Miliki kehidupan yang bisa memberkati untuk waktu yang lama bahkan setelah kita tiada adalah BENAR-BENAR SESUATU. Sahabat, hidup kita di dunia memang singkat, namun kenangan yang kita wariskan akan hidup selamanya. Seperti apa kita dikenang orang, akan terbentuk dari sikap dan cara hidup kita, keputusan-keputusan yang kita ambil, karya-karya yang kita hasilkan dan seberapa besar kita memberi dampak kepada hidup orang lain.
Sahabat, seperti apa kita dikenang akan sangat tergantung dari perilaku, keputusan, karya dan perbuatan kita di masa hidup. Kenangan akan kita bisa terus memberkati orang lain, tapi sebaliknya bisa pula “membusuk” di ingatan orang lain. Amsal Salomo berkata “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.” (Amsal 10:7).
Ada orang yang dikenang sebagai pribadi yang ramah, murah hati, setia kawan, sangat bersahabat, humoris, pintar, rajin dan sebagainya. Sebaliknya tidak sedikit pula orang yang terlupakan oleh waktu, atau bahkan dikenang sebagai sesuatu yang negatif, seperti koruptor, pemarah, ringan tangan, suka mengutuki orang lain, penipu, orang tidak tahu sopan, oportunis tulen dan sebagainya.
Kita tentu rindu untuk meninggalkan kenangan yang baik bagi sesama kita. Tentu saja, bukan supaya mereka mengingat bahwa diri kita orang yang baik, melainkan supaya mereka dapat melihat kebaikan Tuhan. Melalui kebaikan-kebaikan kita, kiranya orang-orang di sekeliling kita bisa bersyukur dan melihat kasih Tuhan. Sebaliknya pula, kiranya kita senantiasa menyimpan kenangan tentang kebaikan hati sahabat-sahabat kita.
Sahabat, menjadi seseorang yang diingat oleh orang lain karena kenangan yang baik ternyata sungguh indah, tak terkecuali bagi jemaat di Filipi. Maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Filipi 1:3-11. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah apa yang dikenang oleh Rasul Paulus tentang jemaat di Filipi dan apa doa Paulus untuk jemaat tersebut. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati.