TUHAN: Sang Penolongku

TUHAN: Sang Penolongku

Sahabat, pepatah lama berbunyi: “Seperti telor di ujung tanduk” yang artinya suatu keadaan yang sangat berbahaya (kritis atau genting), salah sedikit bisa celaka. Mungkin ada diantara kita yang pernah mengalami situasi yang digambarkan oleh pepatah tersebut.  Atau mungkin ada diantara kita yang  pernah mengalami situasi yang mengancam keberadaan hidup kita, entah itu karena sakit penyakit, bencana alam, dibenci orang lain, atau ada orang-orang yang berniat mencelakakan kita.

Saat ini, bahkan mungkin berbagai permasalahan hidup sedang menghimpit kehidupan kita. Harapan seolah-olah hilang dan kita kehilangan semangat menjalani kehidupan. Bahkan, mungkin saja kita sudah sampai meragukan pemeliharaan Tuhan. Kita mungkin juga meragukan: Benarkah Tuhan adalah penolongku?

Untuk lebih memahami topik tentang: “TUHAN: Sang Penolongku”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 54:1-9 dengan penekanan pada ayat 6. Sahabat, Mazmur 54 merupakan bagian dari nyanyian pengajaran Daud ketika orang Zifi datang mengatakan kepada Saul bahwa Daud bersembunyi kepada mereka (ayat 2). Saul yang tidak bisa berpikir sehat karena diliputi oleh iri hati kepada Daud berupaya membunuhnya.

Daud pun harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari Saul dan tentaranya. Dalam situasi demikian, Daud sukar membedakan lagi mana kawan dan mana lawan. Orang-orang Zifi yang seolah-olah nampak sebagai kawan karena bersedia dijadikan tempat persembunyian Daud, ternyata berkhianat dengan memberitahu Saul bahwa Daud bersembunyi pada mereka. Satu-satunya yang dapat dijadikan tempat berharap dan tempat pertolongan tiada lain adalah Tuhan sendiri. Dalam doanya Daud memohon kepada Tuhan agar memberikan keselamatan kepada dirinya karena nama Tuhan sendiri (ayat 3).

Atas segala pertolongan yang diberikan Tuhan, pada dasarnya, Ia tak menuntut banyak. Ia hanya meminta kita untuk mengandalkan-Nya senantiasa dan bersyukur untuk segala karya-Nya.

Sahabat, marilah kita mengingat bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan yang kukuh. Dialah yang menopang kita untuk melintasi badai kehidupan. Mari kita belajar dari Daud. Ia ditimpa banyak permasalahan hidup yang amat berat. Namun, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya dan melepaskannya dari kesesakan. Jangan berhenti berharap kepada-Nya, sebagaimana Allah juga tak pernah berhenti mengasihi kita.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang diminta Daud kepada Allah dalam ayat 3?
  2. Apa yang diminta Daud kepada Allah dalam ayat 4?
  3. Bagaimana Daud menggambarkan situasi dan kondisi yang sedang dia alami? (Ayat 5)
  4. Apa yang menjadi keyakinan Daud dalam ayat 6?
  5. Apa yang dialami dan dilakukan Daud dalam ayat 8 dan 9?

Selamat sejenak merenung. Sahabat, Dalam kesesakan, tetaplah percaya kepada TUHAN. Persembahkan syukur atas pertolongan-Nya, meski kesulitan masih kita hadapi. (pg).

Renungan Lainnya