Biarkanlah aku MENIKMATI MAKANAN yang menjadi bagianku. Meme Firman Hari Ini (25 Oktober 2021)
Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan. Meme Firman Hari Ini (23 Oktober)
KETEKUNAN: Sebuah Proses Panjang
Sahabat, segala sesuatu yang serba instan dan cepat sedang dicari semua orang. Begitu pula kita sebagai orang percaya. Kita menginginkan segala sesuatu dari Tuhan secara instan, dan tidak mau bersabar apalagi bertekun menanti-nantikan Dia. Akibatnya banyak orang percaya mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan karena masalah yang belum terselesaikan: Kegagalan dalam mencari pekerjaan, sakit-penyakit yang belum juga sembuh dan lain-lain. Pengalaman hidup kita bercerita bahwa ketekunan seseorang tidak terjadi dengan sendirinya. Perlu ada upaya, kerja keras dan disiplin diri; dengan kata lan, ketekunan membutuhkan suatu proses yang panjang. Sedangklan dunia saat ini banyak menawarkan hal-hal yang serba instan dan serba cepat. Kemudahan demi kemudahan ditawarkan di segala bidang kehidupan, mulai dari makanan cepat saji, perbankan yang menawarkan kemudahan memperoleh pinjaman uang atau modal, sampai jalan untuk menjadi artis atau orang terkenal secara instan ditawarkan melalui ajang lomba pencarian bakat. Sungguh sangat menggiurkan! Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang “Ketekunan: Sebuah proses panjang”, Bacaan Sabda hari ini saya ambil dari Ibrani 10:19-39. Ketekunan adalah bentuk terpenting dari displin diri dan merupakan ukuran sebenarnya dari karakter kita, bagaimana kita berpegang teguh terhadap suatu pengharapan dan apa yang kita yakini. Oleh karena firman Tuhan selalu mengingatkan agar kita memiliki ketekunan dalam segala hal, karena ketekunan dan kesabaran adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang sempurna (Roma 5:4-5). Sesulit dan seberat apapun keadaan kita saat ini, jangan berubah dan tetaplah bertekun di dalam Tuhan (Habakuk 2:3), Semua adalah bagian dari proses hidup kita! Ingat, Dia adalah Allah yang setia, Dia tidak pernah terlelap maupun tertidur. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah apa saja yang perlu kita lakukan terus menerus dari hari ke hari supaya kita tetap dapat bertekun dan bertahan di tengah pergumulan dan tantangan hidup yang semakin tidak mudah (Ayat 22-25, dan 38) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
Memiliki MATA IMAN
Hidup memang tidak akan mungkin tanpa masalah. Masalah akan senantiasa ada dalam sepanjang perjalanan kehidupan kita. Semoga kita meiliki mata iman bahwa ada Tuhan yang menyertai kita, dan Tuhan jauh lebih besar daripada segala pergumulan dan permasalahan yang kita hadapi. Kita harus terus melatih diri untuk melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, karena hanya dengan hidup bersama dengan-Nya kita akan mampu menghadapi masalah dengan ketenangan dan kepasrahan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Sahabat, mari bersama dengan Pemazmur kita berdoa, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” (Mazmur 119:18). Sesungguhnya Roh Kudus siap menyingkapkan segalanya, memberi hikmat bagi kita untuk mengetahui rencana Tuhan dalam hidup kita, memungkinkan kita melihat dengan jelas lewat mata iman dan karenanya kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hari depan. Untuk lebih mendalami topik tentang “Memiliki mata iman”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 6:8-23. Latar belakang dari perikop yang sedang kita renungkan adalah tentang peperangan antara bangsa Israel dan bangsa Aram (atau Siria, sekarang Suriah), yang sudah berlangsung cukup lama. Raja Ahab terbunuh dalam peperangan antar dua bangsa ini. Pada pemerintahan anaknya, Yoram, peperangan ini masih berlangsung. Saat itu raja negeri Aram menyusun strategi untuk melawan bangsa Israel. Namun setiap kali, strategi rahasia tersebut terbongkar. Akibatnya, berkali-kali pula penyerangan gagal. Setelah diberitahukan, bahwa yang membongkar setiap strategi rahasia tersebut adalah Elisa, sang abdi Allah, maka marahlah raja negeri Aram (ayat 12). Semula peperangan itu antara bangsa Aram dan bangsa Israel, tetapi kemudian berubah menjadi bangsa Aram melawan Elisa. Elisa menjadi satu-satunya “sasaran tembak” dari bangsa Aram. Hanya untuk melawan seorang, raja negeri Aram mengirim “kuda serta kereta dan tentara yang besar”. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut: Apa yang dilihat oleh bujang Elisa di pagi hari itu dan apa yang dikatakan oleh bujang tersebut kepada Elisa? (Ayat 14-15) Lalu apa jawaban Elisa kepada bujangnya? (Ayat 16) Apa yang Elisa doakan untuk bujangnya? (Ayat 17) Tolong ceritakan secara singkat (paling banyak 300 kata) dengan bahasamu sendiri bagaimana caranya Elisa yang hanya seorang diri dapat mengalahkan tentara Kerajaan Aram yang berjumlah banyak, tanpa ada pertumpahan darah (ayat 18-23). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
INSPIRATOR: Hidup yang MENGUBAHKAN
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi tersebut biasanya dilakukan melalui acara seminar, ceramah, pembekalan atau pelatihan. Menjadi motivator merupakan sebuah profesi. Jadi dia membekali diri supaya terampil memotivasi banyak orang. Sahabat, selain motivator, kita mengenal inspirator. Seorang inspirator menginspirasi orang lain melalui perubahan hidupnya. Dia menginspirasi orang lain melalui teladan hidupnya lewat perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatannya. Bisa saja sekali waktu ia berbuat salah dan gagal. Namun saat ia jujur mengakui kesalahan dan kebodohannya, ia justru akan menginspirasi banyak orang tentang arti hidup yang otentik. Inspirator membangun integritas hidup bukan dengan kata-kata, tetapi lewat perbuatan nyata. Untuk lebih memahami topik tentang “Inspirator: Hidup yang mengubahkan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 9:1-27. Saat itu, memang ada sebagian jemaat yang meragukan otoritas kerasulannya. Alih-alih kecewa, Rasul Paulus malah membuktikan keraguan mereka salah. Melalui pertanyaan retorik, Paulus mengingatkan dan menegaskan kepada jemaat Korintus akan identitasnya. Ia menceritakan tentang pertobatan, perjumpaannya dengan Yesus, dan perjuangannya memberitakan Injil (ayat 1). Perubahan Paulus menjadi bukti bagi mereka bahwa Kristus mampu mengubah kehidupan seseorang. Tidak hanya sampai di situ, Tuhan juga memanggil dan memakainya untuk memberitakan Injil. Melalui perubahan hidupnya, Paulus dapat menyaksikan kuasa Tuhan dan kekuatan Injil. Buah dari pelayanannya adalah kehidupan jemaat di dalam Tuhan (ayat 2). Sahabat, Rasul Paulus tidak mau menjadi motivator saja. Jangan sampai ia memberitakan Injil agar orang lain percaya, tetapi ia sendiri malah ditolak Tuhan karena ia hanya memberitakan kebenaran, tetapi tidak mengimani atau menghidupi kebenaran yang ia beritakan (ayat 27). Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa prinsip Rasul Paulus dalam memberitakan Injil? (Ayat 16 dan 17) Apa yang menjadi upah bagi Rasul Paulus dalam memberitakan Injil? (Ayat 18) Bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh Rasul Paulus untuk memenangkan banyak jiwa? (Ayat 19-22) Apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus agar setelah ia memberitakan Injil dirinya tidak ditolak? (Ayat 26 dan 27) Apa yang dinasihatkan Rasul Paulus kepada Timotius agar dia dapat menjadi seorang inspirator? (1 Timotius 4:12) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
ALLAH MAU PEDULI TERHADAP HAL-HAL KECIL
Sahabat, hari ini saya akan bercerita tentang mukjizat tapi bukan tentang mukjizat-mukjizat yang besar. Melainkan tentang hal-hal kecil yang orang tidak pernah menyangka bahwa Yesus Tuhan kita yang hidup dan berkuasa akan mau peduli dengan “hal yang kita anggap sepele”. Cerita tersebut dapat Sahabat baca di Injil Yohanes 2:1-11. Di bagian inilah kita sering tidak menduga, bahwa Allah kita sangat peduli dengan “kebutuhan-kebutuhan kita yang kita anggap sepele”. Tanpa kita sadari, di pikiran kita sudah terbentuk bahwa yang namanya mukjizat itu kalau orang buta menjadi melihat; orang lumpuh menjadi berjalan; dan orang sakit kusta menjadi tahir. Kalau Tuhan Yesus menolong kebutuhan air anggur dalam sebuah pesta pernikahan itu bukan sebuah mukjizat? Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang “Allah mau peduli terhadap hal-hal kecil”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 6:1-7. Di masa nabi Elisa, walau masyarakat Israel secara moral carut-marut, para nabi dibawah bimbingannya masih memerlihatkan kepedulian sosial dan kesehatian, gotong royong. Hal tersebut terlihat ketika tempat buat mereka berkumpul dan belajar sudah penuh sesak (ayat 1). Kemiskinan membuat mereka sehati saling bahu-membahu membangun tempat belajar yang lebih besar untuk kepentingan bersama (ayat 2). Di samping itu, Elisa sebagai pemimpin rohani turut membantu mereka (3-4a). Hal yang patut dipuji dari mereka adalah integritas dan dedikasi diri. Mereka belajar hal-hal rohani, tetapi mereka tidak mau menjadi beban bagi masyarakat Israel. Mereka bekerja keras dalam segala hal untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Untuk membangun tempat baru, mereka sama sekali tidak meminta bantuan dana. Dengan akal budi serta kedua tangan dan kaki, mereka saling bergotong royong menebang pohon (ayat 4b). Dalam proses menebang pohon terjadi musibah, yaitu mata kapak jatuh ke air yang keruh dan dalam, sehingga tidak memungkinkan untuk diambil (ayat 5a). Orang yang meminjam kapak itu bingung melihat kejadian tersebut. Ia tidak tahu dengan cara bagaimana dapat mengembalikan kapak itu, sebab ia sama sekali tidak memiliki uang. Mungkin dengan susah payah ia akan mengumpulkan uang, mungkin dengan meminta bantuan sana sini (ayat 5-b). Di tengah kegalauan itu, penghiburan dan pertolongan Allah datang melalui Elisa. Hanya melemparkan sepotong kayu, mata kapak besi yang berat itu mengambang di permukaan air (ayat 6-7). Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah secara singkat pengalamanmu bagaimana Allah menolong memenuhi kebutuhanmu yang kamu anggap sepele. Panjang tulisan maksimal satu halaman kuarto diketik dengan font 12 dan 1,5 spasi. Selamat sejenak merenung dan menulis, Tuhan memberkati. (pg)