KEMULIAAN bagi ALLAH di tempat yang Mahatinggi. Meme Firman Hari Ini (21 November 2021)
DAMAI SEJAHTERA: Kabar SUKACITA yang Tiada Tara
Sesungguhnya kebahagiaan natal bukan dikarenakan mewah atau semaraknya perayaan, melainkan bagaimana sikap hati kita setelah bertemu dengan Yesus, Sang Juruselamat dunia itu. Sahabat, rasa takut yang besar mencekam para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak di padang Betlehem. Bagaimana tidak? Pada tengah malam, mereka dikejutkan oleh bala tentara malaikat yang memancarkan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah terlalu dahsyat sehingga tidak seorang pun yang sanggup menyaksikannya (1 Timotius 6:16). Untuk lebih memahami topik tentang: DAMAI SEJAHTERA: Kabar SUKACITA yang Tiada Tara”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Lukas 2:8-20. Sahabat, Lukas menginformasikan bahwa tempat Maria melahirkan berada dalam satu lokasi dengan padang, tempat gembala-gembala menjaga kawanan ternak mereka (ayat 8). Kepada gembala-gembala inilah, malaikat Tuhan menyampaikan berita besar yang akan mendatangkan sukacita bagi mereka dan bagi dunia. Ia datang bukan membawa pesan penghakiman melainkan pesan damai yang membawa pengharapan bagi manusia. Itulah berita tentang kelahiran Juruselamat (ayat 9-12). Sahabat, Allah tidak mengirimkan seorang guru karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah pendidikan. Allah tidak mengirimkan ilmuwan karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah teknologi. Allah tidak mengirimkan ahli ekonomi karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah uang. Allah mengutus Juruselamat karena kebutuhan manusia yang terutama dan utama adalah pengampunan dan pembebasan dari dosa. Bagi para gembala, malam itu kemudian menjadi malam yang menakjubkan. Kegelapan dan keheningan malam yang biasanya menjadi bagian dari rutinitas keseharian mereka, dipecah oleh lantunan pujian bagi Allah dari bala tentara surga (13-14). Mereka memuji Allah karena apa yang Dia lakukan bagi manusia. Allah pun akan melakukannya juga bagi kita. Pesan damai dan pengharapan bagi para gembala menjadi pesan pengharapan bagi kita juga. Inilah kesempatan untuk menerima pengampunan atas dosa kita. Inilah kesempatan untuk memperbarui hidup kita. Inilah kabar damai sejahtera yang mendatangkan sukacita yang tiada tara. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa para malaikat sangat ketakutan ketika melihat kemuliaan Tuhan? (Ayat 9) Mengapa berita yang dibawa oleh malaikat membawa kesukaan bagi seluruh bangsa? (Ayat 10-11) Apa makna pujian para malaikat dalam ayat 14? Mengapa para gembala ketika pulang sangat bersyukur, bersukacita dan memuji Allah? (Ayat 20) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).
Jangan KHAWATIR dengan ESOK
Sahabat, pandemi Covid-19 telah memporak porandakan segala aspek di dunia ini. Sudah hampir 2 tahun berita-berita yang mengerikan setiap hari kita dengar, jadi bisa dimengerti jika sebagian besar orang merasa takut dan khawatir menghadapi esok. Jangan khawatir dengan esok, karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18). Esok memiliki kesusahannya sendiri (Matius 6:34), Kita memang perlu memikirkan esok, tapi jangan sampai kita dihantui oleh berbagai hal yang membuat kita takut dan khawatir, sampai-sampai melampaui iman kita kepada Tuhan Yesus. Sekalipun dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan di segala bidang kehidupan, tetapi kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut(Ibrani 12:28), karena penyertaan Tuhan atas kita sampai kepada kesudahan zaman (Matius 28:20-b). Marilah kita menjalani hidup ini dengan sikap yang optimis karena hidup kita ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7). Hidup karena percaya berarti melangkah dengan iman karena kita bukan lagi mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan mengandalkan Tuhan dan berserah kepada pimpinan-Nya. Untuk lebih memahami topik tentang: “Jangan KHAWATIR dengan ESOK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 125:1-5. Sahabat, Pemazmur dengan tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang tidak akan goyang dan tetap untuk selama-lamanya. Pemazmur menggambarkan mereka seperti gunung Sion, sebab Sion terkenal sebagai gunung pilihan Allah, tempat kudus Allah, serta sebagai kota benteng. Mereka yang percaya kepada Tuhan akan mendapatkan perlindungan, sehingga tidak akan goyah. Sahabat, perlindungan Tuhan juga layaknya Yerusalem yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Melalui letak geografis Yerusalem, Pemazmur hendak memberitahukan bahwa Tuhan senantiasa berada di sekeliling orang-orang yang percaya kepada-Nya, sehingga mereka menjadi kuat dan tidak berubah, juga aman dan terlindungi. Mereka akan hidup aman dalam jaring pengaman kehidupan (ayat 2). Oleh sebab itu, jika umat Tuhan hendak memperoleh keamanan sepenuhnya, ada yang harus dilakukan. Pertama, percaya dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Kedua, menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan. Ketiga, hidup dalam ketulusan hati. Keempat, tidak menyimpang ke jalan yang berbelit-belit (ayat 3-5). Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami tentang keamanan? Apa yang Sahabat pahami tentang esok? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
Kejujuran: BERKENAN DIKOREKSI
Sahabat ada perbedaan yang cukup mencolok antara orang sombong dengan orang jujur. Kesombongan berangkat dari keinginan pribadi untuk mendapatkan hormat atau sanjungan dari orang lain. Sedangkan kejujuran berangkat dari ketulusan dan kelurusan hati tanpa ada motivasi mencari keuntungan. Motivasi utama dari kejujuran adalah cinta akan kebenaran dan kerinduan agar kebenaran itu diungkapkan dengan nyata. Ketika melakukan sebuah kesalahan, tidak semua orang berkenan ditegur dan dikoreksi. Kita cenderung membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar. Orang yang merasa dirinya pintar seringkali berpikir bahwa setiap perkataan dan keputusannya adalah selalu benar, sehingga ia sering menempatkan kelemahan, kekurangan dan kesalahan pada pihak lain (Matius 7:3). Untuk lebih memahami topik tentang “Kejujuran: BERKENAN DIKOREKSI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 26:1-12. Sahabat, mari belajar dari Daud, yang walaupun memiliki kedudukan tinggi sebagai raja, terkenal, memiliki kekayaan yang melimpah dan juga pasukan tentara yang kuat, tetaplah orang yang rendah hati. Kerinduannya untuk senantiasa berjalan dalam kehendak Tuhan membuatnya berkenan ditegur dan dikoreksi setiap saat. Bahkan ia memohon kepada Tuhan untuk selalu diselidiki hatinya apabila masih ada hal-hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Mazmur 26 bukanlah mazmur yang ditulis dengan motivasi kesombongan. Daud menuliskan mazmur ini dari kesadaran bahwa ia membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan (ayat 11). Kesadaran akan anugerah ini membawanya kepada cinta dan kerinduan akan rumah Tuhan (ayat 8) serta komitmen untuk hidup dalam ketulusan dan iman tanpa keraguan (ayat 1). Sahabat, Daud tidak merasa dirinya suci dan saleh seolah-olah ia tidak pernah berbuat dosa, tidak pernah melakukan kesalahan. Sebaliknya, ia menyandarkan diri kepada pengampunan dan karya Allah dalam membentuk dan menuntunnya (ayat 1-7, dan 11). Daud menyadari bahwa Allah adalah Allah yang Mahatahu. Karena itu, ia membuka dirinya untuk diuji dan diselidiki oleh Allah (ayat 1-3). Dia menegaskan bagaimana dirinya menjauhi pergaulan dan perkumpulan orang-orang yang berbuat jahat dengan cara menceritakan kemuliaan Allah (ayat 4-7). Ia mengakhiri mazmurnya dengan menegaskan kerinduan hatinya akan rumah Tuhan (ayat 8-12). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pelajaran apa yang Sahabat dapatkan dari ayat 1-3? Pelajaran apa yang Sahabat dapatkan dari ayat 4-7? Apa yang menjadi pernyataan Daud dalam ayat 8? Apa yang dibutuhkan Daud dalam ayat 11? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)