ReKat: KETAATAN: Harga yang Harus DIBAYAR (28 September 2021)

Bacaan Sabda: Kejadian 26:1-6 dan Kejadian 26:12-31 Ketika Ishak taat menjalankan kehendak Tuhan, maka Tuhan memberkati Ishak dengan luar biasa, Tuhan memberkati Ishak dengan 100 kali lipat dan Ishak menjadi sangat kaya. Orang Filistin marah kepada Ishak, karena mereka cemburu dengan kekayaan Ishak  yang mempunyai kambing domba, lembu sapi serta anak buah yang sangat banyak. Orang Filistin menutup semua sumur yang telah digali pada zaman Abraham. Tanggapan Ishak terhadap Abimelekh, Ishak pergi dari situ menuju lembah Gerar dan menetap di sana. Reaksi Ishak terhadap orang-orang Gerar yang mau menangnya sendiri,  Ishak mengalah, ketika Ishak menggali sumur-sumur  di sana, airnya meluap-luap dengan limpah sehingga terjadi pertengkaran antara para gembala Ishak dengan para gembala Gerar dan Ishak menamainya Esek dan Sitna. Akhirnya Ishak pindah dari situ dan menggali sumur lain dan tidak terjadi pertengkaran, maka sumur itu dinamainya Rehobot , sambil berkata: Tuhan telah memberi kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini. Abimelekh mengakui bahwa Tuhan telah menyertai Ishak. Mereka lalu mengadakan janji sumpah untuk tidak mengganggu Ishak  dan selalu berbuat baik kepadanya. Ishak juga mengadakan perjamuan bagi Abimelekh dan sahabatnya dan Ishak pun melepas Abimeleh  untuk pergi dengan damai. Sungguh indah kisah ini, dan setiap ketaatan akan mendatangkan berkat. Tuhan memberkati. (Swan Lioe)

TUHAN tetap Menyediakan MASA DEPAN

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi hari esok? Hari esok menjadi  suatu misteri, bagi siapa pun, sehingga ada cukup banyak orang yang mencemaskan hari esoknya. Tetapi firman Tuhan meyakinkan kita bahwa masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan pernah hilang (Amsal 23:18). Tuhan mampu mengubah apa yang buruk menjadi baik. Masa depan kita tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki, namun masa depan kita sepenuhnya ada di tangan Tuhan Yesus, Sang Gembala Agung. Mungkin ada diantara kita  pernah mengalami peristiwa yang memalukan. Kesalahan itu terjadi mungkin berupa ketidaksengajaan kita, kegagalan atau keputusan salah yang kita lakukan. Tidak sedikit dari kita merasa kecewa berkepanjangan,  merasa diri gagal, dan kehilangan masa depan. Benarkah sebuah kesalahan di masa lalu dapat menghancurkan masa depan kita? Sahabat, masa lalu yang memalukan mungkin menjadi salah satu bagian hidup kita, namun hal itu tidak seharusnya membuat kita menyerah kalah. Bukankah kita mendengar janji: Ketika kita mendapat hikmat (pribadi Tuhan) maka ada masa depan dan harapan yang tidak akan hilang? Bahkan peristiwa memalukan dan kebodohan yang pernah kita lakukan di masa lalu pun tidak lagi diingat oleh Tuhan. Tuhan tidak ingin melihat hidup kita terpuruk, Ia menghendaki diri kita bangkit dan melangkah kepada masa depan dan harapan baru yang sudah disediakan-Nya. Yakinlah, seburuk apa pun kesalahan kita di masa lalu. Tuhan tetap menyediakan masa depan bagi orang yang mengandalkan-Nya. Untuk memahami lebih dalam topik: “Tuhan tetap menyediakan masa depan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 24:13-20. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dimaksud dengan kata hikmat dalam ayat 14? Tuliskan dengan bahasamu sendiri pemahamanmu tentang masa depan yang engkau peroleh dari ayat 13 dan 14. Apa yang engkau pahami tentang kejatuhan orang benar? (ayat 16) Apa kaitannya antara penjahat dengan masa depan? (ayat 19 dan 20) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Mengapa Tuhan MEMBERIKAN KARUNIA YANG BERBEDA?

Itulah yang kurang dimengerti orang percaya mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya?  Sahabat, setiap orang memiliki kelebihan dan  kekurangan.  Jika kita membandingkan, apalagi mempertandingkan diri kita  dengan orang lain, itu adalah kekeliruan yang besar dan berbahaya. Hal itu dapat menimbulkan rasa iri hati dan memicu persaingan yang tidak sehat. Ujungnya, kita terjebak dalam usaha untuk menjadi yang paling utama dan berkuasa. Mudah ditebak, hasil akhirnya hanya kehancuran relasi, komunitas, atau persekutuan. Untuk mendalami pergumulan kita pada hari ini: “Mengapa Tuhan memberikan karunia yang berbeda”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 12:1-11. Hal semacam itu (alinea 2)  tidak hanya terjadi di luar gereja. Dalam tubuh Kristus pun hal serupa kerap terjadi. Jemaat Korintus saat itu menilai karunia-karunia rohani sebagai sebuah tanda kedewasaan rohani. Bagi mereka, semakin banyak memiliki karunia rohani, maka semakin tinggi kualitas spiritualitas. Mereka menyangka dengan segala pencapaian itu, maka semakin besar pula kuasa rohaninya. Akibatnya, terjadi kompetisi yang tidak sehat. Setiap orang merasa dirinya lebih rohani dan berkuasa daripada yang lain. Sahabat, kita semua diberi karunia rohani yang berbeda-beda untuk dipakai di saat yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Namun semuanya itu harus dipakai dalam kasih bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:12). Di mana pun Allah menempatkan, kita dapat memakai apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita untuk melakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sembari mengingat bahwa kita semua merupakan anggota dari gereja, yaitu tubuh Kristus (1Korintus 12:13-14). Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Tuliskan pemahamanmu terhadap pernyataan Rasul Paulus yang terdapat di ayat 4-6. Apa tujuan Tuhan memberikan karunia Roh yang berbeda kepada tiap-tiap orang? (ayat 7) Tuliskan bermacam karunia rohani yang dinyatakan oleh Rasul Paulus di ayat 8-10. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Bagaimana caranya supaya TUHAN DIMULIAKAN?

Mengapa Tuhan menciptakan manusia? Salah satu alasannya agar manusia memuliakan nama-Nya. Jika Allah mencipta manusia demi memuliakan-Nya, berarti hidup manusia harus selalu mencerminkan hal tersebut. Sahabat, kita adalah cermin Allah, jadi Allahlah yang harus tampak dalam hidup kita.  Hal tersebut tidak dapat ditawar lagi. Sahabat, tujuan Allah menciptakan manusia   agar manusia itu memuliakan Allah Sang Pencipta. Apapun yang kita lakukan tujuan utamanya adalah demi kemuliaan bagi Allah. Apapun profesi dan pekerjaan kita saat ini harus kita gunakan untuk memuliakan Allah. Apa pun yang kita perbuat dalam hidup ini, hendaknya hanya untuk kemuliaan Allah saja. Tidak peduli sekecil apapun bagian yang sedang kita kerjakan atau perbuat, mari kita lakukan hal tersebut dengan segenap hati dan mempersembahkan itu hanya untuk kemuliaan-Nya saja. Allah tidak akan melihat seberapa kecil atau besar hal yang kita lakukan, namun Dia melihat kesungguhan dan ketulusan kita dalam mengerjakannya. Mengerjakan hal kecil namun dengan sungguh-sungguh dan memuliakan nama-Nya jauh lebih berharga daripada melakukan pekerjaan besar namun tidak berkenan di hadapan-Nya. Sahabat, memuliakan Tuhan bukan berarti membuat Tuhan lebih mulia, karena Dia sudah mulia dan tidak kekurangan kemuliaan; kemuliaan Tuhan sudah sempurna dan tidak perlu ditambahkan oleh manusia. Memuliakan Tuhan berarti mengakui dan menghargai kemuliaan Tuhan di atas segalanya dan membuat kemuliaan-Nya dikenal melalui hidup kita. Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “Bagaimana caranya supaya Allah dimuliakan?”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 10:23-33. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut: Sebutkan dua hal yang benar-benar perlu kita perhatikan dalam tindakan dan perbuatan kita (ayat 23). Apa pesan Rasul Paulus bagi kita dalam menjalani dan menikmati hidup? (ayat 31) Apa tujuan Rasul Paulus berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal? Apa implikasinya bagi kita saat ini? (ayat 33) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)