ReKat: UNIK: Kekuasaan dan Kemurahan (10 November 2021)

Bacaan Sabda: Mazmur 147:1-20 Melalui pembacaan Mazmur 147:1-20 kita menemukan bahwa Allah yang kita sembah itu unik, yang tidak bisa dibandingkan dengan allah yang lain, Dialah Allah yang menjadi Sang Pencipta, yang patut kita puji dan sembah. Namun Dia juga Allah yang penuh kasih, Allah yang peduli, Allah yang pemurah.  Dia menyembuhkan dan membalut hati yang terluka, Dia juga yang menghancurkan musuh kita. Allah senang kepada orang yang takut akan Dia, yang selalu berharap kepada-Nya , namun Allah tidak suka pada orang yang sombong. Allah juga memelihara akan kebutuhan umat-Nya termasuk alam ciptaan-Nya, dan Allah juga menyampaikan ketetapan-ketetapan-Nya buat umat-Nya. Sungguh besar dan dahsyat Allah kita, Dia adalah Allah yang berkuasa, Sang Pencipta, Sang Penebus, Sang Pemurah, dan Sang Pemelihara. Mari kita sembah dan puji Dia untuk selama-lamanya. Tuhan Memberkati. (Swan Lioe)

KECIL namun BERDAMPAK BESAR

Hari ini,  Selasa 16 November 2021, Departemen Persekutuan Biji Sesawi (PBS) Christopherus tepat berulang tahun yang ke-30. Misi Departemen PBS yaitu menggalang dana secara rutin dan kolektif kemudian menyalurkannya untuk memberi beasiswa bagi mahasiswa theologia yang kurang mampu, memberi tunjangan hidup kepada guru-guru agama Kristen honorer yang mengajar di SD-SD Negeri dan memberi tunjangan hidup kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani  di pedesaan dan pedalaman. Sahabat, mengapa diberi nama Biji Sesawi? Hal Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditabur di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dibandingkan dengan segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.  Walaupun kecil, namun dapat berdampak besar. Untuk lebih memahami topik tentang: “KECIL namun BERDAMPAK BESAR”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Injil Markus 4:30-34. Yesus menyatakan pengajaran-Nya dengan menggunakan perumpamaan. Tujuannya  agar mudah dipahami orang pada waktu itu dan masa kini. Peristiwanya sudah lampau, namun makna dari perumpamaan itu terus bergema hingga zaman now. Yesus memberikan perumpamaan Kerajaan Allah seperti biji sesawi yang ditanam dan memberikan hasil yang besar. Kerajaan Allah adalah kiasan yang ingin menggambarkan kuasa Allah dalam suatu keadaan. Allah berkuasa sepenuhnya di dalamnya. Hadirnya Kerajaan Allah membuat manusia dapat menjalani kehidupannya dalam kuasa pimpinan Allah. Hal Kerajaan Allah digambarkan seumpama biji sesawi (ayat 31). Dalam kehidupan sehari-hari orang Yahudi sangat memahami biji sesawi sebagai biji yang paling kecil dari segala biji. Istilah biji sesawi digunakan untuk menjelaskan hal yang paling kecil. Biji yang paling kecil itu setelah ditaburkan akan menjadi tumbuhan yang besar dan kuat (ayat 32). Sesuatu yang kecil dan tidak bermakna jika didiamkan saja, selamanya akan menjadi tidak berguna. Namun jika diserahkan dalam kuasa Allah, maka akan menghasilkan manfaat besar dalam kehidupan kita. Seperti biji yang ditanam akan menjalani proses dari Allah ketika mengalami pertumbuhan sampai menjadi pohon yang besar, demikian pula hal kecil yang membuat kita merasa tak berarti, jika semuanya diserahkan kepada Allah akan memberikan hasil yang berguna. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, apakah sudah sesuai dan selaras nama Departemen PBS dengan apa yang menjadi misinya? Mengapa? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg) —————————- Bagi Sahabat yang tertarik dengan pelayanan Departemen PBS, silakan hubungi saya melalui WA. Saya akan mengirimkan informasi yang  lebih lengkap tentang mereka. Doakan dan dukunglah pelayanan Departemen PBS. Tuhan memberkati.

TAJAM MENUSUK dan MENANCAP di HATI

Pedang bermata dua adalah senjata  yang dipakai oleh bangsa Romawi di zaman dahulu, memiliki panjang sekitar 0,75 meter, ditajamkan di kedua sisinya dengan ujung yang tajam pula.  Jadi, ke arah mana saja seorang tentara Romawi mengayunkan pedangnya, dia sedang mengayunkan kematian; siapa pun yang mendekat pasti akan terluka.  Dengan senjata itulah bangsa Romawi mampu menaklukkan dunia. Sahabat, firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; karena itu tak heran ada sebagian orang percaya yang tidak suka mendengarkan atau membaca firman Tuhan,  bagian ayat-ayat yang menegur tentang dosa dan memerintahkan orang harus berubah dan bertobat, karena sangat menyakitkan. Untuk lebih memahami topik tentang: “TAJAM MENUSUK dan MENANCAP di HATI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Ibrani 4:1-13. Firman Tuhan itu kuat dan tajamnya melebihi pedang bermata dua karena firman itu hidup. Jadi kalau seseorang, siapa pun orang itu, menyampaikan kebenaran firman Tuhan yang sangat menyakitkan dan menyinggung hati karena menegur dosa, jangan keraskan hati (ayat  7). Kita justru harus bersyukur mendapatkan firman itu karena itu tanda Tuhan masih  mengasihi dan mau kita berubah menjadi lebih baik. Firman Tuhan itu berguna untuk menumbuhkan iman kita yang mendengar atau membaca dan melakukannya.  Tuhan sangat ingin kita masuk ke dalam perhentian yang Tuhan sediakan. Jadi, terima setiap firman Tuhan dan lakukan setiap perintah-Nya. Sambut setiap ayat yang kita baca atau dengar dengan hati yang lemah lembut supaya kita bisa  dibentuk. Bersyukurlah kalau firman Tuhan yang disampaikan seseorang sangat menancap dan menyakiti hati, dan segera bertobatlah. Sahabat, lembutkan hatimu saat menerima firman Tuhan yang tajam menusuk dan menancap di hati. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa nasihat yang perlu terus kita ingat yang terdapat pada ayat 7? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10? Apa nasihat yang terdapat di ayat 11? Apa maknanya: Firman Allah hidup yang terdapat di ayat 12? (Baca Yohanes 1:1 dan 14) Apa maknanya: Firman Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun yang terdapat di ayat 12? (Baca Efesus 6:17) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)