PERSEMBAHKAN yang TERBAIK

PERSEMBAHKAN yang TERBAIK

Pada waktu ulang tahun pernikahan ke-50 Bapak Andreas Christanday dengan Ibu Maria Susilowati pada 22 Maret 2022, kami berusaha membuat kartu ucapan untuk mereka yang apik, menarik, ada sentuhan personal, dan mempunyai makna yang dalam. Mengingat Pak Andreas dan Bu Maria menjadi teladan dan panutan kami. Kami ingin memberikan yang terbaik di momen ulang tahun pernikahan emas mereka.

Kalau untuk orang yang kita hormati saja kita berusaha memberikan yang terbaik, apalagi untuk Tuhan. Kita wajib mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Karena itu  Hukum Taurat mengatur persembahan kepada Tuhan begitu detail.

Untuk lebih memahami topik tentang: “PERSEMBAHAN yang TERBAIK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 28:1-15. Sahabat, pemberian seperti apa yang diperkenan Allah? Pernahkah kita memikirkannya? Dalam ibadah kepada Allah, bangsa Israel memiliki berbagai aturan yang berkaitan dengan kurban. Kitab Bilangan  28-29 memuat peraturan untuk kurban yang harus dipersembahkan umat di Tanah Perjanjian.

Kurban tersebut dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pertama, kurban umum berupa kurban makanan yang setiap pagi dan sore hari harus dipersembahkan kepada Allah (ayat 2-8). Kedua, kurban pada hari Sabat yang dipersembahkan tiap minggu dalam ibadah kepada Allah (ayat 9-10). Ketiga, kurban pada pesta bulan baru yang dipersembahkan tiap bulan pertama dalam menyambut tahun baru (ayat 11-14).

Ketiga kurban tersebut melibatkan kurban bakaran (domba jantan, lembu jantan, dan domba yang tak bercela); kurban sajian (tepung yang terbaik); serta kurban curahan (minuman yang memabukkan atau anggur). Semuanya harus dicurahkan di tempat yang kudus bagi Tuhan.

Kurban seperti itulah yang disebut sebagai kurban api-apian/bakaran yang baunya menyenangkan Tuhan (Ayat 2, 13). Bangsa Israel tidak boleh mempersembahkan hal-hal yang lain. Apa yang disajikan ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki persembahan yang terbaik dari umat-Nya.

Sahabat, sekalipun kita tidak lagi mengadakan kurban seperti bangsa Israel, kita perlu melihat persembahan kita selama ini. Sudahkah kita memberikan yang terbaik kepada Allah? Ataukah, kita hanya memberikan sisa-sisa atau ala kadarnya bagi Allah?

Allah telah memberikan banyak berkat kepada kita, dari anugerah keselamatan hingga berkat pemeliharaan tiap hari. Dibandingkan dengan pemberian Allah, tidak ada yang terlalu besar untuk dipersembahkankan kepada Allah.

Sahabat, saat ini, kita tidak perlu lagi mempersembahkan binatang karena Yesus Kristus telah menjadi kurban tebusan yang membebaskan kita dari segala dosa. Namun Rasul Paulus mengajar kita supaya memberikan diri sebagai  persembahan bagi Tuhan. Persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenan kepada-Nya (Roma 12:1).

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagaimana Sahabat memaknai pesan Rasul Paulus dalam Roma 12:1 tersebut? Selamat sejenak merenung. Ingatlah, kualitas persembahan kita menunjukkan besarnya rasa hormat kita kepada Tuhan. (pg)

Renungan Lainnya