ALLAH menjadi PAHLAWAN bagi Umat-Nya

Pahlawan berarti orang yang memberikan diri membela, menolong, menyelamatkan, dan berkorban demi orang lain. Dalam masa pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari satu tahun,  kehidupan kita setiap hari  pasti banyak menghadapi tantangan, kesesakan, pergumulan, keterbatasan, kesulitan, kegagalan, hambatan, dan berbagai rintangan lainnya. Kita butuh seorang pahlawan untuk menolong, mendampingi dan menyelamatkan kita dari berbagai pergumulan hidup yang tidak mudah tersebut. Tidak mungkin hanya mengadalkan kekuatan kita yang sangat terbatas.  Kita membutuhkan seorang pahlawan yang bisa menyelematkan kita dari cengkeraman ketakutan dan kekhawatiran. Sahabat, ada kabar gembira yang dibawa oleh nabi Zefanya bahwa  Allah bersedia menjadi pahlawan bagi kita. Sebagai pahlawan yang tidak terkalahkan, Allah pasti memberi kemenangan. Mengapa demikian? Karena Allah tidak akan mempermalukan setiap orang yang berharap dan datang kepada-Nya. Maka pada hari ini saya mengambil Bacaan Sabda dari kitab Zefanya 3:9-20. Dari perenungan tersebut tolong tuliskan 5 (lima) hal yang dilakukan oleh Allah untuk menyelamatkan dan menolong umat-Nya (perhatikan ayat 15-18 dan 20). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

ALLAH itu LUAR BIASA

Konon, burung rajawali tatkala ada badai menerpa tidak terbang menghindar sejauh mungkin dari badai tersebut, tetapi ia membiarkan dirinya berada di dalam badai dengan membentangkan kedua sayapnya untuk mengikuti ke mana arah putaran badai itu.  Dengan menyerap kekuatan badai tersebut si rajawali dapat terbang semakin tinggi di angkasa.  Terbang bersama badai adalah cara untuk melatih sayapnya sehingga ia semakin kuat dan kokoh.  Kedahsyatan badai justru berdampak positif bagi burung rajawali itu sendiri. Allah sebagai pencipta burung rajawali tentu jauh lebih luar biasa, jauh lebih dahsyat. Allah sebagai pencipta manusia dan alam semesta beserta isinya, tentu saja dapat mengatasi badai pandemi Covid-19 yang saat ini sedang menerpa Indonesia dan seluruh dunia. Sahabat, yang menjadi masalah, hampir semua orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan, padahal jalan Tuhan tidak ada yang instan, semua harus  melalui proses. Ketidaksabaran menantikan Tuhan bertindak adalah faktor yang menyebabkan kita gagal melihat dan mengalami perkara-perkara besar dari Tuhan.  Nabi Habakuk menasihati,  “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”  (Habakuk 2:3).  Mengapa kita harus menanti-nantikan Tuhan?  Karena waktu Tuhan bukanlah waktu kita.  Melalui kesabaran dan ketekunanlah seseorang akan menerima apa yang dijanjikan-Nya, sebab segala sesuatu yang dijanjikan Tuhan tidak ada yang terlambat, dan juga tidak terlalu cepat.  Untuk mendalami hal tersebut, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yesaya 40:12-31. Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan tersebut, tolong tuliskan 3 (tiga) hal yang berkaitan dengan pribadi Tuhan dan apa yang harus Sahabat perbuat ketika badai kehidupan menerpamu. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).

Menebarkan KEBAIKAN

Surat Petrus yang pertama ditujukan kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Dengan demikian jemaat Tuhan adalah jemaat diaspora. Tersebar di berbagai kota termasuk Asia kecil. Mereka kebanyakan para perantau yang mengadu nasib di tempat baru. Sahabat, tentu saja mereka bak ikan di akuarium, kehidupannya dilihat orang dari berbagai penjuru. Kehadiran mereka diterima dengan beragam sikap. Ada yang menerima, ada pula yang menolak secara tegas. Karena itu, Petrus perlu menulis surat untuk mengingatkan agar mereka senantiasa menyatakan sikap hidup yang baik sebagai pengikut Yesus dengan cara menjauhi segala keinginan daging, bijaksana di tengah-tengah bangsa non-Yahudi, hormat dan tunduk pada peraturan yang ada, menghormati para pemimpin negara yang diberi kekuasaan untuk menegakkan keadilan bagi orang benar. Etika yang seperti ini diharapkan dapat menjadi cara menghilangkan kecurigaan, bahkan fitnah yang selama ini dialami oleh umat percaya. Sahabat, berangkat dari asumsi bahwa posisi dan kondisi jemaat Tuhan pada waktu itu hampir sama dengan posisi dan kondisi jemaat di Indonesia saat ini, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Petrus 2:11-17. Kebaikan yang jemaat Tuhan lakukan bukan semata-mata memiliki pamrih untuk bisa diterima, tetapi yang utama agar orang-orang dapat mengerti atau mengenal Kristus. Cara efektif untuk menghadapi segala fitnah, pandangan miring dengan perbuatan nyata, yaitu melakukan kasih dengan mewujudkan kebaikan kepada sesama dan ketaatan pada peraturan yang ada. Mari kita merenungkan bacaan kita pada hari ini. Dari hasil renungan tersebut,  tolong tuliskan 2 hal yang perlu dilakukan oleh jemaat Tuhan pada saat itu dan saat ini sehingga  keberadaan mereka dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat di sekelilingnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang siapa Tuhan mereka yang telah berhasil mengubah cara dan pola hidup mereka. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)