Bak KAKI RUSA Melompat di Bukit Terjal

Sahabat, beberapa hari yang lalu saya menerima kiriman video pendek dari seorang teman melalui WA. Dalam video tersebut  terlihat seekor rusa sedang  diincar oleh seekor singa. Singa  secara perlahan memperpendek jaraknya dengan rusa, dan ketika merasa jaraknya sudah cukup, singa betina itu segera berlari sekencang-kencangnya menuju rusa. Rusa tersebut kaget dan langsung lari secepat mungkin. Kalau biasanya singa mampu mengatasi kecepatan mangsanya, kali ini si rusa ternyata cukup beruntung karena ia berhasil menghindar. Entah mengapa singa itu memperlambat laju larinya dan kemudian berhenti dan rusa tersebut selamat. Ia terus lari dengan kaki yang anggun bagai lompatan balerina. Selain punya langkah yang panjang,  dengan keempat kaki yang jenjang dan lentik, rusa bisa melompat tinggi untuk mendaki perbukitan. Jalan terjal berbatu bukanlah masalah bagi seekor rusa untuk bisa mencapai puncak bukit, sebuah lokasi yang jauh lebih aman dari kejaran binatang-binatang buas. Rusa termasuk hewan yang  selalu menjadi incaran predator-predator buas, tetapi kekuatan kakinya untuk berlari dan melompat jauh, bisa menjadi senjata untuk menyelamatkan diri. Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “Bak KAKI RUSA Melompat di Bukit Terjal”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 18:31-36. Sahabat, berbagai deraan masalah sering mengancam kita, bagai binatang-binatang buas yang siap menerkam. Jalan yang kita lalui dalam hidup pun seringkali tidak mulus. Jalan yang tidak rata, terjal, berliku dan berbatu-batu sangat melelahkan untuk dilewati. Seandainya kita punya kaki seperti rusa, kita tentu akan bisa lebih kuat dan lebih lincah untuk mendaki jalan berbatu untuk sampai dengan selamat di atas bukit. Sahabat, raja Daud menggambarkan pemeliharaan Tuhan itu sebagai kekuatan dan tuntunan yang selalu diberikan-Nya saat ia mulai kehilangan arah, tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Topangan tangan-Nya selalu menguatkan kaki-kakinya menjadi seperti kaki rusa,  yang sanggup melompat di tempat yang terjal. Seberat bagaimana pun situasi di depan kita, mari percayakan hidup kita kepada-Nya. Dialah yang akan menuntun dan menguatkan kaki-kaki iman kita sehingga kita dapat melewati terjalnya kehidupan ini dengan sukacita. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa saja yang menjadi keyakinan Daud dalam ayat 31? Apa yang dilakukan Allah kepada Daud dalam ayat 33-34? Apa yang diajarkan dan diberikan Allah kepada Daud dalam ayat 35-36? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Eben-Haezar: INILAH Pertolongan-Pertolongan Tuhan

Sahabat, dalam rangka HUT ke-43 Panti Asuhan (PA) Christopherus, mereka mengadakan kebaktian syukur pada  Kamis 18 November 2021 di Kapel Shechinah dengan mengangkat tema: Eben-Haezar. Mereka ingin mengingat dan mensyukuri pertolongan-pertolongan Tuhan dalam perjalanan pelayanan mereka selama 43 tahun. Maka pada hari ini saya mengangkat tema: “Eben-Haezar: INILAH Pertolongan-Pertolongan Tuhan, dengan mengambil Bacaan Sabda dari 1 Samuel 7:2-14. Sahabat, dalam Perjanjian Lama, kata Eben-Haezer dipakai 3 kali, yakni dalam 1 Samuel 4:11; 1 Samuel 5:1,  dan 1 Samuel 7:12.  Pemakaian kata Eben-Haezer dalam ketiga ayat tersebut memberikan 2 macam pengertian, yaitu : Pertama, merupakan nama diri yang merujuk kepada suatu tempat di mana orang Israel dua kali dikalahkan oleh orang Filistin (1 Samuel 4:1 dan 1 Samuel 5:1). Daerah ini mungkin merupakan tempat nabi Samuel meletakkan sebuah batu untuk  memperingati kemenangan atas orang Filistin (1 Samuel 7:12). Kedua, merupakan nama diri yang diberikan kepada sebuah batu yang didirikan oleh Samuel untuk memeringati kemenangan bangsa Israel atas orang Filistin (1 Samuel 7:12). Sebuah batu yang diletakkan oleh nabi Samuel sebagai batu peringatan. Bukan untuk disembah, tapi hanya sebagai monumen peringatan atas pertolongan Tuhan pada saat itu. Nama tersebut juga memiliki pengertian yang sama dengan maksud dari peletakan batu tersebut. Eben–Haezer: Sampai di sini Tuhan menolong kita.  Peletakan batu, Eben-Heazer adalah sebuah momen untuk mengingat pertolongan Tuhan, dan sebagai ucapan syukur atas pertolongan Tuhan, juga untuk memuliakan Tuhan. Hal ini sekaligus diharapkan menjadi momentum bagi bangsa Israel untuk terus mengingat kebaikan Tuhan yang mereka  terima saat itu, sehingga mendorong mereka juga  untuk terus memercayai Tuhan, yang hidup, yang dapat dipercayai dan diandalkan. Sahabat, sesungguhnya “Sampai di sini TUHAN  menolong kita”, tidak berbicara tentang pertolongan Tuhan yang telah selesai. Namun berbicara  tentang INILAH pertolongan Tuhan yang sudah dimulai dan akan terus berlanjut.  Apa yang  dilakukan Samuel seharusnya membantu kita untuk dapat memerhatikan momen-momen dalam hidup kita, ada saat-saat yang perlu kita ingat, ketika Tuhan bekerja dengan dasyat menolong kita.   Hidup kita sebagai orang percaya, perlu memiliki kepekaan untuk mengetahui momen-momen, yang Tuhan berikan, untuk kita syukuri sebagai bagian dari pertolongan Tuhan dalam membentuk kita. Melihat setiap peristiwa dalam hidup kita, sebagai momen Tuhan menolong kita,  itu akan melahirkan rasa syukur dan perubahan hidup.  Karena itu, kita harus punya komitmen bahwa setiap keberhasilan dalam pelayanan, dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam studi,   dan dalam menyelesaikan masalah demi masalah,  itu artinya Tuhan terus bekerja menolong kita.   Mengingat Sejenak Merenung pada hari ini masih berkaitan dengan HUT ke-43 PA Christopherus, maka saya mengajak Sahabat semua kiranya berkenan untuk mendoakan perjalanan pelayanan PA Christopherus selanjutnya. Tuhan memberkati. (pg).