Memiliki MATA IMAN

Memiliki MATA IMAN

Hidup memang tidak akan mungkin tanpa masalah. Masalah akan senantiasa ada dalam sepanjang  perjalanan kehidupan kita. Semoga kita meiliki mata iman bahwa ada Tuhan yang menyertai kita, dan Tuhan jauh lebih besar daripada segala pergumulan dan permasalahan yang kita hadapi. Kita harus terus melatih diri  untuk melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, karena hanya dengan hidup bersama dengan-Nya  kita akan mampu menghadapi masalah dengan ketenangan dan kepasrahan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13).

Sahabat, mari bersama dengan Pemazmur kita berdoa,  “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” (Mazmur 119:18). Sesungguhnya Roh Kudus siap menyingkapkan segalanya, memberi hikmat bagi kita untuk mengetahui rencana Tuhan dalam hidup kita, memungkinkan kita melihat dengan jelas lewat mata iman dan karenanya kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hari depan.

Untuk lebih mendalami topik tentang “Memiliki mata iman”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 6:8-23.  Latar belakang dari perikop yang sedang kita renungkan adalah tentang peperangan antara bangsa Israel dan bangsa Aram (atau Siria, sekarang Suriah), yang sudah berlangsung cukup lama. Raja Ahab terbunuh dalam peperangan antar dua bangsa ini. Pada pemerintahan anaknya, Yoram, peperangan ini masih berlangsung.

Saat itu raja negeri Aram menyusun strategi untuk melawan bangsa Israel. Namun setiap kali, strategi rahasia tersebut terbongkar. Akibatnya, berkali-kali pula penyerangan gagal. Setelah diberitahukan, bahwa yang membongkar setiap strategi rahasia tersebut adalah Elisa, sang abdi Allah, maka marahlah raja negeri Aram (ayat 12). Semula peperangan itu antara bangsa Aram dan bangsa Israel, tetapi kemudian berubah menjadi bangsa Aram melawan Elisa. Elisa menjadi satu-satunya “sasaran tembak” dari bangsa Aram. Hanya untuk melawan  seorang, raja negeri Aram mengirim “kuda serta kereta dan tentara yang besar”.

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut:

  1. Apa yang dilihat oleh bujang Elisa di pagi hari itu dan apa yang dikatakan oleh bujang tersebut kepada Elisa? (Ayat 14-15)
  2. Lalu apa jawaban Elisa kepada bujangnya? (Ayat 16)
  3. Apa yang Elisa doakan untuk bujangnya? (Ayat 17)
  4. Tolong ceritakan secara singkat (paling banyak 300 kata) dengan bahasamu sendiri bagaimana caranya Elisa yang hanya seorang diri dapat mengalahkan tentara Kerajaan Aram yang berjumlah banyak, tanpa ada pertumpahan darah (ayat  18-23).

Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya