KESULITAN. Pengalaman hidup kita bercerita bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam hidupnya, yang membedakannya adalah bagaimana reaksinya terhadap kesulitan-kesulitan tersebut.
Beberapa orang merasa takut terhadap kesulitan dan mencoba untuk menghindarinya dengan segala cara. Sesungguhnya tanpa kesulitan, tidak akan ada pembelajaran, tidak ada pertumbuhan, dan tidak ada penemuan. Misalnya seorang atlet harus mendorong dirinya sendiri kepada titik optimal jika mereka ingin mencapai prestasi puncaknya. Otot-otot akan tumbuh menjadi lebih kuat jika secara konstan dilatih.
Pelaut yang terbaik adalah pelaut yang telah belajar untuk menguasai badai, kabut, perairan asing, dan masalah-masalah yang ada di dalam kapalnya. Berapa banyak pelajaran yang diperoleh seorang pelaut handal jika setiap hari pelayarannya selalu sempurna dan tanpa kesulitan?
Dari contoh-contoh tersebut jelas terlihat bahwa kesulitan bisa membuat seseorang menjadi lebih kuat dan tangguh. Kita akan memperoleh banyak manfaat dari kesulitan-kesulitan yang menghampirimu. Oleh karena kita tidak bisa menghindari kesulitan, maka kita mungkin bisa belajar untuk menghargai segala manfaatnya. Saat kita menyadari peran vital dari kesulitan terhadap kesuksesanmu, cara pandangmu secara mental akan menjadi lebih positif dan level frustasi serta sikap negatif lainnya akan segera sirna.
Maka saat kita menghadapi suatu kesulitan, perlakukan ia sebagai sebuah peluang dan bukan sebagai sesuatu yang harus dihindari. Dengan melakukannya akan memungkinkan kita untuk menggunakannya sebagai sebuah batu loncatan dan tidak akan merasa goyah karenanya. Dengan setiap kesulitan yang dapat kita atasi, kita akan memperoleh banyak pengetahuan berharga dan akan bertumbuh menjadi lebih kuat.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yunus dengan topik: “The DIFFICULTIES will Call Us to Come to GOD (KESULITAN Mengundang Kita untuk Datang kepada TUHAN)”. Sahabat, ketika kehidupan kita berjalan dengan normal, hubungan kita dengan Tuhan mungkin berada dalam kondisi yang baik-baik saja. Kita menganggap segala berkat-Nya adalah hal yang wajar saja. Namun, ketika jalan kehidupan tidak seperti yang diharapkan, barulah kita berpaling kepada Tuhan, lalu berteriak meminta pertolongan-Nya.
Setelah mengalami pengalaman buruk akibat badai yang menerpa kapalnya saat melarikan diri dari hadapan Tuhan, dari dalam perut ikan, Yunus menaikkan doanya. Ratapan, keluhan dan ucapan syukur, ia naikkan karena terluput dari kematian.
Sahabat, dalam ratapan yang ia naikkan, Yunus menyadari keberadaannya yang susah dan terbuang di dasar lautan, terkepung oleh arus air. Ia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan dirinya, namun ia berharap masih dapat melihat bait Allah (Ayat 2-6). Ia menyadari bahwa keselamatan yang ia terima berasal dari Tuhan semata (Ayat 9).
Yunus menyadari bahwa di mana pun dan dalam kondisi bagaimanapun, Allah pasti akan mendengarkan seruannya. Bagi Tuhan, tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni, dan tidak ada kesulitan hidup yang terlalu sulit. Inilah yang menjadi keyakinan Yunus sehingga ia berani menaikkan doa di hadapan Allah yang ia layani. Pada akhirnya, Tuhan membawa Yunus kepada panggilan-Nya.
Sahabat, dalam relasi dengan Tuhan, kita akan sungguh-sungguh mencari wajah-Nya ketika kita diperhadapkan pada persoalan yang sulit dan rumit, bahkan harus sampai pada pergumulan antara hidup dan mati. Dalam keadaan genting demikian, belas kasihan Tuhan tetap dicurahkan kepada kita umat pilihan-Nya.
Dalam kondisi bagaimanapun yang kita alami, datanglah kepada Tuhan lewat doa-doa kita. Tidak ada kesulitan yang terlalu sulit untuk diselesaikan-Nya. Tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga Ia tidak dapat mengampuninya. Nikmatilah relasi dalam pengenalan kita akan Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang sahabat pahami tentang kesulitan?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika kita mengangkat tangan, itulah saatnya Allah turun tangan. (pg)