Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya. Meme Firman Hari Ini (2 Desember 2021)
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Meme Firman Hari Ini (1 Desember 2021)
Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil. Mene Firman Hari Ini (30 November 2021)
ReKat: Tolong DOAKAN saya (01 Desember 2021)
Bacaan Sabda: Roma 15:22-33 Pemahaman saya atas Roma 15:30-32: Di dalam pelayanan pemberitaan Injilnya, rasul Paulus perlu tim pelayanan, bekerja bersama dengan jemaat di Roma. Inilah bukti nyata saling mendukung, saling menopang, saling peduli melalui dukungan doa, dana, tenaga, pikiran, dan waktu. Memerhatikan bahwa di dalam pemberitaan Injil menghadapi tantangan, hambatan dari mereka yang menolak. Oleh karena itu seruan atau permintaan dukungan doa oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma merupakan keharusan yang mendesak. (Haryono) *** Pemahaman saya atas Roma 15:30-32: Doa itu mutlak dan sangat dibutuhkan bagi kita sebagai orang percaya. Kita harus saling mendoakan untuk kehidupan dan pelayanan kita. Jarak ataupun beda tempat tidak menjadi penghalang bagi kita untuk berdoa syafaat bagi saudara seiman, bangsa dan negara kita. Amin. Tuhan Yesus Memberkati. (Swan Lioe) *** Pemahaman saya atas Roma 15:30-32: Amiiiiiiin Pak Paul. Doa memang bukan sekadar nafas hidup orang Kristen, tetapi juga segalanya, maksud saya dalam doa ada kekuatan (energi), spirit (kuasa) yang memampukan orang percaya dapat berjalan dalam segala keadaan dan mampu bertahan dalam kondisi yang buruk sekalipun. Saya ingat sebuah slogan yang pernah diucapkan oleh seorang hamba Tuhan dari Cina, Pdt. Bharing El Yang. Beliau berkata, “Banyak doa banyak kuasa, kurang doa kurang kuasa, tak berdoa tiada kuasa.” Pernyataan beliau benar-benar saya imani. (Lidia Titik)
Menimbang-nimbang PERTIMBANGAN
Sahabat, apakah Anda termasuk orang yang dikenal berhati-hati saat mengambil keputusan, terutama untuk keputusan-keputusan besar, yang berisiko tinggi, berdampak jangka panjang, yang menyangkut hidupmu dan keluarga? Ada cukup banyak orang akhirnya mengalami kesulitan luar biasa karena gemar mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang, terburu-buru karena desakan waktu, atau ketika kondisinya tidak ideal untuk mengambil keputusan. Para ahli juga menasihatkan agar kita tidak mengambil keputusan penting dalam kondisi jiwa tidak tenang, tertekan, atau saat fisik kita dalam keadaan kelelahan. Untuk lebih memahami topik tentang: “Menimbang-nimbang PERTIMBANGAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 3:19-26, dengan penekanan pada ayat 21 dan 22. Seperti layaknya seorang ayah, Salomo dengan lembut mendidik, mengajar dan menasihati anak-anak pada zamannya, dan kepada kita di zaman now. Pengamsal menyatakan kepada orang-orang Israel pada zaman itu, dan kepada kita pada zaman ini, “Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu.” (ayat 21-22) Pertimbangan berarti menurut pendapat umum; pendapat tentang baik dan buruk. Sedangkan kebijaksanaan berarti kepandaian menggunakan akal budi, pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan sesuatu. Kebijaksanaan juga dimaknai kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan. Jadi, yang dimaksud dengan memelihara pertimbangan dan kebijaksanaan adalah menjaga kepandaian menggunakan akal budi, pengetahuan dan pengalaman dan kecakapan bertindak dalam nama Tuhan. Karena itu jangan jauhkan pertimbangan dan kebijaksanaan dari hati, pikiran dan mata kita. Peliharalah! Peliharalah dengan baik, lebih baik dan sangat baik dalam nama Tuhan. Maka hikmat itu akan menjadi kehidupan bagi jiwa kita. Maka hikmat itu akan menjadi perhiasan di leher kita. Maka hikmat itu akan bermanfaat untuk membangun kehidupan kita yang lebih takut akan Allah. Sahabat, sejatinya setiap hari kehidupan kita diwarnai dengan keputusan demi keputusan. Ada keputusan kecil, sedang, maupun besar dengan dampak atau risiko minimal atau risiko yang cukup besar. Mari turuti nasihat dari bacaan kita pada hari ini demi kebaikan kita. Ambil komitmen bahwa mulai saat ini, kita akan menjadikan pertimbangan dan hikmat sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap keputusan yang kita ambil! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 19-20? Nasihat apa yang Sahabat peroleh dari ayat 21-24? Nasihat apa yang Sahabat peroleh dari ayat 25? Apa yang menjadi keyakinan Pengamsal dari ayat 26? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
IDENTITAS Orang Percaya: BANGSA yang TERPILIH
Banyak tanda atau simbol yang dipakai oleh orang-orang untuk menunjukkan identitasnya sebagai orang percaya. Bisa dengan menunjukkan kartu identitas yang tertera dalam kolom agama, atau dengan memakai simbol salib yang dipakai di leher atau digantung di dinding rumah. Ada juga yang mengungkapkannya di depan orang banyak lewat kata-kata: Haleluya, puji Tuhan, Tuhan memberkati, berkat Tuhan, dan lain-lain. Sahabat, sesungguhnya orang percaya memiliki dua identitas, yaitu identitas yang bersifat jasmaniah dan identitas yang bersifat rohaniah. Identitas jasmaniah orang percaya berbeda satu dengan yang lain, tetapi identitas rohaniah orang percaya bersifat seragam. Identitas jasmaniah bisa membuat seseorang merasa bangga (karena kaya, berpendidikan tinggi, tampan/cantik, berkuasa, dan sebagainya) atau merasa dirinya tidak berharga. Sebaliknya, bila kita berpegang pada identitas rohaniah yang kita miliki, tak ada alasan untuk merasa rendah diri. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kita harus yakin bahwa di dalam Kristus, kita adalah pewaris segala berkat rohani di dalam surga. Sejak semula (sebelum dunia dijadikan), Allah telah memilih kita agar kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Allah telah menentukan kita menjadi BANGSA yang TERPILIH. Untuk lebih memahami topik tentang: “IDENTITAS Orang Percaya: BANGSA yang TERPILIH”, maka Bacaan Sabda saya ambil dari 1 Petrus 2:9-10. Sahabat, ada satu hal yang hendak kita pelajari dari bacaan kita pada hari ini yaitu: bangsa yang terpilih. Dari hal tersebut, kita tahu bahwa orang percaya terpilih karena tiga alasan: Pertama, Ia terpilih karena adanya hak khusus. Dalam Yesus Kristus, ditawarkan kepadanya hubungan baru dan intim dengan Allah. Hanya di dalam dan karena Tuhan Yesus, orang diselamatkan dan masuk ke dalam jajaran bangsa elite pilihan Allah; Kedua, Ia terpilih karena ketaatan. Hak khusus membawanya pada tanggung jawab. Memang benar bahwa ketika seseorang sudah diselamatkan dalam Yesus maka ia masuk dalam bangsa pilihan, namun sebagai anggota dari bangsa pilihan, ia harus menaati aturan-aturan Allah. Memang, ia bukan lantas tidak selamat kalau tidak taat, namun ia menjadi yang terkecil di antara yang diselamatkan (1 Korintus 3:10-23); Ketiga, Ia terpilih untuk melayani. Kebanggaannya adalah ia dapat menjadi pelayan Allah. Hak khususnya adalah dijadikan sebagai alat untuk maksud Allah sepanjang hidupnya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan pemahamanmu tentang orang percaya sebagai bangsa yang terpilih dan apa yang menjadi tugasnya? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).
GELAP Sirna, TERANG Menyala
Kumpulan surat yang ditulis R.A. Kartini dan dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” mengungkapkan bahwa setiap manusia pasti mengalami masa-masa sulit, masa-masa yang gelap. Dengan perjuangan yang gigih, penuh kesabaran, dan bersandar kepada Tuhan, maka terang terbit mewarnai kehidupan. Setelah masa-masa yang gelap itu sirna, maka terang pun menyala. Untuk lebih memahami topik tentang: “GELAP Sirna, TERANG Menyala”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 60:1-14. Sahabat, Yesaya 58-66 merupakan bagian penutup dari Kitab Yesaya yang mendeklarasikan sebuah pengharapan keselamatan bagi seluruh umat manusia, runtuhnya dinding-dinding pembatas antar-bangsa, dan penyataan kemuliaan Tuhan pada akhir zaman. Sahabat, pembuangan ke Babel merupakan masa sulit yang dihadapi bangsa Israel. Sebagian dari mereka ada yang dibunuh dan dibawa sebagai tawanan perang. Namun, Nabi Yesaya menyadari kalau semua itu terjadi karena mereka tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Meski demikian, Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, kendati mereka sering menyakiti hati-Nya. Allah mengeluarkan mereka dari keterpurukan hingga menuntun mereka sampai ke Yerusalem. Terang Tuhan tetap terbit atas bangsa Israel (ayat 1-2). Bangsa-bangsa akan datang, anak-anak pun datang, dan mereka pun berseri melihatnya (ayat 3-5). Itulah terang yang telah memimpin mereka keluar dari kegelapan. Namun, mereka malah terus hidup dalam ketidakpercayaan. Trauma masa lalu yang mereka hadapi selalu melekat di benak mereka. Mereka bahkan kerap kali meragukan kuasa Allah dengan memertanyakan apakah Allah sanggup memulihkan keadaan mereka atau tidak. Oleh karena penderitaan datang bertubi-tubi, fokus mereka pun menjadi teralihkan. Mereka lupa bahwa selama ini Allah telah menyertai hidup mereka. Sahabat, oleh karena itu, nabi Yesaya mengingatkan kembali agar umat Allah yang ada di pembuangan tetap percaya kepada Allah yang telah menuntun mereka selama masa kesusahan. Yesaya berseru agar mereka bangkit dari kegelapan dan menjadi terang, karena seharusnya mereka tetap percaya dan bersandar kepada Allah, bukannya malah meragukan kuasa-Nya. Allah pun telah menunjukkan terang itu kepada kita umat yang percaya. Oleh karena itu, jangan biarkan masa lalu yang kelam atau penderitaan yang kita alami saat ini membelenggu dan membuat kita ragu seperti orang-orang tak percaya yang hidup dalam kegelapan. Mari kita bangkit dan menjadi terang sehingga kemuliaan Allah selalu nyata dalam hidup kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa nabi Yesaya berseru agar bangsa Israel bangkit dan menjadi terang? (Ayat 1-2) Bagaimana pemahaman Sahabat tentang nubutan nabi Yesaya dalam ayat 3-7? Apa yang akan terjadi dengan bangsa Israel? Gambaran seperti apa yang telah disampaikan oleh nabi Yesaya dalam ayat 8-14 ketika bangsa Israel bangkit dari keterpurukan? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
Sudahkah AKU BERSYUKUR hari ini?
Sahabat, jangan pernah berhenti bersyukur karena Tuhan tidak pernah berhenti memberkati hidup kita. Bersyukur adalah kunci di jagat dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan atas semua kenikmatan dan anugerah yang setiap hari kita rasakan. Namun, tidak jarang kita semua luput dan lupa untuk bersyukur, apalagi ketika kita sedang mendapatkan masalah dan cobaan yang berat. Kadang kala juga ketika kita sudah melewati cobaan tersebut, kita justru sering lupa siapa yang selama ini menolong dan melindungi kita. Untuk memahami lebih dalam topik tentang: “Sudahkah AKU BERSYUKUR hari ini?”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 9:1-21. Sahabat melalui gubahan lirik lagu Mazmur Daud, menurut lagu Mut-Laben, kita mendapati bahwa betapa Daud merindukan untuk mengucapkan syukur kepada Allah. Dengan segenap hati dan jiwanya, Daud sungguh rindu menaikkan rasa syukurnya kepada Tuhan Allah Israel yang sudah mengurapinya naik ke takhta kerajaan. Gubahan lirik mazmur pujian itu direkam dalam ayat 1, yang demikian bunyinya: “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mut-Laben. Mazmur Daud.” Selanjutnya di ayat 2 Daud menyatakan: “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;” Sahabat, secara tersurat dan tersirat, gubahan lirik lagu pujian tersebut juga menyatakan bahwa Daud sungguh ingin menuturkan tentang semua pekerjaan dan karya-karya Tuhan yang sangat dahsyat dan ajaib. Daud ingin memberitakan segala perbuatan tangan-Nya yang sangat indah dan sempurna kepada bangsa-bangsa sampai ke ujung bumi. Daud, sungguh rindu bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya. Ia akan menceritakan segala perbuatan Allah yang sangat luar biasa dan mengherankan kepada bangsa-bangsa dan semua suku bangsa di seluruh permukaan bumi. Sahabat, akhirnya marilah kita merenungkan dua nasihat ini. Pertama, janganlah lupa untuk bersyukur. Bagaimanapun, keadaan kita, sejatinya semua itu adalah karunia Tuhan semata. Kedua, jangan selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah. Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini: Apa yang menjadi tekad Daud dalam ayat 2-3? Apa yang menyebabkan Daud bersyukur di ayat 4-7? Apa yang menyebabkan Daud bersyukur di ayat 8-19? Rasa ungkapan syukur itu tiada habisnya, apa yang menyebabkan Daud bersyukur di ayat 20-21? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)