Ketika ada SI LEMAH dan SI KUAT

Sahabat, ada saatnya ketika perbedaan tak dapat disatukan, yang harus kita lakukan adalah saling menerima perbedaan yang ada. Kehidupan rumah tangga Warna dan Rona (nama samaran) yang baru seumur jagung terus diguncang konflik. Mereka kerap berselisih pendapat berkepanjangan dan tidak menemukan jalan keluar. Mereka merasa saling tidak bisa memahami.  Ekspektasi demi ekspektasi yang tak terpenuhi membuat frustrasi. Akibatnya kehidupan rumah tangga mereka bagai telur di ujung tanduk. Sahabat, tanpa disadari kita sering berharap orang lain bereaksi tepat seperti yang kita kehendaki. Padahal, ada banyak faktor yang menentukan mengapa ia bereaksi begitu, dan tidak bereaksi begini. Faktor tersebut antara lain:  Tipe kepribadian. cara pandang, kebiasaan. keyakinan, pengalaman, pengasuhan dan pendidikan yang diterima. Bahkan menurut temuan ilmiah mutakhir tentang otak manusia, setiap orang bereaksi berbeda akibat struktur dan cara kerja otak yang memang tidak sama. Jadi, mengapa kita harus memaksakan apa yang memang diciptakan Tuhan berbeda? Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika ada SI LEMAH dan SI KUAT”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Roma 15:1-7.  Jemaat di kota Roma terancam kerukunannya akibat perselisihan berkepanjangan antara dua kelompok. Atas kasus makanan yang dipersembahkan pada berhala, masing-masing kelompok menantikan reaksi yang diharapkan. Dan, ketika hasilnya lain, mereka saling menyerang. Yang sini menghakimi, sedang yang sana menghina (Roma 14:10). Sebenarnya, kalau masing-masing mampu bertanggung jawab kepada Tuhan (Roma 14:6-8), setiap pihak layak bereaksi dengan caranya sendiri. Beralaskan sikap Kristus kepada kita, Paulus menasihatkan supaya mereka lebih saling menerima daripada saling menyerang (ayat 7). Barulah kerukunan akan tercipta (ayat 5). Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa nasihat pertama dari Rasul Paulus untuk jemaat di Roma (ayat 1)? Apa yang mesti dilakukan oleh orang percaya? (Ayat 2) Apa makna yang tersirat dari pernyataan Paulus yang terdapat di ayat 4? Apa yang menjadi doa dan harapan Paulus? (Ayat 5-6) Apa yang menjadi nasihat Paulus di ayat 7? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

SINGKAT tapi BERMANFAAT

Hidup manusia tidak kekal. Di mata Tuhan waktu itu singkat saja. Waktu yang sudah dilalui tak bisa diulang lagi. Tentu saja sangat disayangkan apabila masa yang terbatas kita isi dengan berbagai hal yang tidak bermanfaat. Bagaimana membuat hidup yang singkat  menjadi bermanfaat? Sahabat, ujaran kebencian, kekerasan verbal, dan penyebaran kabar bohong (hoax) mewarnai kehidupan dunia saat ini. Sesungguhnya hal-hal tersebut dapat menghancurkan persaudaraan, mengacaukan hidup bersama, dan merusak masa depan. Pertemanan yang tadinya akrab menjadi ambyar karena kabar bohong. Relasi antartetangga menjadi tidak rukun karena memelintir kebenaran dan beredarnya ujaran kebencian. Relasi antara orangtua dan anak pun merenggang karena kekerasan verbal melalui bentakan dan ejekan. Untuk lebih memahami topik tentang: “SINGKAT tapi BERMANFAAT”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 39:1-14. Ajal dan umur adalah hal yang tak bisa diketahui oleh seseorang. Kematian adalah suatu kepastian yang akan terjadi namun tak seorang pun tahu secara pasti kapan hal itu akan terjadi. Sahabat, Daud ingin supaya hidupnya yang singkat dijalani menjadi berkat dan bermanfaat melalui perkataan dan tindakannya. Daud mengatakan bahwa ia hendak menjaga diri agar ia tidak berdosa dengan lidah dan mulutnya (ayat 2). Mulut bisa digunakan untuk mengeluarkan kata-kata indah, menyejukkan, menyenangkan, menghibur, dan membangun.  Sebaliknya, mulut juga bisa dipakai untuk mencaci, mengumpat, mengejek, dan menjatuhkan orang lain. Selain itu  mulut yang sama juga bisa memberitakan kabar bohong dan ajaran yang menyesatkan orang. Sahabat, sebagai orang percaya,  kita amat faham bahwa kita adalah makhluk fana, kita diciptakan dalam ruang dan waktu oleh Sang Khalik yang tak fana, yang berada diluar batas waktu. Tugas kita adalah bagaimana dalam kurun waktu dan batas usia yang tersedia, kita dapat mengerjakan pekerjaan yang diamanatkan Allah tanpa lelah.  Karena itu, teruslah berkarya untuk TUHAN selama kita berada di dunia ini. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa tujuan Daud berdoa kepada Tuhan minta supaya Tuhan memberitahu kapan waktu ajalnya dan batas usia yang dia miliki? (Ayat 5) Apa makna dari pernyataan Daud di ayat yang ke-6? Apa makna dari pernyataan Daud di ayat yang ke-7? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)