Siapa percaya kepada Tuhan, dilindungi. Meme Firman Hari Ini (13 Desember 2021).
Bukan segala sesuatu berguna. Meme Firman Hari Ini (11 Desember 2021)
Menemukan MATA AIR KESELAMATAN
Sahabat, pada sekitar tahun 1987, untuk memenuhi kebutuhan air di kompleks kantor Sinode GKMI, maka dibuat sumur bor. Biasanya untuk menemukan mata air, orang mengebor hingga ke dalam perut bumi puluhan sampai ratusan meter. Mata air sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Air digunakan untuk memasak makanan, mencuci pakaian, mencuci perlengkapan dapur dan makan. juga untuk mandi. Air menjadi bahan dasar untuk semua aneka jenis minuman dan makanan. Untuk lebih memahami topik tentang: “Menemukan MATA AIR KESELAMATAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 12:1-6 dengan penekanan pada ayat 2 dan 3. Sahabat, dalam Yesaya 12, kita belajar bahwa Allah menginginkan umat-Nya, yang sedang tinggal di padang gurun, baik secara jasmani maupun rohani, untuk menemukan mata air keselamatan dari-Nya. Yesaya menyamakan keselamatan dari Allah dengan mata air yang memancarkan air yang paling menyegarkan. Setelah bertahun-tahun lamanya berpaling dari Allah, bangsa Yehuda ditentukan-Nya untuk mengalami masa pembuangan ketika Dia mengizinkan bangsa-bangsa asing untuk menaklukkan Yehuda dan menyerakkan penduduknya. Namun, nabi Yesaya berkata bahwa sekelompok sisa dari umat-Nya pada akhirnya akan kembali ke tanah kelahiran mereka sebagai tanda bahwa Allah menyertai mereka (Yesaya 11:11-12). Sahabat, Yesaya 12 merupakan kidung pujian kepada Allah atas kesetiaan-Nya dalam memenuhi segala janji-Nya, terutama janji keselamatan. Yesaya membesarkan hati umat Allah dengan menyampaikan bahwa dari mata air keselamatan Allah, mereka akan menerima kesegaran berupa anugerah, kekuatan, dan sukacita Allah (ayat 1-3). Semua itu akan menyegarkan dan menguatkan hati mereka dan mendorong mereka untuk memuji dan mengucap syukur kepada Allah (ayat 4-6). Allah rindu setiap orang percaya, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, menemukan kesegaran sukacita yang terdapat dalam mata air keselamatan-Nya yang kekal. Mata air keselamatan dari Allah tidak akan pernah kering. Karena itu, cari, temukan dan nikmatilah mata air keselamatan agar kita menerima sukacita, kesegaran, dan kekuatan-Nya. Kita perlu mengikuti seruan Yesaya yang mengajak kita bersyukur kepada Allah dan memasyhurkan nama-Nya, baik kala senang maupun susah. Allah sang sumber keselamatan akan menguatkan kita hingga kita tidak gentar. Perbuatan-Nya yang mulia perlu diwartakan kepada bangsa-bangsa di seluruh bumi. Dengan sukacita penuh pujian, sudah selayaknya kita selalu bersyukur atas segala berkat-Nya. Dari hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang diserukan oleh Yesaya kepada umat Allah dalam ayat 1-3? Apa yang diserukan oleh Yesaya kepada umat Allah dalam ayat 4-6? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
Kunci Keberhasilan: HIDUP MENGANDALKAN TUHAN
Hidup mengandalkan Tuhan adalah kunci keberhasilan. Pendapat tersebut benar. Namun, apakah pengertian mengandalkan Tuhan itu? Bagaimana wujudnya? Apakah berarti kita cukup berdoa saja? Sahabat, sebagian orang berpikir bahwa mengandalkan Tuhan berarti bergantung total kepada Tuhan. Menyerahkan semua persoalan hidup, termasuk hal yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani kepada-Nya. Tuhan yang bekerja, manusia cukup bersantai-santai. Pemahaman seperti ini tentu tidak tepat. Untuk lebih memahami topik tentang: “Kunci Keberhasilan: HIDUP MENGANDALKAN TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yeremia 17:1-18 dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, saat itu umat Yehuda mengalami pergumulan serius secara kolektif dengan pilihan-pilihan yang membawa mereka terus hidup dalam dosa. Tuhan menjatuhkan vonis berat kepada mereka: Bukan apa yang di depan matadan bukan kenyamanan yang seharusnya mereka cari; melainkan hidup bagi Tuhan dan membuat pilihan-pilihan dengan mengandalkan Tuhan, itulah yang Tuhan inginkan. Karena umat Yehuda mengandalkan diri sendiri untuk mendapatkan kekayaan dan kenikmatan hidup, semua itu jadi dirampas orang lain, bahkan umat akan mengalami kejatuhan besar dari kehidupan makmur hingga menjadi budak di tanah asing. Sahabat, Yeremia mengontraskan kehidupan umat Yehuda yang mengandalkan diri dan kenikmatan sesaat dengan kehidupan orang-orang yang mengandalkan Tuhan, bagaikan padang gurun dan semak bulus yang senantiasa dalam kekeringan (ayat 5-6) dengan pohon yang ditanam di tepi aliran air (ayat 7-8). Pohon yang ditanam di tepi aliran air bisa jadi akan mengalami masa-masa berat dalam kehidupan, tetapi ia mendapatkan kekuatannya dari Tuhan yang selalu memasok akarnya dengan air kehidupan. Keadaan hidup boleh penuh masalah, tetapi daunnya tetap hijau dan ia tidak berhenti menghasilkan buah. Yeremia mengakui bahwa kehidupannya sebagai orang beriman tidak mudah (ayat 14-15). Cemooh dan pencobaan datang silih berganti, tetapi orang beriman harus menggunakan kacamata yang berbeda dalam memandang hidup. Prioritas hidup kita berbeda. Kita percaya pada Tuhan yang menyelidiki hati, menguji batin, dan menilik setiap detail kehidupan kita (ayat 10); Ia akan melindungi kita pada hari malapetaka (ayat 17) dan menjaga kita hingga akhir (ayat 18), selayaknya seorang gembala menjaga domba-dombanya (bdk. Yohanes 10:14-15). Pada-Nya kita temukan kenyamanan dan keamanan sejati dalam hidup. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahaman yang Sahabat dapatkan tentang: “HIDUP MENGANDALKAN TUHAN”. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
HORMATI dan MULIAKANLAH ALLAH
Sudahkah kita menghormati dan memuliakan Tuhan dengan sungguh-sungguh? Sahabat, ada cukup banyak orang percaya yang kurang menyadari bahwa Allah kita adalah Pencipta alam semesta beserta segenap isinya, Raja seluruh bumi, sehingga hidupnya tidak memiliki gairah untuk menghormati dan memuliakan Allah sebagaimana mestinya. Raja di atas segala raja, yang telah menciptakan alam semesta ini, tidak mendapat penyambutan dan penghormatan sepatutnya. Sangat menyedihkan. Lebih menyedihkan lagi saat Dia datang kepada umat pilihan-Nya sendiri, suatu bangsa yang telah berulang kali melihat mukjizat dan menikmati pertolongan-Nya, kebesaran kuasa-Nya diremehkan, “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,” (Yesaya 29:13). Untuk lebih memahami topik tentang “HORMATI dan MULIAKANLAH ALLAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 47:1-10. Dengan penekanan pada ayat 2. Sebagai umat Allah, sudah selayaknya kita beribadah dan menyembah Dia dengan sepenuh hati. Amat disayangkan, ibadah zaman sekarang dipenuhi oleh hiburan demi kesenangan umat semata, dan bukan dipenuhi oleh penghormatan demi kemuliaan Tuhan. Berbeda sekali dengan cara Pemazmur mengajak umat Allah beribadah. Dalam Mazmur 47 ini, Pemazmur memberikan alasan utama mengapa umat harus menyembah Tuhan. Karena Ia adalah Raja segala raja (ayat 3, 7, 8, 9). Sebagai Tuhan dan Raja, Allah patut ditinggikan dan dimuliakan sebab Ia Mahatinggi, Tuhan yang dahsyat, dan Raja yang besar (ayat 3), Raja seluruh bumi (ayat 8), bersemayam di atas takhta yang kudus (ayat 9), dan sangat dimuliakan (ayat 10). Kekuasaan dan kebesaran-Nya sungguh luar biasa, namun Ia bersedia memilih dan mengasihi umat-Nya (ayat 5). Dengan segala atribut dan keagungan Allah yang demikian, tidak mengherankan jika respons yang dicatat oleh Pemazmur untuk ditujukan kepada Allah penuh dengan antusiasme dan sukacita. Misalnya, bertepuk tangan dan elu-elukan (ayat 2), sorak-sorai dan diiringi sangkakala (ayat 6), dan umat diajak untuk bermazmur demi Dia (dalam ayat 7-8 disebutkan hingga 5 kali). Sahabat, marilah kita menyembah-Nya dengan yang benar. Beribadah kepada-Nya dengan penuh hormat dan takut akan Dia, karena Dialah Raja di atas segala raja, Tuhan kita. Dialah Allah dan Raja Kita Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahamanmu tentang bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghormati dan memuliakan Allah? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)