Percayalah kamu telah menerimanya. Meme Firman Hari Ini (2 November 2021)
UNIK: Kekuasaan dan Kemurahan
Sahabat, salah satu sifat manusia adalah kagum akan hal-hal yang unik, yang khas, yang khusus, yang spesial. Sesuatu yang unik akan bernilai lebih, dan keunikan itu kita sematkan pada sesuatu yang tidak ada bandingannya. Pernahkah kita merenungkan seberapa unik Allah kita? Untuk lebih memahami topik tentang “Unik: Kekuasaan dan Kemurahan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 147:1-20. Mazmur haleluya yang kedua ini unik karena disusun menjadi tiga bagian (Ayat 1-6; 7-11; 12-20) yang masing-masing bisa berdiri sendiri. Lebih unik lagi, mazmur ini menyatu dengan tema kekuasaan dan kemurahan Tuhan atas Yerusalem (ayat 2, 12) dan atas seluruh alam ciptaan-Nya (ayat 4, 8-9, 15-18). Bagian pertama, pujian kepada Tuhan dikumandangkan karena Dialah yang telah membangun kembali Yerusalem serta mengumpulkan umat-Nya yang telah tercerai berai oleh karena pembuangan. Segala sakit hati umat yang tertindas oleh musuh telah dihapus (ayat 3), sebaliknya para musuh sudah dikalahkan (ayat 6). Di tengah bagian ini (ayat 4), pujian diarahkan pada karya penciptaan-Nya. Penggabungan dua motif ini mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Sang Penebus Israel tidak lain ialah Sang Khalik alam semesta, Dialah satu-satunya Allah yang mengatasi segala ilah lain yang disembah bangsa-bangsa! Bagian kedua, fokus pada karya Allah sebagai pemberi hidup bagi segala makhluk (ayat 8-9), termasuk manusia (ayat 10). Terutama kepada manusia, yang diciptakan unik karena bisa merespons karya-Nya secara pribadi, Allah menghendaki kesetiaan dan kebersandaran penuh (ayat 11). Bagian ketiga, kembali pada motif pertama yaitu karya-Nya atas pemulihan Yerusalem pasca pembuangan. Kali ini motif penciptaan terutama diarahkan pada pemeliharaan-Nya. Sang Penebus ialah Sang Pemelihara umat-Nya. Kalau alam ciptaan, dipelihara-Nya, terlebih lagi manusia. Kita diingatkan ajaran Yesus agar tidak khawatir akan sandang-pangan-papan karena burung dan bunga pun dipelihara-Nya (Matius 6:25-34). Allah yang kita sembah di dalam Alkitab adalah Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini (Yesaya 46:5). Maka, memuliakan Allah adalah sikap dan tindakan yang seharusnya muncul secara alami dari dalam diri kita. Pemazmur menegaskan bahwa semua tindakan Allah dikerjakan semata-mata oleh kedaulatan-Nya, tanpa meminta nasihat dari ciptaan-Nya. Maka, satu-satunya respons yang tepat adalah: “Haleluya!” (ayat 1, 20). Pujian inilah yang mengawali dan mengakhiri Mazmur 147. Sahabat, temukanlah keunikan Allah yang kita sembah melalui pembacaan dan perenungan kita pada hari ini. Semoga Sahabat sudah menemukannya dan berkenan untuk menuliskannya secara singkat serta membagikannya. Tuhan memberkati. (pg)
BERUBAH dan BERBUAH
Sahabat, keberadaan orang percaya di tengah dunia sebagai garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Artinya kita harus bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi orang-orang dunia. Bagaimana kita bisa menjadi berkat dan kesaksian bagi mereka, bila hidup kita tidak menunjukkan perubahan dan masih mengenakan manusia lama? Padahal di dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17). Adapun tanda bahwa kita ciptaan baru di dalam Kristus adalah berubah dan berbuah. Oleh karena itu.hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:8). Untuk lebih memahami topik tentang: “Berubah dan berbuah”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Timotius 1:12-17. Sahabat, pernahkah kamu membuat pengakuan bahwa kamu orang paling jahat, berdosa, dan segala yang buruk yang melekat dalam dirimu, serta menceritakan bahwa kamu punya masa lalu yang sangat kelam? Tentu sangat tidak mudah menyampaikan pengakuan sedemikian terbuka. Paulus menyatakan dirinya sebagai penghujat, penganiaya, dan ganas kepada pengikut Kristus (ayat 13). Ia menyebut dirinya orang yang paling berdosa (ayat 16). Sampai suatu ketika, dalam perjalanan ke Damsyik untuk memburu dan menganiaya para pengikut Kristus, Tuhan menjumpainya (Kisah Para Rasul 9:1-18). Ia dibuat buta oleh cahaya kemuliaan Tuhan, dan akhirnya pulih setelah didoakan Ananias. Peristiwa tersebut menjadi titik balik dalam hidupnya. Seorang penganiaya yang penuh amarah terhadap jemaat berubah menjadi pemberita Injil yang sangat militan dan tidak setengah-setengah. Ini merupakan bentuk kasih Tuhan kepada Paulus. Allah menunjukkan seluruh kesabaran-Nya kepada Paulus. Bahkan, Tuhan melihatnya setia dan memercayakan pelayanan besar dan mulia kepadanya (ayat 12). Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Dari pengakuan Rasul Paulus sendiri, apa yang menyebabkan dia dapat berubah? (ayat 13-16) Apa yang menyebabkan Tuhan memercayakan pelayanan yang besar dan mulia kepada Rasul Paulus? (Ayat 12 dan 16) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).