mereka perlu dikoreksi dengan keras karena mereka adalah contoh bagi bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, Allah menjanjikan bahwa Dia akan memurnikan dan menyucikan mereka, sehingga mereka dipulihkan sebagai umat Allah (ayat 9-20). Mereka akan menjadi sisa-sisa yang setia kepada Allah. Ini adalah tema tentang kesetiaan Allah dan kontinuitas umat Allah. Walaupun berbagai kerusakan dan penderitaan menghantam umat Allah, bahkan kelihatannya sangat menghancurkan, Allah tidak menihilkan mereka. Dengan setia, Allah mengoreksi, memurnikan, serta membawa umat-Nya agar terus berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Allah akan mendatangkan pertobatan (ayat 9-10) dan umat-Nya akan dipelihara kontinuitasnya (ayat 11-13). Karena itu, sang nabi memproklamasikan adanya hari sukacita bagi Yerusalem dan umat Allah karena mereka dipulihkan oleh Allah (ayat 14-20). Janji yang paling indah adalah “Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu” (ayat 15). Karena itu, umat Allah tak perlu takut dan jangan menjadi letih lesu (ayat 16). Sahabat, kasih dan sukacita Allah atas kita, kiranya memotivasi kita untuk hidup menyenangkan hati-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dilakukan Allah agar umat Allah tetap dapat berfungsi sebagai terang dan garam dunia? (Ayat 9-13) Apa yang harus dilakukan oleh umat Allah dalam ayat 14? Apa janji Tuhan dalam ayat 15? Apa yang diharapkan Tuhan dalam ayat 16? Peran apa yang Tuhan janjikan dalam ayat 17? Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyambut tahun baru 2022. (pg)

BERJUANG MENGGAPAI PUNCAK

Seorang sahabat  yang punya hobi mendaki gunung bercerita bahwa dari hobinya mendaki gunung dia semakin berani untuk menjalani kehidupan. Dia berkata,  “Jelajahi dan jangan pernah takut melangkah, hanya dengan begitu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya. Saya mendaki gunung dengan tekad bukan karena nekat. Mendaki gunung  menolong saya  semakin menghargai kehidupan. Yakinlah puncak gunung dapat kita capai jika kita terus mendaki.”   Untuk lebih memahami topik tentang: “BERJUANG MENGGAPAI PUNCAK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 9:1-27, dengan penekanan pada ayat 24-27.  Sahabat, kebanyakan manusia cenderung menginginkan sesuatu yang enak, mudah, nyaman, dan serba instan. Nyatanya, kehidupan tidak seperti itu. Lebih sering, untuk mencapai sesuatu, tidak ada jalan instan dan kita mesti menapaki anak tangga demi anak tangga hingga sampai ke tujuan. Mungkin kita pernah berandai-andai.  Seandainya saya memiliki orangtua yang kaya, saya tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Seandainya saya mempunyai pendidikan yang tinggi, pasti saya mempunyai posisi yang bergengsi. Seandainya saya berwajah rupawan, pasti akan mudah menjadi pemain sinetron. Ada banyak pengandaian yang dapat melintas dalam benak kita. Namun, kita diingatkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan proses dan latihan. Dalam tugas pemberitaan Injil, meskipun sukar, Paulus tidak menyerah. Ia bersandar penuh kepada Tuhan, tetapi ia tahu bahwa hal itu tidak sama dengan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Sahabat, rasul Paulus  juga dipanggil untuk membarenginya dengan berusaha dan bekerja keras. Oleh karena itu, kita tidak perlu menyerah karena kelelahan dan kesulitan, tetapi tetap maju dan berjuang. Segala sesuatu, yang dikerjakan dengan bersandar kepada Tuhan demi mencapai tujuan sesuai panggilan hidup kita, pasti ada hasilnya. Perjuangan pengikut Kristus tidak sama dengan berpangku tangan; sesungguhnya ada bagian yang harus kita kerjakan dengan penuh ketekunan. Sahabat, bagi orang yang ingin menggapai puncak kuncinya ada dua: BERDOA dan BERJUANG. Berdasarkan hasilperenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Ketika sebagian jemaat ada yang meragukan otoritas kerasulannya, apa yang dilakukan oleh rasul Paulus? (Ayat 1 dan 2) Apa yang Sahabat pahami dari pernyataan rasul Paulus dari ayat 13 dan 14? Apa yang Sahabat pahami dari pernyataan rasul Paulus dari ayat 16 – 18? Metode pendekatan semacam apa yang dipakai oleh rasul Paulus supaya dia dapat memenangkan banyak jiwa? (Ayat 19-23) Apa yang rasul Paulus lakukan supaya dirinya tidak menjadi batu sandungan? (Ayat 24-27) Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyongsong Tahun Baru 2022. Tuhan memberkati. (pg)

Ada KEAMANAN dan KEDAMAIAN

Saat keadaan aman dan segala sesuatu berjalan dengan baik, sangat mudah untuk berkata bahwa kita beriman dan percaya kepada Tuhan. Tetapi ketika berada dalam penderitaan dan kesesakan sangatlah mungkin kita melupakan keyakinan kita tersebut.  Sahabat, sesungguhnya Allah di dalam nama Yesus Kristus adalah tempat perlindungan yang paling aman, bahkan di tengah kesulitan yang dahsyat sekali pun.  Keamanan, meskipun dalam situasi yang sulit, akan menjadi milik setiap orang yang tahu bahwa Allah adalah pembebasnya.  Putus asa akan menjauh dari hidupnya, sebaliknya kedamaian akan semakin mendekat. Untuk lebih memahami topik tentang: “Ada KEAMANAN dan KEDAMAIAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 26:1-21 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, percaya adalah tindakan iman seseorang kepada yang Ilahi yang berkuasa atas dirinya. Angin topan kehidupan tidak akan dapat menenggelamkan kita, bila kita tetap berpegang pada janji-janji-Nya. Iman kita tidak akan goyah selama kita menetapkan hati untuk tetap percaya kepada janji Allah. Bersabar dalam proses, setia dalam segala keadaan, mengucap syukur, dan berserah serta berharap selalu kepada Tuhan. Sahabat, mengapa kita percaya kepada TUHAN? Karena TUHAN adalah Gunung Batu kita. Ada gunung batu yang sementara; ada gunung batu yang kekal. Gunung batu yang kekal tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi semua orang percaya di tengah deru dan goncangan perubahan zaman. Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Ketika bumi hancur seiring hancurnya bangsa-bangsa maka tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan; tidak ada lagi tempat berlindung bagi manusia. Yang tinggal tetap hanyalah Tuhan. Tuhan yang menghancurkan bangsa-bangsa di bumi karena menganggap diri kuat dan perkasa.  Tuhan membangun kota yang kuat dikelilingi tembok dan benteng untuk menjamin keselamatan bagi umat-Nya. Siapakah yang akan masuk ke dalam kota yang kuat itu? Pintu gerbang kota itu akan terbuka bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan; orang-orang benar, orang-orang sengsara dan lemah yang tetap setia dan hatinya teguh karena memercayakan hidupnya kepada Tuhan. Tuhan pun akan menjaga mereka dengan damai sejahtera dan membuat mereka berkuasa atas orang-orang kuat. Karena itu, percayalah kepada TUHAN selama-lamanya. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang diserukan Yesaya di ayat 3? Apa yang diserukan Yesaya di ayat 4? Apa yang dikerjakan Yesaya di ayat 9? Apa yang dinyatakan Yesaya di ayat 12? Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyambut tahun baru 2022. Tuhan memberkati. (pg)

Berani MENYAMPAIKAN KEBENARAN

Sahabat, hidup dalam kebenaran itu tidak terjadi dalam semalam, tapi melalui sebuah proses dan ada harga yang harus dibayar!  Hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuka hati dan mengarahkan teliga untuk teguran dan koreksi (Amsal 15:31).   Kita harus akui bahwa hidup kita ini tidak sempurna, tapi kita sedang berjuang menuju kepada kehidupan yang semakin disempurnakan.  Karena itu izinkan Roh Kudus, Roh Kebenaran itu, membentuk dan memroses hidup kita  (Yohanes 16:13).  Untuk lebih memahami topik tentang: “Berani MENYAMPAIKAN KEBENARAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kisah Para Rasul 4:1-22. Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan Petrus dan Yohanes yang mengajarkan tentang konsep kebangkitan Yesus dari antara orang mati (ayat 2). Sahabat, orang Saduki sama sekali tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Mereka juga menolak konsep takdir, ganjaran kekal setelah kematian, dan keabadian jiwa. Kaum Saduki lebih menekankan pada kehendak bebas dan kemandirian akal budi manusia. Oleh karena itu, segala hal yang tidak dapat diterima secara logika dianggap omong kosong belaka. Para imam kepala itu marah karena menurut mereka kedua rasul Yesus tidak punya hak untuk berkhotbah dan mengajar, apalagi mewartakan Yesus yang sudah dicap sebagai penghujat Allah. Karena alasan itu Petrus dan Yohanes ditangkap, diadili, dan dipenjara. Dalam persidangan, kedua rasul Yesus mendapat pertanyaan krusial yang bernuansa politis, yaitu dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak menyembuhkan orang lumpuh itu? (ayat 7). Berkat hikmat dan kekuatan Roh Kudus, Petrus menegaskan bahwa Yesus, yang telah disalibkan oleh para agamawan Yahudi, itulah yang telah menyembuhkan orang lumpuh itu. Pernyataan Petrus dan kesaksian orang lumpuh itu sudah membuktikan Yesus adalah Mesias dan Anak Allah (ayat 10-14). Ucapan Petrus bukan hanya melukai perasaan dan harga diri anggota Mahkamah Agama, tetapi juga membuat mereka keheranan. Mereka menghendaki bahwa setelah peristiwa penyaliban Yesus orang Nazaret, tidak akan ada lagi orang yang menyebut nama-Nya. Namun, mereka tidak dapat menghambat karya Allah di tengah bangsa Israel. Sebab, apa yang diberitakan para rasul itu benar adanya. Sahabat, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berani memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai satu-satunya Penyelamat, Penebus, dan Penghibur bagi manusia berdosa. Fakta dan kebenaran ini sepatutnya mendorong kita untuk lebih berani hidup bagi Kristus dan kerajaan-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa orang Saduki sangat marah kepada Peturs dan Yohanes? (Ayat 2) Apa yang terjadi yang diceritakan oleh Lukas dalam ayat 4? Apa yang disampaikan oleh Petrus dalam ayat 11? Apa yang disampaikan oleh Petrus dalam ayat 12? Apa yang disampaikan oleh Petrus dan Yohanes dalam ayat 19-20? Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyongsong tahun baru 2022. (pg)