Etika Emas. Meme Firman Hari Ini (13 September 2021)
Mendengarkan firman Allah dan memeliharanya. Meme Firman Hari Ini (12 September 2021)
BERBUAH: Tanda Kehidupan dan Kedewasaan
Sahabat, lamanya seseorang menjadi orang percaya atau berapa lama orang terlibat dalam pelayanan di ladang Tuhan tidak menjamin 100% hidupnya sudah berbuah bagi Tuhan. Buah berbicara tentang hidup yang menjadi berkat bagi orang lain, hidup yang berguna atau berdampak bagi orang lain. Sesungguhnya buah itulah yang ingin Tuhan lihat dalam kehidupan setiap orang percaya. Mengapa setiap orang percaya harus menghasilkan buah? Buah merupakan sesuatu yang alamiah yang dihasilkan oleh tanaman atau pohon. Adakah kita mendapati buah pada tanaman atau pohon yang sudah kering dan mati? Tidak. Jadi buah adalah salah satu tanda bahwa di dalam tanaman atau pohon itu ada kehidupan. Selain itu buah juga sebagai pertanda bahwa tanaman atau pohon mengalami pertumbuhan yang baik. Kita tahu bahwa tanaman atau pohon tidak akan pernah menghasilkan buah jika ia belum dewasa. Jadi orang percaya yang dewasa rohaninya pasti akan menghasilkan buah. Maka untuk menggali lebih dalam tentang hidup yang berbuah, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yohanes 15:1-8. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah berberapa pertanyaan berikut: Apa yang menjadi kunci agar hidup kita berbuah? (Ayat 4 dan 5) Apa yang dijanjikan Yesus jika hidup kita melekat kepada-Nya? (Ayat 7) Apa dampaknya jika hidup kita berbuah banyak? (Ayat 8) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
TIADA JALAN LAIN
Sahabat, keselamatan adalah rencana Allah, bukan rencana manusia. Hanya rencana Allah, dan bukan rencana-rencana yang lain, yang dapat menyelamatkan jiwa kita yang terhilang serta menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Memang banyak jalan menuju Roma, tetapi hanya ada satu jalan yang bisa memimpin kita kepada Allah. Jalan keselamatan Allah itu adalah melalui Putra-Nya yaitu Yesus Kristus. Apakah benar Yesus satu-satunya jalan bagi keselamatan manusia? Menjawab pertanyaan ini, Robertson McQuilkin memberi suatu analogi. Bayangkan, Sahabat adalah satpam rumah sakit yang bertugas di lantai 10. Sahabat tahu lokasi tangga darurat yang denahnya sudah ditandai dengan jelas. Ketika terjadi kebakaran besar, tepatkah jika Sahabat masih mendiskusikan kemungkinan adanya jalan aman selain melalui tangga darurat tersebut atau kemungkinan selamat jika terjun dari lantai 10? Tanggapan paling tepat adalah membawa semua pasien secepat mungkin menuju tangga darurat. Untuk menggali lebih dalam perihal jalan keselamatan, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kisah Para Rasul 4:1-22. Sahabat, Petrus dan Yohanes ditangkap, ditahan, dan disidang. Mereka diancam dan dilarang keras untuk berbicara tentang Yesus. Namun, mereka tidak dapat dihentikan. Alasannya lugas dan logis: Jika keselamatan bagi manusia di seluruh dunia hanya ada di dalam iman kepada karya Yesus (ayat 12), bagaimana mungkin tidak menyebarluaskan pengalaman dan kabar baik ini kepada semua orang (ayat 20)? Tidak mungkin. Yesus sendiri pernah mengajar mereka, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan berikut: Mengapa kita sibuk melakukan banyak hal yang baik, tetapi belum sempat mengusahakan agar orang-orang dekat kita dapat mendengar Firman kehidupan dalam Kristus yang memerdekakan? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
Sebuah UCAPAN SYUKUR
Mengucap syukur adalah sikap yang sangat baik. Kita mengucap syukur dalam segala hal. Mengucap syukur dalam bahasa Yunaninya adalah Eucharisteo yang artinya: Penuh sukacita, merasakan kepenuhan, terimakasih dan berterima kasih. Sahabat, jadi sebuah ucapan syukur bukanlah sekadar kata – kata yang diucapkan melalui bibir saja, tetapi sebuah ucapan yang berasal dari dalam hati. Ucapan syukur terucap karena adanya sebuah kesadaran rohani akan kebaikan – kebaikan Allah di dalam hidup kita. Sebuah ucapan syukur berasal dari hati yang tulus dan diucapkan dengan sepenuh hati, bukan setengah hati. Ucapan syukur kita itu harus di dalam segala hal bukan hanya dalam sukacita saja tetapi walau kita sedang mengalami dukacita kita harus mengucap syukur. Kata “dalam segala hal” berasal dari kata “en pas”, yang memiliki arti: Dalam segala hal, dalam keadaan situasi, dan dalam keadaan segala kondisi. Dengan demikian adalah sebuah hal yang sangat penting bahwa kita sebagai orang – orang percaya menyadari bahwa adalah sebuah hal yang penting bagi kita untuk mengucapkan ucapan syukur sepenuh hati di dalam segala kondisi dan situasi. Memang ada banyak hal dalam hidup ini yang perlu disyukuri, ketimbang kita terlalu berkeluh kesah dengan hal yang menyusahkan. Ketika kita tidak bisa bersyukur, maka hidup kita akan dikuasai masalah. Masalah akan menjadi pusat perhatian kita dan bukan Tuhan yang memberi kita kekuatan untuk menang dari segala masalah. Dengan tetap berfokus pada yang baik ketika ada campuran yang tidak baik, kita bisa mengucap syukur dalam segala hal dan bersukacita senantiasa serta tetap berdoa. Sahabat, untuk menggali lebih dalam perihal mengucap syukur, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Tesalonika 5:16-18. Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, tuliskanlah beberapa pemahamanmu tentang mengucap syukur. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)