Jangan seorang pun memegahkan diri di hadapan Allah. Meme Firman Hari Ini (14 Oktober 2021) Attachments area
Malaikat Tuhan Berjaga. Meme Firman Hari Ini (13 Oktober 2021)
Mengejar kebenaran dan kasih. Meme Firman Hari Ini (12 Oktober 2021)
ReKat: Mengapa Sahabat BERSYUKUR (09 Oktober 2021)
Bacaan Sabda: Mazmur 33 : 1- 22. Daud bersyukur karena firman Tuhan itu: Benar; selaras dengan keadilan dan hukum; firman Tuhan itu berkuasa; dan rencana Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Rancangan-Nya turun temurun. Daud bersyukur karena Pribadi Tuhan: Tuhan itu berkuasa, berotoritas, tapi sangat peduli kepada umat-Nya; Tuhan selalu memerhatikan mereka yang selalu berharap akan kasih setia-Nya; Tuhan bukan hanya pencipta manusia dan alam semesta, tapi Dia juga pemelihara hidup umat-Nya. Pernyataan Daud di ayat 12 : Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik- Nya sendiri. (Haryono)
Bak BEJANA PECAH di TANGAN Sang PANJUNAN
Sahabat, Kintsugi secara harfiah berarti sambungan emas. KIN artinya emas dan TSUGI artinya sambungan. Kintsugi adalah kesenian yang berasal dari Jepang. Kintsugi yaitu seni memperbaiki bejana/vas yang rusak dengan pernis dan bubuk emas. Menariknya, sang panjunan tidak menutupi kerusakannya. Ia justru menyatukannya dengan pernis dan bubuk emas sehingga menonjolkan bagian yang rusak dengan emas dan membuat bejana itu lebih indah daripada sebelumnya. Seni Kintsugi akhirnya menjadi populer, barang-barang pecah belah yang pecah (rusak) disambung kembali menjadi barang pecah belah yang indah, lebih indah daripada sebelumnya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak yang sengaja menghancurkan bejananya untuk dibuat menjadi Kintsugi. Sahabat, untuk mendalami topik tentang “Bak bejana pecah di tangan sang panjunan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 31:1-25. Dalam Mazmur 31, Daud melihat dirinya seperti bejana yang pecah (ayat 13) karena: Tekanan hidup yang ia hadapi (ayat 8b-11), karena reputasinya yang rusak (ayat 12-13a), dan karena ada banyak orang yang ingin mencabut nyawanya (ayat 14). Dalam pergumulan hidup ini, janganlah lupa bahwa Tuhan punya kuasa untuk menguatkan ketika kita lemah. Ia juga punya kuasa untuk menegakkan ketika kita terjatuh. Berserulah kepada-Nya dan tetaplah memercayai kebaikan hati-Nya, karena bejana yang pecah sekalipun dapat dijadikan indah di tangan-Nya. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Dalam kesesakannya, mengapa Daud berseru kepada Tuhan? (Ayat 2, 4, 20, dan 22) Dalam perjalanan hidupnya, Daud merasakan apa saja yang telah Tuhan perbuat bagi dirinya? (Ayat 8-9, dan 20-23) Walaupun Daud mengalami banyak kesukaran dan penderitaan, prinsip apa yang selalu dipegang dan dipraktikkan oleh Daud? (Ayat 7 dan 15) Berdasarkan pengalaman hidupnya, apa yang Daud pesankan kepada umat Tuhan? (Ayat 25) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
HIDUP dalam KASIH
Sahabat, empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut, dan juga membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang tersebut. Empati memainkan peran penting dalam membangun dan menjaga hubungan antara sesama manusia. Perbedaan tingkat empati ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lingkungan sosial di masa kecil ataupun sekarang, cara pandang terhadap sesuatu, pola asuh orangtua, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan yang dimiliki. Sahabat, dalam banyak kesempatan ketika kita merasa bersyukur terhindar dari kejadian buruk, kita seringkali lupa bahwa ada orang lain yang mungkin tidak seberuntung kita. Benar, kita memang patut bersyukur atas penyertaan Tuhan pada diri kita, yang menghindarkan kita dari kejadian-kejadian buruk, namun kita harus menjaga agar jangan sampai kita mengabaikan orang lain yang tertimpa masalah. Maksud saya, jangan sampai kita mensyukuri keuntungan lalu lupa dengan orang yang menderita, atau malah bergembira di atas kesusahan atau musibah yang menimpa orang lain. Bentuk kasih yang dianugerahkan Tuhan kepada kita bukanlah bentuk kasih yang hanya terfokus kepada diri sendiri saja, tetapi justru tertuju kepada sesama kita. Itu bisa lewat berbagai bentuk seperti simpati, empati, rasa sepenanggungan, kepedulian dan sebagainya. Alangkah keterlaluannya jika kita mengaku sebagai orang percaya yang rajin bersyukur, namun kita mengabaikan orang-orang lain yang tengah tertimpa musibah karena kita terlalu sibuk mensyukuri diri sendiri. Belas kasihan membuka pintu bagi perubahan yang nyata. Supaya tindakan dan perkataan kita menjadi berarti bagi seseorang, maka terlebih dahulu kita perlu memastikan diri kita benar-benar mengasihi mereka. Apakah saat ini saya sudah hidup di dalam kasih? Sahabat, untuk memahami topik tentang “Hidup dalam kasih”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Roma 12:9-21. Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Agar jemaat Roma mengerti bagaimana hidup dalam kasih, Paulus memberikan beberapa nasihat kepada mereka: Apa nasihat Rasul Paulus dalam ayat 9? Apa nasihat Rasul Paulus dalam ayat 10? Apa nasihat Rasul Paulus dalam yat 12? Apa makna nasihat Rasul Paulus dalam ayat 15? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
SEMBAHLAH dan TAATILAH
Sahabat, penyembahan merupakan ungkapan penghormatan atas kebesaran, keagungan dan kekudusan Tuhan. Kita perlu menghormati hadirat Tuhan dengan jalan menyembah-Nya, bukan hanya lewat kata-kata saja, tetapi juga melalui sikap tubuh kita: Bersujud, tersungkur, dan berlutut, sebagai tanda merendahkan diri dan ketidaklayakan kita di hadapan-Nya. Penyembahan merupakan bentuk pujian yang tertinggi! Secara umum kita bergerak mulai dari puji-pujian dan kemudian menuju kepada penyembahan. Sahabat, ketika seseorang dipenuhi oleh hadirat dan kemuliaan Tuhan, secara spontan ia akan berlutut dan sujud menyembah di hadapan Tuhan. Itu adalah tanda dari rasa hormat. Jatuh tersungkur di hadapan seseorang tanda penghormatan yang paling dalam. Untuk memahami lebih dalam topik tentang: “Sembahlah dan taatilah”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 95:1-11. Mazmur 95 merupakan mazmur puji-pujian dan juga undangan untuk beribadah kepada Tuhan. Mazmur ini masuk dalam kumpulan mazmur 90-106 yang memberikan penekanan pada ibadah umat Allah untuk menyampaikan pujian syukur dalam bait Allah. Sahabat, memuji Allah wajib dilakukan oleh orang percaya. Pemazmur mengajak bangsa Israel bersorak-sorai dan sujud menyembah-Nya. Pemazmur mengajak umat menyembah Tuhan karena Ia adalah Allah dan Raja yang besar. Namun, Mazmur 95 tidak hanya mencakup ajakan untuk memuji, tetapi juga nasihat untuk mawas diri terhadap peringatan Allah. Peringatan yang diberikan tidak main-main sebab peringatan tersebut berasal dari Allah. Pada awal penulisannya, pemazmur mengajak umat memuji Allah (ayat 1-7a). Akan tetapi, mulai dari ayat 7b, bangsa Israel dituntun untuk mendengarkan peringatan Allah. Sahabat, berdoalah agar kita tidak hanya memuji Allah, tetapi juga dibarengi dengan ketaatan kepada-Nya. Karena itu, marilah saat ini kita belajar untuk terus taat kepada Allah sembari memuji kebaikan dan kebesaran-Nya dalam hidup kita hari lepas hari. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa peringatan Tuhan yang pertama dalam ayat 8? Apa peringatan Tuhan yang kedua dalam ayat 9? Apa peringatan Tuhan yang ketiga dalam ayat 10? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
PENJAGAAN dan PERTOLONGAN TUHAN
Sahabat, ada cukup banyak orang percaya yang gampang sekali putus asa ketika diperhadapkan pada pergumulan hidup yang berat, karena mereka berpikir Tuhan tidak memperdulikan hidupnya lagi. Hal tersebut tidak benar! Tidak sekalipun Tuhan meninggalkan dan membiarkan umat-Nya bergumul sendirian (Yesaya 46:4). Jika Tuhan mengizinkan kita melewati masa-masa sulit itu artinya Dia sedang melatih kita untuk bergantung penuh kepada-Nya. Jangan pernah lari dari prosesnya Tuhan. Mungkin terasa sakit tapi mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab proses butuh waktu dan ketekunan (Ibrani 10:36). Jadi Sahabatku, sesulit apa pun keadaan kita, tetap arahkan pandangan kepada Tuhan. Untuk mendalami topik tentang: “Penjagaan dan pertolongan Tuhan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 121:1-8. Mazmur 121 merupakan salah satu nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh umat Tuhan dalam perjalanan mendaki gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Sampai hari ini pun mazmur ini masih dipakai dalam mengawali sebuah perjalanan. Di sini terlihat jelas pemazmur sangat mengerti bahwa tidak ada yang bisa diandalkannya selain Tuhan. Pemazmur melayangkan matanya ke gunung-gunung untuk mendapatkan sumber pertolongan, namun tidak ada pertolongan di situ. Pada waktu itu, gunung mempunyai peran yang sangat penting sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Selain itu, bagi bangsa Israel gunung Sion adalah tempat Tuhan bertakhta. Bangsa-bangsa lainnya pada zaman itu juga selalu melihat gunung sebagai tempat allah mereka bertakhta. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dimaksud oleh Pemazmur dengan kata “gunung-gunung” dalam ayat 1? Apa maknanya “Tuhan takkan membiarkan kakimu goyah” dalam ayat 3-a? Apa maknanya “Penjagamu tidak akan terlelap dan tertidur” dalam ayat 3-b dan 4? Apa maknanya “Tuhan akan menjaga nyawamu” dalam ayat 7-b? Apa maknanya “Tuhan akan menjaga kita selama-lamanya” dalam ayat 8? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)