TUHAN punya CARA KERJA

Pada sekitar tahun 2007, lutut kanan saya kalau dipakai berjalan sakit sekali, bahkan pernah pada satu siang ketika saya berjalan-jalan di satu mal bersama istri, kaki kanan saya lemas, tidak punya kekuatan untuk berjalan. Saya sudah berusaha berobat ke beberapa dokter dan minum beberapa obat herbal, tapi tidak kunjung sembuh. Pada suatu malam di Lapangan Tri Lomba Juang Semarang ada KKR Kesembuhan Illahi. Pembicaranya dari luar negeri. Saya hadir bersama istri dan anak. Saya sudah didoakan, tapi tidak mengalami kesembuhan. Ternyata saya menderita sakit pengapuran sendi dan akhirnya saya sembuh melalui oeprasi penggantian lutut yang dikerjakan oleh bapak dr. Bambang Kisworo. Sahabat, kita bisa jadi tergerak dan terinspirasi oleh kesaksian hamba Tuhan atau orang percaya lain, khususnya jika kesaksian itu berkaitan dengan kebutuhan kita. Misalnya, ada hamba Tuhan bersaksi saat ia butuh mobil, Tuhan menyuruhnya memberikan sepeda motornya kepada hamba Tuhan yang melayani di pedesaan,  dan ternyata tidak beberapa lama ia diberkati sebuah mobil. Atau, ada hamba Tuhan lain yang bersaksi bahwa gerejanya berkembang dengan pesat  setelah ia berpuasa 40 hari 40 malam. Lalu kita pun berusaha mengikuti apa yang mereka lakukan, namun tidak mengalami perubahan. Tidak ada yang terjadi. Tidak mengalami apa yang mereka alami. Mengapa bisa begitu? Karena kekristenan bukanlah sebuah metode. Cara Tuhan bekerja tidak sama seperti rumus matematika: jika kita memasukkan satu angka ke dalam sebuah persamaan pasti akan didapat hasil yang diinginkan. Cara Tuhan bekerja bagi setiap pribadi belum tentu sama. Metode yang berhasil bagi seseorang belum tentu dapat diterapkan untuk orang lain. Sahabat, untuk menggali lebih dalam mengenai hal tersebut, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 55:1-13. Berdasarkan dari hasil perenunganmu, tuliskan pemahamanmu tentang cara kerja Tuhan bagi masing-masing pribadi (perhatikan ayat 8-9). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Ketuklah PINTU-PINTU Jawaban DOA

Ada kejutan bagi orang yang dengan iman mengetuk pintu-pintu jawaban doa dan bersemangat melewati pintu yang sesak bersama Yesus. Sahabat, semua orang pasti mempunyai kebutuhan dan juga keinginan dalam hidupnya.  Untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan keinginan tersebut orang perlu berusaha dan bekerja.  Kabar gembiranya:  Tuhan tahu persis apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan kita meski hal tersebut masih tersimpan di dalam hati, belum kita katakan.  Sebagai Bapa yang baik Ia telah menyediakan semua yang menjadi kebutuhan anak-anak-Nya, dan semuanya itu baik adanya, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.”  (Yakobus 1:17). Sahabat, apa pun yang menjadi kebutuhan dan keinginan kita, sampaikan dan beritahukan kepada Tuhan melalui doa.  Segala berkat yang kita butuhkan ada dalam tangan Tuhan, oleh karena itu berharaplah kepada-Nya, jangan kepada yang lain, sebab tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan.  Dia pasti akan membuka jalan serta menyediakan segala yang kita butuhkan dengan cara-Nya yang heran dan ajaib.  Asal kita taat kepada Tuhan, apa yang menjadi kebutuhan kita pasti Tuhan sediakan tepat pada waktunya (1 Yohanes 3:22). Yesus mengajarkan kita untuk berani meminta, mencari, bahkan mengetuk pintu-pintu jawaban doa. Untuk mendalami topik tersebut, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Matius 7:7-11. Berdasarkan hasil perenungmu dari bacaan kita tersebut, tulislah makna mintalah, carilah, dan ketoklah (ayat 8). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).

MENYERAHKAN dan MEMERCAYAKAN

Siapa yang tidak pernah khawatir? Sahabat, sebagai manusia biasa, kadang kita merasa khawatir merupakan hal yang wajar dan manusiawi, karena kita tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dalam hidup kita pada hari ini. Namun  jangan sampai kekhawatiran menguasai hidup kita. Kekhawatiran adalah sikap berpikir berlebihan atau terlalu cemas tentang suatu masalah atau situasi. Kekhawatiran adalah sebuah perasaan gelisah, ketakutan atau kengerian terhadap sesuatu yang belum terjadi.  Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Kekhawatiran adalah ketakutan akan sesuatu yang mungkin terjadi. Sesuatu yang tidak kita ketahui. Sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan. Sahabat, mengapa kita khawatir? Kita khawatir karena kita ingin mengontrol keadaan agar sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Kita khawatir karena tidak ingin hal-hal buruk menimpa diri kita atau keluarga kita atau orang-orang yang kita cintai. Untuk menggali topik tentang kekhawatiran dan bagaimana cara mengatasinya, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Petrus 5:6-11. Sahabat,  berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:   Apa nasihat Rasul Petrus yang pertama yang perlu kita lakukan? (Ayat 6) Rasul Petrus mendorong kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran. Menyerahkan berarti melepaskan, memberikan kepada pihak lain. Kepada siapa?  Mengapa?  (Ayat 7) Janji apa yang disampaikan oleh Rasul Petrus? (Ayat 10) Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

MENGOLESKAN MINYAK

Minyak urapan, disebutkan sebanyak 20 kali dalam Alkitab, digunakan di dalam Perjanjian Lama untuk dituangkan di atas kepala Imam Besar dan keturunannya. Juga untuk dipercikkan pada Kemah Suci dan perabotannya untuk menandakan bahwa semuanya kudus dan dipisahkan bagi Allah (Keluaran 25:6; Imamat 8:30; Bilangan 4:16). Sebanyak tiga kali, minyak ini dinyatakan sebagai “minyak urapan yang kudus” sehingga orang Yahudi dilarang keras untuk membuatnya demi kepentingan pribadi (Keluaran 30:32-33). Sahabat, Alkitab memakai dua macam istilah untuk tindakan “mengoleskan minyak. Yang pertama berarti mengoleskan minyak gosok untuk memijat, mengobati, atau merawat orang sakit (terluka). Yang kedua, mengoleskan minyak sebagai bagian dari suatu upacara keagamaan. Yang pertama adalah tindakan medis, sedangkan yang kedua tindakan ritual. Untuk mendalami penggunaan minyak untuk tindakan medis, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yakobus 5:13-16. Sahabat, Yakobus dalam  memakai istilah Yunani yang mengandung pengertian medis. Kala itu penggunaan minyak gosok untuk orang sakit sangat lazim (Lukas 10:34). Boleh dikata, pengolesan minyak mewakili tindakan medis pada saat itu. Kalau kita sempat mencermati temuan mutakhir dan kemajuan teknologi pengobatan terkini pasti berdecak kagum. Minyak gosok telah berkembang menjadi sinar laser. Pertanyaannya, di zaman yang sangat mendewakan kecepatan, masihkah doa memiliki tempat yang penting dan mendesak?  Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan 3 (tiga) makna dari nasihat Yakobus yang berkaitan dengan doa, sakit penyakit, dan pengobatan. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)