ReKat: TUHAN: Pembela dan Penolongku (16 Oktober 2021)

Bacaan Sabda: Mazmur 35:1-28 Kita melihat bahwa Daud meminta kepada Tuhan untuk melakukan pembalasan atas kejahatan orang – orang yang memusuhinya, karena Daud menyadari bahwa pembalasan adalah hak Tuhan. Daud merasa bahwa orang yang memusuhinya tanpa alasan telah membuat dia merasa bahwa mereka telah merusak jiwanya dan ingin menghabisi nyawanya, dan seolah – olah Tuhan diam saja tidak peduli. Daud menyadari bahwa Tuhanlah hakim yang adil, Ia pasti akan melakukan keadilan kepada orang yang berbuat jahat. Atas pertolongan Tuhan, walaupun belum terjadi Daud berjanji akan bersorak-sorak atas keselamatan dari Tuhan, ia akan menyanyikan syukur baik di depan jemaah maupun di tengah rakyat yang banyak. (Lidia)

ADA ALLAH, ADA PERTOLONGAN

Allah tidak pernah berjanji bahwa hidup kita sebagai orang percaya akan selalu lancar dan tanpa kesulitan. Namun jangan putus asa, karena Allah menjanjikan bahwa Ia akan menuntun, menyertai, dan memberi kita kekuatan dalam menjalani kehidupan yang penuh permasalahan yang rumit.Suatu ketika, murid-murid sedang berada di dalam perahu dan Kristus juga turut serta, tapi Ia sedang tidur di buritan di sebuah tilam.  Tiba-tiba taufan dahsyat mengamuk dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu hampir penuh dengan air dan nyaris tenggelam.  Murid-murid menjadi sangat takut dan segeralah mereka membangunkan Tuhan,  “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”  (Markus 4:38-b).  Tuhan segera bangun dan menghardik angin itu dan danau pun menjadi tenang.  Berkatalah Tuhan kepada mereka,  “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”  (Markus 4:40).  Untuk lebih memahami topik tentang: “Ada Allah, ada pertolongan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 41:1-20. Ayat 1-7 menggambarkan ketidakbergunaan berhala-berhala dan dilema orang-orang kafir yang memilih untuk bergantung kepada sesamanya, dan kepada berhala. Lalu Allah berseru kepada Israel yang telah Dia pilih agar tidak takut dan bimbang karena Allah menyertai mereka (ayat 8-10). Sahabat, tidak ada situasi apa pun dimana Allah yang Mahakuasa tidak dapat menolong kita. Dengan demikian kita tidak perlu takut kepada musuh yang marah, pada kelemahan diri kita sendiri, maupun keadaan yang begitu menyulitkan, karena ada Allah yang menyertai dan menuntun langkah kita. Berdasarkan hasil perenungan dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Banyak musuh yang marah terhadap Israel, lalu apa yang akan diperbuat Allah kepada musuh-musuh Israel tersebut? (Ayat 11-13) Walaupun umat Allah lemah, digambarkan sebagai “cacing Yakub” dan “ulat Israel”, lalu apa yang akan diperbuat Allah untuk menolong mereka? (Ayat 13-15) Keadaan begitu sulit sehingga orang-orang sengsara tidak dapat menemukan air hingga jadi kehausan, lalu apa yang diperbuat Allah untuk menolong mereka? (Ayat 17-19) Apa tujuan Allah menolong umat-Nya? (Ayat 20) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

MUKJIZAT dapat TERJADI setiap SAAT

Saya sering menulis kepada Sahabat yang sedang sakit atau menjalani masa pemulihan pernyataan sebagai berikut: “TETAP JAGA HARAPAN. Dalam kegelapan, cahaya sekecil apa pun tetap memberi arah. Ketika Sahabat sedang sakit seperti saat ini, harapan sekecil apa pun tetap membuka kemungkinan. Ingat jangan pernah menyerah, tetap jaga harapan, sekecil apa pun, MUKJIZAT dapat terjadi SETIAP SAAT.” Sahabat, dinamika hidup terus bergulir, ada suka dan duka, sakit dan sehat, tertawa dan menangis, menabur dan menuai, berhasil dan gagal.  Namun yang pasti, dalam setiap keadaan Tuhan sanggup membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkhotbah 3:11a).  Tuhan dapat menghadirkan mukjizat dan kemenangan dalam situasi yang bagaimana pun, yang secara manusia adalah mustahil tapi bagi Dia tak ada yang tak mungkin. Untuk memahami lebih dalam pokok bahasan tentang: “Mukjizat dapat terjadi setiap saat”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 4:1-7. Kali ini nabi Elisa harus mengatasi problem seorang janda miskin. Sejak kematian suaminya, yang adalah seorang nabi, ia meninggalkan hutang yang banyak kepada istrinya. Selain itu, kondisi keluarga ini semakin terpuruk secara ekonomi. Belum lagi ditambah tenggat waktu melunasi hutang semakin dekat. Ancaman rentenir adalah dua anak laki-laki janda itu akan dijadikan budak (ayat 1-b). Hal itu memilukan hati si janda sebagai seorang ibu. Namun ia tetap bertahan dalam iman bahwa Allah pasti menolongnya. Itu sebabnya ia datang kepada nabi Elisa meminta pertolongan (ayat 1-a). Sahabat, iman membutuhkan tindakan konkret. Tanpa menjalani apa yang diimani, mustahil harapan kita menjadi kenyataan. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang ditanyakan oleh nabi Elisa kepada janda tersebut? Lalu apa jawab Si Janda? (Ayat 2) Apa yang diperintahkan oleh nabi Elisa kepada Si Janda dalam ayat 3? Apa yang diperbuat oleh Si Janda beserta 2 orang anaknya? (Ayat 4-6) Apa yang dikatakan nabi Elisa kepada Si Janda di ayat 7? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

KETAATAN mendatangkan KESEMBUHAN

Ada cukup banyak orang percaya yang tidak suka dan  merasa alergi  jika mendengar khotbah tentang ketaatan, karena yang ada di pikiran mereka,   ketaatan selalu identik dengan larangan-larangan:  tidak boleh ini,  tidak boleh itu, sesuatu yang tidak boleh dilanggar, yang jika dilanggar ada sanksi atau konsekuensinya. Karena itu tidaklah mengherankan jika orang percaya lebih suka mendengar khotbah tentang berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mukjizat dan sebagainya.  Sesungguhnya kita perlu menyadari  bahwa berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mukjizat adalah dampak atau upah dari ketaatan seseorang. Sahabat, untuk mendalami topik tentang “Ketaatan mendatangkan kesembuhan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 5:1-19. Naaman adalah salah seorang tokoh di dalam Alkitab, namanya tidak asing di telinga orang percaya.  Ia sangat terkenal, berkuasa, berpengaruh dan dihormati oleh banyak orang.  Sebagai panglima raja Aram bisa dikatakan sebagai tangan kanan raja, karena itu ia sangat dikasihi oleh raja.  Naaman bukan hanya seorang jenderal, tapi juga seorang pahlawan perang yang gagah perkasa.  Kontribusinya bagi negara tak diragukan lagi. Meski memiliki posisi tinggi dan terpandang ada satu noda dalam hidup Naaman. Dia menderita penyakit kusta.  Siapa pun orangnya dan setinggi apa pun pangkatnya jika terserang penyakit itu pasti dijauhi banyak orang;  apalagi di kalangan orang Ibrani penyakit kusta dianggap najis dan berbahaya karena dapat menular kepada orang lain.  Maka dari itu orang yang menderita sakit ini harus diasingkan dari masyarakat luas.  Tidak seorang pun yang diperbolehkan bersentuhan dengannya (Imamat 13:46).  Akhirnya Naaman mengalami mukjizat kesembuhan ketika ia mau bertindak dalam ketaatan terlebih dahulu. Sahabat, di luar rahmat Allah, kehidupan manusia penuh pemberontakan. Hanya ketaatan semata, hidup kita mendapatkan sentuhan Allah. Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawabalah beberapa pertanyaan berikut ini: Bagaimana jalan ceritanya sampai Naaman bersedia berangkat berobat ke Samaria? (Ayat 1-3) Ketika Naaman bertemu dengan nabi Elisa, apa yang diperintahkan oleh Elisa untuk dikerjakan oleh Naaman? (Ayat 10) Bagaimana reaksi Naaman ketika mendengar perintah dari Elisa? (Ayat 11-12) Akhirnya apa yang dilakukan oleh Naaman dan apa yang dia peroleh? (ayat 14) Apa pernyataan Naaman di depan Elisan? (Ayat 15) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)