ReKat: KETAATAN mendatangkan KESEMBUHAN (27 Oktober 2021)

Bacaan Sabda: 2 Raja-Raja 5:1-19 Pembantu istri Naaman yang berasal dari Israel memberitahukan kepada istri Naaman: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria , maka tentulah nabi itu akan menyembuhkannya.” Elisa menyuruh  supaya Naaman mandi di sungai Yordan sebanyak tujuh kali dan penyakitnya akan sembuh. Reaksi Naaman,  ia menjadi gusar karena nabi Elisa tidak mau ke luar untuk menemuinya sendiri. Naaman juga merasa bahwa sungai Abana dan sungai Parpar di Damsyik lebih bagus dan lebih bersih daripada sungai Yordan yang ada di Israel. Mengapa nabi Elisa justru menyuruhnya untuk mandi di sungai Yordan? Naaman mau turun dan membenamkan dirinya tujuh kali di sungai Yordan. Naaman dipulihkan tubuhnya dan menjadi tahir. Pernyataan Naaman di depan Elisa,  “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak Allah kecuali di Israel” Tuhan Memberkati.  (Swan Lioe)

Maaf, saya TIDAK BISA DATANG

Sahabat, sering kita mendengar atau membaca pernyataan berikut: “Hidup itu pilihan.” Pengalaman hidup kita bercerita bahwa begitu kita membuka mata di pagi hari, kita langsung diperhadap pada berbagai pilihan. Nah, kita perlu menentukan pilihan. Kita perlu membuat  skala prioritas, mana yang paling penting yang harus kita segera kerjakan atau penuhi atau ikuti. Kalau kita menyadari bahwa hidup ini adalah karena kasih karunia Tuhan semata, maka seharusnya kita memiliki respons yang benar akan keselamatan yang Tuhan berikan dan juga panggilan-Nya.  Sampai saat ini pintu anugerah keselamatan dan berkat-berkat-Nya masih terbuka dan tersedia untuk siapa pun yang mau datang memenuhi undangan Tuhan.  Sahabat, untuk memahami lebih dalam topik tentang: “Maaf,  saya tidak bisa datang”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Matius 22:1-14. Dalam perumpamaan tersebut, dikisahkan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Waktu pelaksanaan perjamuan telah tiba, dan segala sesuatunya untuk keperluan pesta telah tersedia. Namun, ketika hamba-hambanya disuruh untuk memanggil para undangan, ternyata semua berdalih dengan berbagai macam alasan. Bahkan ada yang menangkap, menyiksa dan membunuh para hamba yang disuruh untuk memanggil para undangan. Maka raja pun murka sehingga menyuruh pasukannya membinasakan para pembunuh itu beserta kota mereka. Walaupun para undangan tersebut tidak datang karena bermacam alasan, namun perjamuan kawin itu tidak menjadi tertunda. Raja pun menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang seluruh orang yang mereka jumpai tanpa terkecuali. Injil adalah undangan Allah kepada orang berdosa untuk datang ke perjamuan-Nya dalam Kerajaan Allah. Kita menerima undangan Injil karena anugerah Allah, bukan karena kepantasan kita. Oleh karena itu, kita patut menjawab undangan dengan berpakaian pesta sebagai respons kita menjawab undangan Sang Raja. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang menjadi dalih beberapa orang yang tidak bersedia memenuhi undangan Sang Raja (ayat 5). Lalu apa yang tersirat dari dalih mereka? Apa yang dilakukan oleh sebagian orang yang telah diundang oleh Sang Raja (ayat 6)? Mengapa Sang Raja sangat marah ketika ada undangan yang tidak memakai pakaian pesta (ayat 11-13)? Pesan apa yang hendak disampaikan dengan sikap Sang Raja tersebut? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

HARTA yang LAYAK kita KEJAR

Sahabat, dunia masih sedang terjangkit penyakit konsumerisme. Manusia saling berpacu untuk memuaskan diri. Semuanya perlu uang. Sebab itu manusia berlomba-lomba mencari uang dan harta sehingga mereka berharap nafsunya terpuaskan. Mereka terjebak pada cinta uang. Banyak orang di dunia ini berlomba-lomba untuk mendapatkan harta sebanyak mungkin. Bahkan ada kalanya mereka bersedia menerapkan cara apa pun demi menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut. Namun, tidak jarang pula para pemenang dari perlombaan tersebut mengaku tidak pernah puas dan tidak bahagia, bahkan setelah mereka meraih begitu banyak harta sekalipun. Jika demikian, harta seperti apakah yang layak kita kejar? Untuk lebih memahami topik tentang “Harta yang layak kita kejar”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kolose 2:1-5. Paulus juga berlomba-lomba dalam mengejar suatu harta. Dalam surat Kolose tersebut, Paulus melukiskan upayanya itu sebagai suatu perjuangan yang berat. Harta macam apakah kiranya yang sedang dikejar Paulus dengan perjuangan berat itu? Jawabnya adalah Yesus Kristus. Sahabat,  di dalam Yesuslah tersembunyi segala harta, hikmat dan pengetahuan. Berbeda dengan pemilik harta dunia yang enggan berbagi, Paulus justru berusaha sungguh-sungguh agar jemaat Kolose dapat memperoleh harta itu sebagaimana Paulus juga memilikinya. Paulus melakukan apa saja agar jemaat Kolose merasa terhibur dan dapat bersatu dalam kasih. Sehingga jemaat ini pun dapat memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pada Yesus. Bagaimana sikap kita terhadap Yesus Kristus? Apakah kita memandang Yesus Juruselamat kita itu laksana suatu harta yang tak ternilai harganya? Ataukah kita lebih puas dan lebih menyukai harta lain di luar Yesus? Kiranya melalui perenungan  pada hari ini, kita memeroleh pemahaman tentang harta seperti apa yang layak kita kejar. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Upaya apa yang sedang diperjuangkan oleh Rasul Paulus? (Ayat 1-2) Mengapa bagi Paulus, Yesus merupakan harta yang paling berharga? (Ayat 3) Apa yang menjadi kerinduan terdalam Rasul Paulus terhadap jemaat di Kolose? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

IZINKAN aku MENIKMATI yang menjadi BAGIANKU

Sahabat, apakah masih ingat dengan fabel yang berjudul: “The Greedy Dog”. Dikisahkan, seekor anjing berlari-lari membawa tulang dari tong sampah. Ketika melewati jembatan, ia menunduk dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air sungai. Ia mengira, ada seekor anjing lain membawa tulang yang lebih besar daripada miliknya. Tanpa berpikir panjang, ia menjatuhkan tulang yang digigitnya dan langsung melompat ke air. Anjing tersebut  akhirnya harus bersusah payah berenang ke tepian. Ia sangat menyesal dan kecewa. Ia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang digigitnya tadi sudah hilang. Fabel tersebut sesungguhnya mau bertutur tentang  sikap tidak berpuas diri yang berkembang menjadi keserakahan, yang berpotensi membuat kita kehilangan kebaikan-kebaikan yang telah kita miliki. Jiwa kita akan dirundung oleh kekecewaan dan kekhawatiran. Karena itu, baiklah kita belajar bersyukur dan menikmati yang menjadi bagian kita. Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “Izinkan aku  menikmati yang menjadi bagianku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 30:7-9. Agur bin Yake dalam amsalnya menuliskan hal yang penting dalam permohonannya kepada Tuhan, yaitu jangan memberikan kepadanya kemiskinan atau kekayaan. Meminta jangan diberi kemiskinan adalah hal biasa, tetapi yang mengejutkan bahwa ia juga meminta jangan diberi kekayaan. Mengapa tidak miskin, tetapi juga tidak kaya? Baginya, ternyata baik kemiskinan maupun kekayaan bisa membawa masalah dan risiko yang berbahaya. Adalah luar biasa ketika ia menyatakan bahwa biarkan ia bisa menikmati makanan yang Tuhan berikan. Tanpa rasa syukur, kekayaan bisa membuat seseorang menyangkal Tuhan. Kekayaan seolah-olah hasil kerja semata sehingga seseorang tidak lagi memerlukan Tuhan dan ia bebas melakukan banyak hal dengan kekayaannya. Sebaliknya, tanpa rasa syukur, kemiskinan bisa membuat seseorang mencuri dan mencemarkan nama Tuhan. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Tolong sebutkan 3 hal yang menjadi permohonan Agur bin Yake kepada Tuhannya (Ayat 8). Apa yang menjadi latar belakang Agur bin Yake berdoa seperti tersebut di atas (Ayat 9)? Apa makna yang tersirat dari permohonan Agur bin Yake: “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan”? Apa makna yang tersirat dari permohonan Agur bin Yake: “Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.”? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)