INJIL: Kekuatan Allah

Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan hidup kekal bagi mereka yang memercayai-Nya. Inti Injil adalah Yesus Kristus. Injil, dalam bahasa Yunani, disebut euaggelion. Artinya  kabar baik, kabar gembira, berita baik. Inti dari kabar baik adalah kedatangan Yesus Kristus di dunia dengan gambar rupa Allah. Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Mesias dan Juru Selamat manusia berdosa harus dihina, diolok-olok, dianiaya, menderita, disalib, mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Semuanya itu dilakukan-Nya dengan penuh belas kasihan untuk menebus dan menyelamatkan manusia dari hukuman dosa bagi yang percaya kepada-Nya. Sahabat, kedatangan dan penderitaan-Nya di dunia menandai dimulainya suatu pemerintahan Allah yang indah, luar biasa dan ajaib di bumi. Pemerintahan Allah dengan Injil sebagai dasar hukum yang paling utama dan terutama. Injil yang membawa kabar baik, sukacita dan damai sejahtera dan harus diberitakan kepada segala bangsa sampai ke ujung bumi. Injil yang menjadi kekuatan Allah dalam penebusan dan penyelamatan manusia dari hukuman dosa yang berujung kebinasaan kekal dengan nyala api yang tidak pernah padam selamanya. Menjalani hidup sebagai orang percaya itu tidak mudah karena kekristenan bukanlah suatu permainan, tetapi adalah suatu medan pertempuran.  Terlebih lagi hidup di zaman sekarang ini,  banyak ilah-ilah dunia yang siap menjerat dan menyeret orang-orang percaya yang tidak memiliki keyakinan teguh terhadap Injil. Sahabat, untuk mendalami topik kita pada hari ini, Bacaan Sabda saya ambil dari Roma 1:16-17.  Berdasarkan hasil perenungan Sahabat dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah 2 keyakinan Rasul Paulus tentang Injil. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

MENGAMPUNI: Memerdekakan Kita dari Rasa Benci

Sahabat, sesungguhnya mengampuni orang lain akan memerdekakan diri kita dari rasa benci, dan  kesabaran niscaya akan kita miliki ketika kita belajar mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita. Sabar adalah sifat yang dipunyai oleh Kristus. Dia tidak melawan dan membalas pada saat diperlakukan semena-mena. Orang yang mempunyai sifat sabar, pasti ramah, penuh kasih, rendah hati, lemah lembut, suka mengampuni dan tidak mendendam. Sahabat, mengampuni adalah perintah Yesus kepada umat-Nya (Matius 18:35). Paulus menegaskan, sebagai manusia baru di dalam Kristus, kita diajak saling mengampuni. Mengampuni membutuhkan kerendahan hati, belas kasihan, kemurahan, dan kesabaran. Kita semua adalah orang-orang yang sudah diampuni. Harga pengampunan itu tak ternilai: kematian Yesus di kayu salib. Semakin kita menyadari besarnya anugerah tersebut, semakin kita dimudahkan untuk mengampuni sesama. Tuhan telah mengampuni kita sebelum kita menyebutkan rincian dosa kita. Dia melihat hati kita yang bertobat dan mengampuni segala pelanggaran kita. Orang yang mengampuni tidak menyimpan kesalahan orang lain di dalam hatinya. Mengampuni berarti memilih untuk melupakan kesalahan orang lain. Kadang orang tersebut tidak meminta maaf. Namun, dengan mengampuni, kita membebaskan diri dari rasa benci dan sakit hati yang membebani hati. Dengan hati yang terbebas inilah, kita dapat kembali melakukan panggilan hidup sebagai umat-Nya dengan lebih efektif. Sahabat, untuk menggali lebih dalam perihal kesabaran dan pengampunan, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kolose 3:12-17. Berdasarkan hasil renunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah apa kaitannya antara kesabaran dan pengampunan (perhatikan ayat 12 dan 13). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)  

RASA CUKUP: Mutiara yang paling Berharga

Tahukah Sahabat, sesungguhnya seseorang disebut kaya apabila dia sudah bisa merasa dan berkata: “Cukup.” Kapan kita merasa cukup? Seorang rekan muda berkata bahwa dia dapat merasa cukup jika honornya sudah mencapai UMR lebih sedikit.  Rasa cukup adalah mutiara yang paling berharga. Pengalaman hidup kita bercerita bahwa bahwa rasa cukup bukan kita bawa sejak lahir, ataupun sesuatu yang mudah dilakukan. Saya dan keluarga bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan izinkan kami pernah merasakan  bagaimana rasanya mengalami kelimpahan maupun kekurangan. Kami pernah merasakan bagaimana rasanya tidak ada uang yang tersisa pada bulan itu, tapi juga pernah merasakan bagaimana senangnya karena ada dana yang tersisa yang dapat kami tabung pada bulan itu. Memang kadang kondisi keuangan kami   kurang bersahabat, namun pemeliharaan Tuhan menopang kami dengan kuat. Sahabat, saat kita berkelimpahan maupun kekurangan, memiliki rasa cukup merupakan tantangan tersendiri. Biasanya apabila materi mengalir dengan deras ke kantong kita, kita ingin aliran itu menjadi lebih deras lagi dan kita tidak akan puas sampai kapan pun. Sedangkan ketika kita sedang kekurangan, kita sering mengeluh, apalagi saat kita membandingkan hidup kita dengan orang lain. Mari teruslah belajar memiliki rasa cukup karena Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan kita, bukan keinginan kita. Karena ketika kita bisa merasakan cukup atas semua yang sudah Tuhan beri, tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain, kita akan menikmati  kedamaian dan ketenangan hidup. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi memberi kita pelajaran berharga soal rasa cukup. Maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Filipi 4:10-20. Sahabat, berdasarkan  hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan 3 berkat yang kamu peroleh dari pengalaman hidup dan pelayanan Rasul Paulus. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg) 

TUHAN PENOLONGKU

Pandemi Covid-19 membuat cukup banyak orang kehilangan rasa aman. Kekhawatiran. kegelisahan bahkan ketakutan cukup banyak dirasakan.  Khawatir akan hari esok, gelisah karena tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, dan apakah akan berubah menjadi endemi? Pandemi Covid-19 juga membuat cukup banyak orang yang kehilangan. Kehilangan pendapatan mereka sehari-hari, kehilangan pekerjaan, kehilangan usaha mereka, bahkan yang lebih mengerikan, cukup banyak yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Bahkan ada yang tiba-tiba menjadi yatim, piatu atau yatim piatu. Sahabat, lalu bagaimana kita bisa mendapatkan rasa aman dan ketenangan?  Ketika ada situasi dalam hidup yang merampas rasa aman dan membuat kita khawatir,  apa yang harus kita ingat? Kemana dan kepada siapa kita mencari pertolongan? Ternyata, kekayaan yang berlimpah, jabatan yang tinggi, kekuasaan dan koneksi yang luas, serta kepandaian yang tinggi, tidak dapat dijadikan sebagai andalan sebagai penolong dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sahabat, untuk menggali tentang siapa penolong yang dapat kita andalkan, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 121:1-8. Dalam penziarahannya, Pemazmur terus mengarahkan pandangannya ke banyak hal untuk menemukan penolong yang sejati. Ternyata bukan gunung-gunung.  Pada akhirnya Pemazmur diyakinkan bahwa hanya TUHAN yang dapat diandalkan sebagai PENOLONG. Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan 4 (empat) hal yang membuat Pemazmur yakin bahwa Tuhan itu penolong yang sejati. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)