HIDUP DAMAI dengan MEREKA yang BERBEDA

Sejak dahulu kala para pendiri negara Republik Indonesia (RI) telah menetapkan bahwa semboyan bangsa Indonesia: “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Syukur kepada Tuhan, para pendiri negara RI telah diberi hikmat oleh Tuhan untuk mengayomi suku bangsa di Indonesia yang lebih dari 1.000 suku bangsa dengan menetapkan semboyan negara RI tersebut. Sahabat, para Pendiri Negara RI menyadari bahwa lebih dari 1.000 suku bangsa kita hidup di bumi yang sama, di kolong langit yang sama, di bawah mentari yang sama. Karena itu mereka sejak awal punya kesadaran bahwa siapa pun yang tinggal di Indonesia,  kerelaan untuk berbagi ruang hidup dengan semua suku bangsa adalah keharusan yang tak boleh ditawar. Memang bagi sebagian orang, hal tersebut  sama sekali bukan masalah. Namun oleh sebagian yang lain, berbagi ruang hidup dengan suku bangsa yang berbeda dinilai sebagai kesalahan besar, bahkan ancaman. Masih ada orang yang mengeklaim ruang hidup bersama sebagai ruang hidupnya sendiri bersama mereka yang sama, dan menampik kehadiran siapa pun yang berbeda. Sahabat, di awal pertumbuhan gereja, jemaat keturunan Yahudi menolak menerima warga non-Yahudi. Karena alasan-alasan primordialisme, mereka menilai warga non-Yahudi tidak layak untuk ada bersama dengan mereka. Untuk itu, maka  Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Roma 15:1-13. Mari kita merenungkan nasihat Rasul Paulus tersebut. Berkat dan pemahaman apa saja yang Sahabat dapatkan? Tuhan memberkati. (pg)

ALLAH sumber KEKUATAN dan BERKAT

Sahabat, Bacaan Sabda kita hari ini saya ambil dari kitab Kejadian 14:17-24.  Sangat menarik, dengan sengaja penulis menyisipkan kisah tentang Abram dengan Melkisedek (ayat 18-20) di tengah kisah Abram dengan raja Sodom (ayat 17, 21-24). Hal tersebut menunjukkan bahwa penulis hendak mengontraskan sikap Abram terhadap Melkisedek dengan sikapnya terhadap raja Sodom. Melkisedek adalah raja Salem (raja Yerusalem), sekaligus sebagai  imam Allah yang Maha tinggi (ayat 18). Ia datang membawa roti dan anggur serta memberkati Abram. Abram merespons dengan memberikan perpuluhan (ayat 19-20). Sedangkan Raja Sodom yang musuh-musuhnya telah dikalahkan oleh Abram (ayat 14:1-16) datang untuk mengambil orang-orangnya yang telah ditolong oleh Abram. Ia bermaksud memberikan semua jarahan yang telah dimenangkan dalam pertempuran tersebut kepada Abram. Bisa jadi sebagian jarahan tersebut merupakan harta Sodom yang telah diambil musuhnya. Namun Abram sama sekali tidak mau mengambil apa pun, supaya jangan ada perbincangan bahwa raja Sodom telah membuat Abram kaya (ayat 21-24). Sahabat, sikap Abram yang begitu menghormati Melkisedek, tetapi tidak mengindahkan raja Sodom menunjukkan bahwa ia lebih menghormati orang yang takut akan Allah. Walaupun bersikap baik terhadap raja Sodom akan memberikan keuntungan secara finansial, tetapi Abram menolak harta dari raja Sodom. Sebaliknya Abram malah memberikan perpuluhan kepada Melkisedek. Bagi Abram bukan harta yang penting, tetapi siapa orang tersebut di mata Allah. Penolakan Abram didasarkan pada keyakinannya bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan berkat. Itu sebabnya ia menyambut berkat yang diberikan Melkisedek dan menolak pemberian Raja Sodom. Sahabat, mari kita renungkan sejenak Bacaan Sabda kita pada hari ini. Berkat apa saja yang kita dapatkan dari perenungan kita saat ini? Tuhan memberkati. (pg)