Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Meme Firman Hari Ini (09 Desember 2021)
Oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Meme Firman Hari Ini (08 Desember 2021)
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati. Meme Firman Hari Ini (07 Desember 2021)
ReKat: Sudahkah AKU BERSYUKUR hari ini? (07 Desember 2021)
Bacaan Sabda: Mazmur 9:1-21 Dari ayat 2-3, kita dapat membaca Daud bertekad untuk :Bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatinya, serta menceritakan segala perbuatan-Nya yang ajaib. Daud mau bersukacita dan bersukaria karena Tuhan dan bermazmur bagi nama-Nya yang Mahatinggi. Sedangkan di ayat 4-7, Daud bersyukur karena: Tuhan telah mengalahkan musuhnya dengan tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Nya. Tuhan telah membela perkara dan hak Daud, dan Tuhan menjadi Hakim yang adil. Tuhan telah menghardik bangsa-bangsa dan membinasakan orang-orang fasik. Tuhan telah menghapus nama mereka untuk selama-lamanya dan Tuhan telah menghabiskan dan membinasakan musuhnya dengan kota-kotanya telah diruntuhkan. Di ayat 8-19. yang menyebabkan Daud bersyukur adalah: Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya dan takhta kerajaan-Nya didirikan untuk menjalankan penghakiman. Tuhan yang akan menghakimi dunia dan mengadili bangsa-bangsa dengan benar dan adil. Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi orang pada waktu kesesakan. Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang percaya dan mengenal akan Nama-Nya. Daud bermazmur bagi Tuhan dan menyaksikan akan perbuatan tangan-Nya yang telah membalas perbuatan jahat musuhnya serta Tuhan ingat pada teriakan orang yang tertindas. Orang fasik dan semua bangsa yang telah melupakan Allah, telah dibinasakan. Tuhan tidak akan melupakan penderitaan orang miskin dan tidak membiarkan orang sengsara yang telah kehilangan harapannya. Yang menyebabkan Daud tetap bersyukur di ayat 20-21 adalah: Tuhan telah melakukan perbuatan besar untuk menolong Daud dan dia akan menceritakan kepada semua bangsa dan suku bangsa di dunia ini, supaya mereka menyadari bahwa mereka hanyalah manusia biasa saja yang penuh dengan kelemahan. (Swan Lioe)
MEMBAWA DAMAI di tengah PERGAULAN
Sahabat, manusia sebagai makhluk sosial, maka perjumpaan dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu realitas. Keberagamaan akan tersaji di sana, mulai dari canda, tawa, jabat tangan, senyuman, peluk cium, hingga kekecewaan, penyesalan, atau konflik yang belum terselesaikan, baik karena penyebab yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semua itu menjadi bagian dari rutinitas kehidupan manusia. Terlebih pada era digital seperti zaman now, hubungan sosial terasa semakin kompleks. Dalam kondisi seperti ini, kepekaan sosial kita akan diuji, yakni sejauh mana kita dapat berbagi rasa dalam menjalani kebersamaan bersama orang lain. Untuk lebih memahami topik tentang “MEMBAWA DAMAI di tengah PERGAULAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Roma 14:16-23 dengan penekanan pada ayat 19. Sahabat, dalam nasihatnya kepada jemaat di Roma, rasul Paulus mendorong agar sebagai orang percaya, sedapat mungkin hidup mereka jangan sampai menjadi batu sandungan. Paulus juga mengingatkan bahwa perkara Kerajaan Allah bukanlah soal makanan-minuman, atau hal-hal yang bersifat remeh-temeh lainnya, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita. Sahabat, dalam menjalani kehidupan bersama, manakala kebenaran dijunjung tinggi dan ditegakkan, akan ada damai sejahtera dan sukacita yang akan kita rasakan didalamnya. Bandingkan dengan kondisi dimana setiap orang yang kita kenal menjalani hidup bebas, semaunya, bahkan cenderung ngawur tanpa memedulikan kebenaran, akankah kita tetap merasakan damai sejahtera dan sukacita saat berada bersama mereka? Sekarang marilah kita mensyukuri anugerah yang Tuhan berikan, sehingga hidup kita masih tetap berada di jalur rel kebenaran firman-Nya. Bawalah kebenaran itu dalam relasi kita dengan sesama. Jadilah lebih peka dalam menjawab kebutuhan sesama sambil melihat kesempatan, kapan kita dapat bersaksi atau mengajarkan prinsip kebenaran kepada mereka. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami tentang Kerajaan Allah? (Ayat 17) Bagaimana cara kita melayani agar berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia? (Ayat 18 dan 19) Apa nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Roma dalam ayat 20 dan 21? Apa pesan rasul Paulus kepada jemaat di Roma dalam ayat 22 dan 23? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
PERCAYA walau MUSTAHIL
Sahabat, saya punya seorang teman sekaligus menjadi tetangga di tempat tinggal kami di Kampung Nangka. Biasa saya memanggilnya: Pak Sri. Pada tanggal 12 Agustus 2021 Pak Sri jatuh sakit. Dia dirawat di rumah, tapi lama kelamaan sakitnya bertambah parah, kaki tangannya bengkak-bengkak, dan dia tidak dapat berjalan. Kemudian pada tanggal 28 Agustus 2021 Pak Sri dibawa ke rumah sakit oleh anaknya. Setelah diperiksa ternyata kreatinnya 7. Maka dia diharuskan untuk cuci darah. Tapi Pak Sri menolak, tidak mau cuci darah. Dia yakin Tuhan akan menyembuhkannya dengan cara-Nya sendiri. Pada tanggal 7 September 2021 dia minta pulang walaupun belum sembuh, belum dapat jalan. Kemudian dia berobat kepada dr. Lestari (spesialis Ginjal) yang menjadi tetangganya. Oleh dr. Lestari kemudian dia diinfus selama 3 hari. Pada tanggal 10 November 2021 Pak Sri kontrol, dan terjadilah mukjizat, semula kreatinnya 7 dan pada hari itu dapat turun menjadi 2. Sejak saat itu kesehatan Pak Sri terus membaik dan saat ini sudah dapat beraktivitas seperti biasa. Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “PERCAYA walau MUSTAHIL”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Lukas 1:26-38 dengan penekanan pada ayat 37. Malaikat Gabriel muncul di hadapan Maria. Itu pertanda Allah akan bertindak. Gabriel segera menyampaikan rencana Allah. Maria akan melahirkan Yesus yang akan mewarisi takhta Daud sampai selamanya. Hanya ada satu problem dalam pikiran Maria, yaitu dia belum bersuami (ayat 34). Dalam bahasa asli, ungkapan yang dipakai Maria adalah, “Aku belum mengenal laki-laki.” Itu adalah ungkapan halus tentang hubungan seksual. Maria menyadari adalah hal yang mustahil jika seorang bayi laki-laki akan datang melalui dia. Maria menyadari bahwa apa yang diberitakan Gabriel itu di luar logika. Sahabat, ketika Allah bertindak, seluruh kenyataan hidup bisa saja kelihatan berlawanan dengan maksud Allah. Pengalaman Maria menegaskan ini. Sebuah kemustahilan seorang perawan melahirkan anak. Peristiwa demikian tidak tercatat dalam seluruh kitab suci PL. Jadi, bukan sebuah keanehan kalau Maria meragukan berita tersebut. Namun, sesuatu yang lebih mengherankan malah terjadi. Maria justru memilih untuk memercayai berita tersebut! Bagaimana mungkin seorang perempuan belia, justru menunjukkan pilihan iman yang begitu dewasa? Sahabat, Maria mungkin akan sulit mengerti kisah yang akan diceritakan Lukas. Sebuah nubuat Allah untuk mengukuhkan kerajaan Daud dengan cara yang sangat mengherankan. Kerajaan itu akan tegak dengan membangkitkan Gereja Allah di seluruh penjuru dunia. Namun, Maria berani mengemban misi itu. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu, “ (ayat 38). Iman memang selalu bersifat mendua. Iman bisa begitu sulit dan rumit, tetapi iman juga bisa begitu sederhana. Ketika panggilan Allah melampaui pemahaman, janganlah kita menyingkirkan logika kita, sebaliknya, latihlah hati kita untuk semakin peka untuk percaya kepada Allah. Berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu ketika kamu menerima penggenapan janji Tuhan dalam hidupmu. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
ALLAH: TERANG Bagiku dan Keluargaku
Sahabat, janji pemulihan dan keselamatan bagi umat-Nya telah digenapi melalui kelahiran Sang Juruselamat. Kehadiran Sang Juruselamat yang adalah Terang Dunia memberikan pengharapan yang pasti dan jaminan keselamatan kekal bagi orang yang percaya kepada-Nya. Setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak lagi hidup dalam kegelapan, sekalipun kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atas kita, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata dalam hidup kita (Yesaya 60:2). Untuk lebih memahami topik tentang, “ALLAH: TERANG Bagiku dan Keluarga”, maka Bacaan Sabda saya ambil dari 1 Yohanes 1:5-10. Sahabat, dalam ayat-ayat firman Tuhan yang terekam dalam Surat 1 Yohanes 1:5-10 dengan judul “Allah adalah Terang”, rasul Yohanes, memberitakan bahwa Allah adalah Terang. Ia menyampaikan bahwa di dalam Dia tidak ada kegelapan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa di dalam Dia semuanya adalah suci. Oleh sebab itu, janganlah kita menipu, baik kepada Allah, kepada sesama maupun kepada diri kita sendiri. Kita harus mengakui segala dosa kita di hadapan-Nya. Pernyataan “Allah adalah terang” (ayat 5) menunjukkan bahwa Allah adalah Kudus dan Benar. Oleh karena itu, Dia jugalah yang dapat menuntun kita keluar dari kegelapan dosa (ayat 7). Kita pun diminta tidak menipu diri sendiri, mengaku dosa, dan sepenuhnya jujur kepada Allah (ayat 8-10). Dengan demikian, orang percaya tidak boleh lagi hidup di dalam kegelapan melainkan hidup di dalam terang, yaitu dalam kebaikan, kemurnian, kekudusan, dan kebenaran. Namun demikian, pada zaman penulisan surat 1 Yohanes ini ada ajaran sesat yang mengatakan bahwa kita tetap dapat memiliki persekutuan dengan Allah sementara kita masih hidup dalam kegelapan. Menanggapi ajaran sesat tersebut, Yohanes menegaskan bahwa tidak ada seorang pun bisa mengklaim diri sebagai orang percaya jika masih hidup dalam kejahatan dan perbuatan amoral. Kita tidak dapat mengasihi Allah dan pada saat yang sama juga hidup dalam dosa. Jika demikian, kita adalah orang-orang munafik. Kita harus memilih dan menentukan sikap hidup mengasihi Allah dan tidak boleh hidup dalam dosa. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pernyataan apa yang disampaikan oleh rasul Yohanes kepada kita dalam ayat 5? Apa yang akan diperoleh jika kita hidup di dalam terang? (Ayat 7) Apa yang diminta oleh rasul Yohanes untuk kita lakukan dalam hidup kita? (Ayat 8-10) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
MELAYANI SESAMA dan MEMULIAKAN TUHAN
Sahabat, apakah sungguh perlu kita melayani Tuhan dan sesama? Mengapa kita harus mengubah prioritas kita demi memenuhi tugas-tugas yang Tuhan berikan padahal Ia sendiri bisa melakukannya dengan lebih cepat dan lebih baik tanpa kita? Rasul Petrus menjelaskan bahwa kita telah menerima karunia-karunia dari Tuhan untuk dua tujuan, yaitu melayani sesama dan memuliakan Tuhan. Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan kita memiliki tugas dan tanggungjawab yang tidak mudah. Kita harus dapat memelihara dan mempertahankan keselamatan yang telah kita terima dan kita juga harus dapat mempertahankan identitas kita sebagai umat pilihan Allah. Salah satu caranya adalah dengan terlibat di dalam pelayanan. Untuk lebih memahami topik tentang: “MELAYANI SESAMA dan MEMULIAKAN TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Petrus 4:7-11 dengan penekanan pada ayat 10, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Sahabat, ketika kita sudah menjadi percaya, kuasa Kristus mengubahkan tujuan hidup kita, dari seorang yang memikirkan dan mengutamakan kepentingan diri sendiri menjadi seorang yang melayani sesama. Mendekati akhir zaman, dunia semakin kekurangan kasih. Dunia ini membutuhkan orang-orang yang menyatakan kasih secara nyata. Kita yang sudah terlebih dahulu menerima kasih Tuhan dipanggil untuk menyatakan kasih itu. Tuhan sudah memberikan semua kemampuan yang kita butuhkan untuk melayani sesama, yaitu karunia-karunia-Nya. Pada akhirnya, orang-orang akan melihat bahwa di balik semua keberhasilan pelayanan kita, ada campur tangan Tuhan, sehingga Tuhan yang dimuliakan. Melayani bukan soal kita menerima perhatian atau penghargaan dari orang lain, tetapi soal Tuhan yang menerima segala kemuliaan. Sahabat, coba sejenak ingat-ingat, kapan terakhir kali Sahabat menyatakan kasih kepada orang lain di dekatmu? Karunia apakah yang Tuhan percayakan kepadamu? Pikirkan bagaimana Sahabat bisa menggunakan karunia tersebut untuk kebaikan orang lain dan memuliakan Tuhan! Tuhan tidak hanya memanggil kita untuk melayani, tapi Dia juga memberikan karunia yang berbeda-beda kepada kita untuk melayani dan saling melengkapi. Jangan tunda-tunda waktu untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apa yang harus kita lakukan sehubungan dengan semakin dekatnya kedatangan Tuhan Yesus kedua kali? (ayat 7-10a) Sebutkan 2 alasan mengapa kita harus melayani? (ayat 10b-11) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)